When it gets hard
I get a little stonger now
I get a little braver now-New Empire-
Rara duduk santai diruang makan sambil mengunyah roti selainya, sesekali menyeruput susu hangat yang Bi Lilis siapkan.
“Ra.. Alen udah didepan nih!” Seru mama dari ruang tengah.
“Uhuukk..uhuuuk!” Rara menenggak setengah susu hangatnya.
Terdengar hentakan kaki yang mendekatinya. Rara melirik kearah sumber suara dengan wajah cemberut.
“Buruan sayang..” ucap mamanya sambil menggelengkan kepala, melihat sisa roti ditangan Rara tak kunjung habis.
“Mahh.. kok ada Alen siiihh..” Rara memprotes.
Alen gamungkin gabilang Rara dulu kalo mau kerumah atau jemput dia biar bareng kesekolah.
“Ini pasti mama!” Serunya dalam hati.
“Ya gapapa dong sayang..”
“Mahh.. Rara tuh gamau ngerepotin Alen terus. Kesannya Rara manja banget kesekolah aja harus dijemput, ini pasti mama kan yang suruh dia dateng” Tukas Rara.
“Loohh..lohh kok jadi nuduh mama? Rara sayang, Alen itu khawatir semenjak kejadian kemaren, makanya dia mau jagain kamu, bukan mama yang suruh dia dateng” Mama menjelaskan dengan nada pembelaan.
Rara menghela napas panjang.
“Yaudah gih sana, entar terlambat loh” ucap mamanya lagi.
Rara mengangguk pelan dan meraih tasnya.
Dia berjalan menghampiri Alen diruang tengah.
Senyum kecil ketika Alen menyadari kedatangannya.“Berangkat?” Tanya Alen sambil persiapan bangkit dari tempat duduknya.
“Yuk” Jawab Rara, dan langsung melipir.
Alen mengikuti dari belakang dengan santai.
“Lo bawa mobil?” kata Rara heran melihat mobil Jeep Wrangler Level Red berwarna hitam metallic dengan haisan aksen merah yang terparkir didepan rumahnya.
“That’s what you see know” Alen mengangkat bahu.
“Yodah ah yoo.. lama deh” Lanjut Alen dengan berjalan mendahului Rara.
Rara ikut jalan setelahnya.
Alen membuka pintu mobilnya, tapi tertahan ketika melihat Rara yang tak kunjung masuk, malah diam didepan pintu mobilnya.
“Kenapa gamasuk?” Tanya Alen dengan dahi mengkerut.
“Len..” Ucap Rara melas.
“Lahh..lahh..kenapa melas banget tu muka” Tanya Alen khawatir sambil menutup kembali pintu mobilnya.
“Mmm.. lo ga akan bukain pintu gue? Kayak di pilem-pilem?” Kata Rara dengan nada sedih tapi diikuti dengan ekspresi wajah yang menahan tertawa.
“Jiji lo” Alen masuk kedalam mobil, tanpa menghiraukan omongan Rara.
Di luar Rara masih dengan tertawanya yang belum habis, tapi tak lama langsung masuk kedalam mobil dengan sisa tawanya.
Alen menghidupkan mesin mobilnya dan segera melaju.
“hahaha..” tawa Rara masih mengikuti dirinya diperjalanan.
Alen hanya diam dan sesekali melirik ke arah Rara yang nampak sangat bahagia, entah kesambet apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akar (Sebelum) Ranting
Teen FictionKadang kala.. Hidup mengharuskanku menangis tanpa sebab. Aku keliru dengan semua perkiraanku. Matahari tanpa sinar tak layak disebut matahari. Demikian juga aku, kupikir. Aku hanyalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung ke...