BAB XVIII : MASTER MAHAN

1K 79 7
                                    

"Dalam hati kecilku aku tahu bahwa manusia tidak pantas diterapkan dalam skala nilai. Manusia tidak akan bahagia dibegitukan. Skala penilaian akan menghasilkan manusia super dan manusia pecundang.”

Ayu Utami, Pengakuan: Eks Parasit Lajang

Alam Semesta Kasha, Saakhbatar, Pegunungan Valdai Opal.

Belum juga tiga jam Kaspar tidur di yurt ini, ia sudah diganggu oleh panggilan Nandi via benggalanya. Benggala itu memancarkan aura panas yang membangunkannya dari pulau mimpi. Dengan sedikit kesal ia menjawab panggilan Nandi dan dia dibuat nyaris terjungkal dari tempat tidurnya ketika Nandi mengatakan bahwa ia hendak mencari Saklas. Dia sudah gila – begitu Kaspar berpikir, tapi mengingat Nandi sudah memberikan banyak kejutan pada dirinya, ia berpikir mungkin saja pemuda itu akan berhasil.

Ia sempat menyatakan bahwa pemuda itu sama sekali tidak diharapkan mampu melawan Agara, nyatanya ia menang. Ia sempat berpikir bahwa pemuda itu selamanya akan berada di neraka, tapi akhirnya ia mampu kembali ke dunia orang hidup. Ia tak pernah menyangka bahwa Nandi mampu mengimbangi Helmut, namun itu terjadi. Nandi seolah-olah terus-menerus diselamatkan oleh sebuah kekuatan yang lebih besar daripada yang mereka ketahui. Dan tentang orang-orang yang seperti ini ibunya pernah berkata : Mereka yang terus-menerus selamat dari bahaya, mungkin saja ditakdirkan untuk melakukan sesuatu yang besar.

Sesuatu apa yang akan dilakukan Nandi? Apakah sesuatu yang lebih besar daripada kami semua? Kalau ya, apakah itu? Benak Kaspar penuh dengan aneka pertanyaan.

Suara sebuah bel yang biasa dikenakan pada leher ternak bergemerincing di depan tenda yurt Kaspar. Kaspar pun langsung tersentak bangun dan berjalan ke depan yurt. Di sana ia dapati Urok – Sang Tetua – berdiri di depan yurtnya sembari menggenggam sebuah bel yang mirip bel ternak. Tak ada orang lain yang bersama-sama dengannya, hanya dia seorang. Penduduk yang lain masih tertidur, bahkan penduduk yang bertugas jaga malam pun tampak tertidur lelap sambil berdiri.

“Kau harus ikut aku, Kaspar. Burkhan Khaldun telah menampakkan diri padaku dan mengatakan bahwa bahaya tengah mendekati tempat ini. Aku harus mengantarkanmu kepada Bai Ulgan sesegera mungkin.”

“Burkan Khaldun? Siapa dia?”

“Ia adalah penjaga pegunungan ini. Ia juga yang menjaga desa kami dari para perampok yang mengambil rupa prajurit kekaisaran. Tapi bahaya yang datang kali ini tak sanggup ia lawan sendirian. Ia butuh bantuan Bai Ulgan dan yang lainnya. Ayo!” Urok segera membalikkan badan dan berjalan cepat keluar dari desa. Kaspar yang mengikutinya dari belakang langsung kagum pada stamina kakek tua itu karena kecepatan jalan kakek itu layaknya seorang pria yang masih berusia empat puluhan saja.

*****

Urok membawa Kaspar ke sebuah dinding cadas yang di dalamnya ada sebuah jalan rahasia. Dengan satu tekanan pada sebuah batu, dinding itu bergeser dan menunjukkan sebuah jalan rahasia yang pengap dan gelap. Urok berjalan lebih dahulu dengan lentera di tangannya. Kaspar langsung bertanya-tanya, di mana jalan ini akan berujung?

Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka keluar di sebuah lembah yang penuh dengan rumput hijau. Bagian atas lembah itu penuh dengan kabut putih yang menghalangi pandangan Kaspar. Urok langsung meletakkan lenteranya di tengah area itu lalu menatap langit sambil mengucapkan kata-kata yang asing di telinga Kaspar secara lirih.

Lima detik kemudian terdengar suara embikan domba, sekumpulan domba jika pendengaran Kaspar tidak menipu. Kaspar langsung membalikkan badannya dan melihat bahwa kabut yang mengelilingi lembah itu mulai menipis. Ia terkesima ketika tahu bahwa lembah itu ternyata lebih luas daripada yang ia sangka sebelumnya.

Contra Mundi III - Master MahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang