10. Harapan (Palsu)

48 5 0
                                    


Ya, aku akan memberi hadiah ulang tahun special untuk Fasya. Pasti dia akan senang kalau aku berikan dress yang aku desain sendiri. Kalau aku mengukur tubuh Fasya pasti dia akan mengetahui apa yang akan aku berikan kepadanya. Maka dari itu aku mengajak Rasya bertemu untuk mengukur tubuhnya. Karena tubuh Rasya dan Fasya hampir sama. Bedanya Rasya lebih tinggi sekitar 4cm dari Fasya. Yep, ayo bekerja keras Alex waktumu hanya 1 minggu.

...

Rasya POV

Ini adalah waktu yang aku nanti-nanti. Saat aku menginjak kelas 1 SMP, Alex lah satu-satunya sahabatku. Kami selalu belajar bersama, bermain bersama bahkan sesekali ia bermain ke rumahku dan mendapatkan uang jajan dari orang tuaku. Nasibnya yang malang membuat kedua orang tuaku kasihan padanya. Tetapi saat kenaikan kelas, aku pindah ke luar kota. Tepatnya ke kota tempat tinggal nenek ku.

Aku dan Fasya tidak satu sekolah saat kelas 1 SMP. Fasya tidak bisa jauh dari nenek ku. Sedangkan ayahku harus dinas di luar kota. Maka dari itu aku dan ibuku ikut dengan ayah pindah ke luar kota. Tetapi saat kelas 2 SMP kami kembali ke rumah nenek ku dan aku pun sekolah di sekolah yang sama dengan Fasya.

Namun, perpisahanku dengan Alex saat SMP tidak terlalu baik. Aku hanya mengirimnya sepucuk surat. Ntah bagaimana kehidupannya setelah aku pergi. Waktu itu pun aku sangat berat meninggalkan Alex. Alex adalah cinta pertamaku. Aku harus berpisah dengan cinta pertamaku dan itu sangat berat bagiku. Tapi mau tidak mau aku memaksakan diriku untuk melupakan Alex walaupun sedikit demi sedikit.

Mungkin takdir masih berpihak padaku. Setelah 11 tahun berpisah, aku dan Alex kembali bertemu lagi. Tapi ntah kenapa aku merasa ada yang berubah dengan Alex. Alex terlihat tidak mengenaliku. Ia juga memiliki penyakit kejiwaan. Apa dia menjalani kehidupan yang sangat berat setelah aku meninggalkannya ?

...

Alex POV

"Ngomong-ngomong kenapa kau bisa tahu alamat rumahku ?" tanya Rasya.

"Fasya yang memberitahuku. Untuk kepentingan konseling." Jawabku.

Maaf Rasya aku harus berbohong padamu, sebenarnya aku tahu alamat rumahmu karena waktu itu aku pernah mengantar Fasya saat larut malam. Aku tidak mungkin memberitahumu tentang itu. Maafkan aku.

"Sepertinya kau dan Fasya sudah sangat dekat ya. Oh iya Lex sebenarnya kita mau kemana ? " ujar Rasya.

"Lihat saja nanti, pasti kau akan terkejut." jawabku tersenyum.

"Ahh Lex kamu memang jagonya membuatku penasaran." ujar Rasya sambil menggoyang lembut bahuku.

Eh tunggu. Rasanya dulu bahuku sering digoyangkan seperti itu oleh seseorang. Tapi oleh siapa ? Apa mungkin ibuku ? Tapi sepertinya bukan. Lalu siapa yang sering melakukan ini padaku ?

"Lex jangan melamun. Kau sedang menyetir berbahaya kalau kau melamun." ujar Rasya membangunkanku dari lamunan.

"Oh ya maaf Rasya tiba-tiba aku teringat sesuatu. Apa kita bisa kepinggir dulu ? Aku akan membeli minum di Minimarket." jawabku.

"Ya tentu." ujar Rasya.

Tak lama aku pun memberhentikan mobilku tepat di depan Minimarket. Aku membeli beberapa minuman untuk menenangkan pikiranku.

"Kau baik-baik saja ?" tanya Rasya.

Aku mengangguk.

"Wajahmu tidak terlihat baik-baik saja. Apa sebaiknya kau pulang saja ?" ujar Rasya.

"Tidak, aku baik-baik saja kok. Kau tidak usah khawatir. Ayo kita jalan lagi." Jawabku.

...

"Kau membawaku ke butikmu ? Ah aku tidak percaya ini." Ujar Rasya.

"Aku benar kan, kau pasti terkejut saat sampai disini. Ayo ikut aku ke ruang kerjaku." Ujarku.

"Baiklah." Jawab Rasya dengan anggukan yang pasti.

...

"Maaf tapi bisa kau buka cardigan mu ? Aku akan mengukur tubuhmu." ujarku.

"Eh untuk apa kau mengukurku ? " tanya Rasya bingung.

"Untuk apa lagi kalau bukan untuk ukuran baju." jawabku.

"Kau akan membuat baju ? Untukku ?" tanya Rasya dengan raut wajah senang.

Aku tersenyum.

"Baiklah mari kita mulai mengukur." jawab Rasya semangat.

...

"Sebelum pulang apa kau tidak akan melihat lihat baju-baju yang ada di butik ku ?" tanyaku.

"Sebenarnya aku ingin tapi aku tidak membawa banyak uang sekarang. Harga baju-baju ini pasti mahal karena di desain sendiri oleh desainer terkenal yaitu kau." jawab Rasya.

Aku tertawa. "Hei ayolah tidak usah memujiku seperti itu. Ayo pilih saja 2 pakaian yang kau suka, kau bisa membawanya pulang tanpa harus membayar." Ujarku.

"Lex aku tidak mau menerima tawaranmu itu." Jawab Rasya.

"Kenapa?" tanyaku.

"Ya pokoknya tidak saja, aku tidak mau." Jawab Rasya.

Rasya POV

Aku tidak mau menerima tawaran Alex, karena baju yang di desain Alex dengan ukuran tubuhku adalah hadiah terbaik. Aku hanya tinggal menunggu 1 minggu lagi agar aku bisa mendapatkan baju itu.


~1 minggu kemudian~

"Selamat ulang tahun adikku ! Kau sudah tua ya. 25 tahun. Ayo cepat cari pacar, sudah setua ini kau belum punya pacar." ujarku.

"Selamat ulang tahun juga kak. Hey kau juga 25 tahun. Jangan meremehkan aku yah, aku sedang dekat dengan seorang pria." jawab Fasya.

*PAKEETT*

"Pagi-pagi sudah ada paket. Tunggu ya aku saja yang ambil." Ujarku sambil berjalan menuju pintu.

...

"Ini paketmu Fas. Kau membeli apa ?" tanyaku.

"Aku tidak membeli apapun. Coba kita buka saja." jawab Fasya.

"Dress ? Apa itu hadiah ulang tahun ? Siapa pengirimnya ? " tanyaku penasaran.

"Pengirimnya adalah orang yang sedang dekat denganku. Aahh dia romantis sekali." jawab Fasya sambil memeluk dress itu.

"Siapa diaa? Ayo beritahu kakakmu ini." tanyaku semakin penasaran.

"Alex. Alex Rover." 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang