Sang Pembantai Naga

120 11 3
                                    

"Ini mungkin ide yang buruk, tapi satu-satunya cara untuk mendapatkan tanaman itu adalah dengan melawan naga itu," kata Tarzan sambil melihat ke arah kami.
"Apa tak bisa menunggu dia pergi?" Jawab Luna. 
"Naga terkenal punya waktu tidur yang lama, mereka bisa tidur selama seminggu penuh jika sudah makan," jawab Tarzan. 
"Baiklah!! Ayo bunuh naga hari ini!" Kata Eza sangat bersemangat.
"Heh, naga ya, lawan yang cukup menantang," kataku sambil menaruh kapak di pundakku. 

Bahaya dan tantangan, itu satu-satunya hal yang membawa Aku dan Eza naik ke atas kapal Bluesea, dan berakhir masuk ke dalam hutan Sumatera yang penuh hewan buas. Bagi kami berdua, semakin berbahaya, maka  akan semakin menarik. Luna dan Tarzan memandang kami dengan tatapan bertekad. 

"Baiklah, aku ikut, akan kulakukan apapun demi menyembuhkan Ayahku!" Luna bertekad.
"Kekuatan alam akan mengalahkan naga itu!" Tarzan ikut bersemangat. 
"Baiklah, tapi sebelum itu, kita butuh rencana," usulku kepada mereka. 

Bagaimana rencana terbaik untuk mengalahkan naga, kami harus memanfaatkan semuanya, dataran tinggi, akar pohon, Snow, semuanya pasti akan membantu. Kami memfokuskan pikiran, menyusun rencana demi rencana, Luna mengusulkan bahwa dia akan berada di dataran tinggi untuk memanah naga itu, ide yang bagus, Luna bisa dengan mudah memanah jika sedang berada di tempat yang tinggi. Tarzan akan membuat perangkap raksasa dengan pohon dan akar-akarnya, kalau berbicara tentang itu, dia yang paling tahu dan ahli tentang perangkap. Aku akan melawan naga itu dari bawah bersama Snow dan menargetkan kakinya, dan yang terakhir, Eza akan melawan naga itu dari atas. 

"Aku akan butuh waktu untuk membuat perangkap, kita harus bermalam di sini untuk malam ini," kata Tarzan kepada kami. 
"Baiklah, kita akan menyerangnya jika semua rencana sudah siap," jawabku.
"Aku butuh perisai, bisakah kau membuatnya, Tarzan?" Tanya Eza. 
"Dan juga anak panah yang banyak untukku," sambung Luna. 
"Baiklah, aku butuh kalian untuk mengumpulkan pohon dan akar beringin sebanyak mungkin, aku akan pergi ke gua untuk mencari bahan membuat perisai," perintah Tarzan kepada kami. 

Kami sangat beruntung bertemu dengan Tarzan di hutan ini, kalau tidak, tak akan mungkin kami punya kesempatan untuk mengalahkan seekor naga. 

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

3 hari telah berlalu sejak kami menyusun rencana untuk mengalahkan naga, hari ini semua perlengkapan telah selesai. Tarzan membuat banyak anak panah dari pohon yang kami kumpulkan, dia bahkan membuat anak panah itu bisa meledak saat mengenai target. Tarzan juga membuat perisai permintaan Eza, dia juga membuat pelindung kepala dan baju zirah untuknya, sekarang Eza sudah terlihat seperti ksatria sungguhan. Dan yang terakhir, jebakan raksasa buatan Tarzan, dia sangat berani, mulai kemarin dia sudah mengendap-endap mendekati naga dan menaruh jebakan satu persatu di dekat naga itu.

"Kalian siap?," Tanyaku sambil meraih kapakku.
"Siap!" Jawab Tarzan sambil menghentakkan tombaknya ke tanah.
"Siap!!" Luna mengambil anak panah dari punggungnya.
"Siappp!!" Eza menusuk pedangnya ke langit.
"Wufff!!!" Snow memperlihatkan gigi taringnya.

Kami segera ke posisi masing-masing, Luna beranjak pergi ke dataran tinggi. Aku menaiki Snow, berada di atas punggungnya, berlari ke arah sang naga. Tarzan mempersiapkan jebakan untuk naga, dan Eza naik ke dataran tinggi untuk melompat ke atas naga itu. 

"Siaaaapp!! Bangunkan sang naga!!"

Aku berlari bersama Snow dengan kecepatan penuh, mengarahkan kapakku ke arah leher sang naga . Kena! Walaupun hanya luka kecil, aku berhasil menggoreskan luka ke leher naga. Naga itu bangun dan berteriak!

"ROOOOOAAAAARRRRRRRRR!" Api keluar dari mulutnya. 

"Luna! Tembak!!"

Luna menembakkan anak panahnya ke arah naga, berusaha untuk mengenai mata naga itu. Satu panah saja tak akan cukup untuk membutakan naga itu, setidaknya akan perlu 50 anak panah untuk membutakan satu matanya. 

Naga itu melihat dan mengejar ke arahku, aku segera mengarahkan Snow ke arah jebakan Tarzan. Sekarang! Waktunya menjebak kaki naga! 

"Tarzan!! Bersiaplah!!"
"Serahkan padaku!!!"

Tarzan menarik jebakannya, tepat sasaran! Kaki naga itu sekarang tersangkut di jebakan raksasa, jebakan itu memang tak mematikan, tujuan utamanya adalah mencegah sang naga bergerak bebas, bisa sangat berbahaya kalau naga itu terbang dan menyerang kami, kami harus membatasi pergerakannya!

"ROOOOOAAAAARRRRR!" Naga itu kembali menyemburkan apinya. 

Eza berhadapan langsung dengan sang naga, baju besi dan perisainya menahan semburan api naga itu. Pemandangan yang sangat menakjubkan, seorang manusia berhadapan langsung dengan naga, mata mereka saling bertemu, kepala dengan kepala! Naga itu membuka mulutnya lebar-lebar, mencoba untuk memakan Eza, tebasan pedang dari Eza membuat kepala naga itu terpental, kekuatan mereka seimbang! Kepala naga yang kira-kira sebesar kapal Bluesea bahkan terpental dengan tebasan pedang Eza. Sekarang saatnya, aku harus menebas kaki naga itu, Snow melaju dengan kecepatan penuh, ku ayunkan kapakku, menebas kaki naga itu dengan kekuatan penuh.

"ROOOOOOAAAAARRR!"

Tubuh tertentu di naga itu mulai berdarah-darah, terutama kaki dan kepalanya, Eza tak henti-hentinya menebaskan pedangnya pada kepala sang naga, menahan serangan-serangan naga itu sekuat tenaganya. Merasakan sakit di kakinya, naga itu beralih perhatian kepadaku, pandangannya menatap ke arahku.

"Brukkk!!"

Aku terkena tendangannya, langit tiba-tiba menjadi gelap karena tertutup kaki sang naga, kakinya berada di atasku, bersiap untuk menginjakku menjadi lempengan yang menyatu ke bumi. 

"Jerrrrrryyy!!!" Eza kembali mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, di posisinya yang sekarang, dia hanya bisa menyerang sayap sang naga. 
"Jerrryyy, tidak, menghindarlah!!" Luna terus menembakkan panahnya, mengarahkannya tepat ke kepala sang naga, berusaha untuk menyelamatkanku. 
"Jerryy, lari dari sanaa!" Aku bisa mendengar suara Tarzan yang sedang memegang jebakan dari kejauhan. 

Apakah ini akhirnya, apakah aku akan mati di sini. Mati diinjak oleh naga, Well, itu cukup keren.

Kaki naga itu semakin dekat ke arahku, badanku kaku, tak bisa bergerak karena tendangan sang naga. Aku memejamkan mataku, bersiap merima kematianku. 

"Wuuuuuufff!!"

Aku selamat! Snow berlari ke arahku dan menarik bajuku dengan giginya. Aku kembali melihat air mata membasahi pipi Luna. Tangannya masih tak berhenti menembakkan anak panah ke arah naga itu.

Aku tak meninggalkanmu Luna, tak akan, jangan menangis lagi.

Tatapan mata Eza berubah, penuh dengan amarah, dia melompat, menyerang kepala naga itu. Aku belum pernah melihat Eza seperti ini sebelumnya, penuh kemarahan, berubah menjadi seperti monster yang tak terkendali. Dia mengayunkan pedangnya dengan sangat kuat, berkali-kali, tanpa henti, seakan ada energi tak terbatas pada dirinya, setelah serangan bertubi-tubi, naga itu terhempas ke tanah! 

"JANGAN ... LUKAI ... TEMANKU!"

Eza melompat ke atas kepala naga itu. Mengangkat pedangnya sangat tinggi, menusukkan pedangnya ke dalam kepala sang naga. Tembus, kepala naga itu tembus oleh pedang Eza! 

"Rooooaarrr...."

Naga itu rebah ke tanah, badannya lemas tak bernyawa. Hari ini, aku menyaksikan seorang dragonslayer,  yang dengan gagah membunuh naga dengan pedangnya. Eza the dragonslayer.

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Picture by Dark Souls

Legend of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang