Orang Asing

2.2K 259 7
                                        

Lee bersaudara merasa kaget dan bingung dengan maksud dari perkataan pria yang baru saja mereka temui.

"Apa maksud anda? Anda ini siapa?" Tanya Donghae dengan sedikit emosi.
"Aku adalah paman Jung, sahabat ayah kalian. Aku minta maaf, seharusnya setelah menerima telfon dari ayah kalian aku langsung datang kemari. Aku benar-benar teman yang tak berguna."

"Jadi dia adalah orang yang ditelf ayah kemarin." Batin Donghae dan Amber.

Setelah Amber, Donghae dan paman Jung mengurus segala keperluan administrasi Ayah Lee, mereka bertiga berkumpul di taman RS.

"Minumlah ini" Paman Jung memberikan dua gelas teh hangat yang baru saja ia beli kepada Donghae dan Amber, kemudian dia duduk sebelah kanan Amber dan mengusap lembut kepalanya.
"Terimakasih paman"
"Iya Amber."

"Jadi, apa maksud dari perkataan anda tadi? Kenapa kami harus ikut dengan anda?" Tanya Donghae

"Nak, aku tahu ini terlihat aneh. Bagi kalian aku adalah orang asing, tapi sebenarnya tidak. Aku dan ayah kalian sudah berteman sejak kecil, tumbuh dan mewujudkan mimpi bersama-sama. Tidak ada yang tidak aku ketahui darinya, begitu pula dengan ayah kalian. Tidak mungkin aku meninggalkan kalian berdua sendirian di LA tanpa perlindingan dari orang dewasa, lagi pula ... " Kata-kata paman Jung terhenti.
"Lagipula apa?" Tanya Donghae penasaran.

"Amber, maukah kau menolong paman untuk membuang sampah ini?"
"Eung?? Baiklah paman" Amber mengikuti perintah paman Jung, dia merasakan ada yang aneh.
"Kenapa aku seakan-akan merasa diusir. Apa yang dia coba sembunyikan dariku?? Kenapa aku tidak boleh mendengarnya juga" Batin Amber meninggalkan kedua pria yang terlihat sangat serius.

"Donghae, sebenarnya ... "

• • • • •

"Hyung..."
"Hmm..."
"Apakah kita benar-benar harus pergi? Aku tidak ingin jauh dari ayah dan ibu." Rengek Amber.
"Amber, kita harus pergi. Suatu saat kita pasti akan kembali lagi kesini, karena ada urusan yang harus kita selesaikan."
"Eung.? Urusan apa itu hyung?" Tanya Amber penasaran.
"Suatu saat kau pasti akan tau."
"Eung.. Baiklah." Sebenarnya Amber merasa tidak puas dengan jawaban Donghae, tapi apa daya. Hyung-nya merupakan tipe orang yang sangat kaku. Sekali tidak berarti tidak, percuma jika dia memaksa hyung-nya untuk berbicara, itu sama saja dengan dia mencoba untuk merobohkan dinding beton dengan kedua tangannya. Tak akan mbuahkan hasil.

Donghae melihat Amber dengan sangat tajam.
"Hyung, jangan melihatku seperti itu. Kau membuatku merasa sangat aneh." Protes Amber pada hyung-nya.

"Amber, kau harus tahu satu hal. Apapun yang terjadi, aku sangat menyayangimu. Kau adalah adikku, dan tidak ada yang bisa merubah hal itu. Kau mengerti" Donghae jongkok menyelaraskan tingginya dengan Amber dan menatap dalam pada mata Amber.
Amber merasa aneh dengan sikap hyung-nya.
"Hyung, kemarin... apa yang dikatakan paman Jung kepadamu?? Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Asal kau tahu, aku tidak seperti anak usia 8 tahun pada umumnya. Katakan padaku hyung" Pinta Amber pada Donghae.
"Tidak sekarang Amber.. Nanti.. Suatu saat aku akan mengatakannya padamu." Donghae memeluk adik kesayanganya itu dengan erat.
"Hyung..." Amber merasa sedih dan bingung dengan sikap Donghae.

• • • • •

Donghae dan Amber mengikuti perintah paman Jung untuk segera berkemas karena besok mereka akan meninggalkan LA menuju Korea.

"Kalian kenapa? Kenapa wajah kalian murung seperti itu?" Tanya paman Jung menghampiri Lee bross yang sedang mengemasi baju mereka kedalam koper masing-masing.
"Paman, apakah korea itu jauh? Kenapa kita harus kesana? Tidak bisakah kita tinggal disini? Tanya Amber menghampiri paman Jung yang duduk di meja belajar miliknya.

"Amber, tenanglah.. Korea itu sama asiknya dengan disini, kau akan menemukan banyak teman disana, hemm..."
"Benarkah?? Tapi..."
"Iya, paman jamin itu. Oh iya, paman mempunyai seorang anak perempuan yang seusia denganmu. Paman yakin kalian berdua akan menjadi teman baik." Paman Jung mengelus lembut kepala Amber.

"Apakah tidak apa-apa jika kami ikut paman ke Korea? Bagimana dengan keluarga paman? Apa mereka mau menerima kami?" Kin Donghae yang bersuara.
"Tidak apa-apa, istriku sangat senang jika kalian bisa tinggal dengan kami, sebenarnya kemarin dia juga ingin ikut kemari, tapi jika dia ikut siapa yang alan menjaga putri kami." Paman Jung meyakinkan Donghae.
"Tenanglah, kita sekarang keluarga. Yang perlu kalian lakukan hanyalah belajar dengan giat dan kembali bersemangat, mengerti." Lanjut paman Jung kemudian menepuk punggung Donghae dan Amber.

• • • • •

Keesokan harinya Donghae, Amber dan paman Jung pergi mengunjungi makam Ayah dan Ibu Lee untuk berpamitan.

Donghae hanya diam menatap pilu ke arah dua nisan dengan tulisan nama kedua orang tua mereka diatasnya.

"Ayah, ibu.. hyung dan aku akan ikut paman Jung ke Korea. Nanti kalau aku sudah besar dan mempunyai uang yang banyak seperti paman Jung aku dan hyung akan mengunjungi kalian. Jadi tunggulah kami dan jaga diri kalian baik-baik selama kami pergi. Aku mencintai kalian."
Amber yang sedari tadi mencoba menahan tangisnya pun tak tahan lagi. Dia kemudian meletakkan dua tangkai bunga yang sedari tadi ia peluk dengan rapat di atas pusara kedua orang terkasihnya.

Donghae menghampiri dan memeluk Amber yang terlihat sangat sedih dengan air mata yang membanjiri wajah mungilnya.

"Ayah, ibu.. Aku dan Amber akan memastikannya.. Mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal." Batin Donghae dengan sorotan mata penuh amarah.

"Aku akan menjaga mereka, kalian jangan khawatir dan beristirahatlah dengan tenang" Batin paman Jung dengan hati yang sangat pedih.

~~~~~ || ~~~~~

You're My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang