“Merindukanmu adalah kebenaran yang tak menyenangkan”
–Rara-Pukul 20.00.
Rara hanya berbaring diranjangnya, gerakannya terbatas, karena lututnya masih belum bisa diajak kompromi.Sangat bosan memang, tapi mau bagaimana?
Rara meraih laptopnya, dan menyalakannya.
Rara mengklik dengan asal, dia hanya bosan.
Tadinya, Rara memutuskan untuk bermain game “Nanny Mania”, game yang dulu sering Rara maini.
Tapi, sudah sejak lama semua game dilaptonya dia uninstall.Karena, ya begitulah.
Tanpa memandang layar, jarinya menekan banyak tombol secara acak satu persatu.
Dan tanpa sengaja, ketika mata Rara kembali kelayar, tampilannya masuk ke file rahasianya.
Ada 451 file, mulai dari foto, video, catatan suara, dan lainnya.
Rara mengklik foto pertama.
Disana tergambar wajah dua orang laki-laki dan perempuan yang terlihat sangat bahagia.
Yang satu adalah Rara, dan yang satu lagi ...
“Brengsek!” Rara berseru tak tahan, Rara menutup wajah dengan tangannya.
Telapak tangannya begitu lembab.
Semua kejadian kurang lebih satu tahun lalu seperti terputar kembali diingatannya.
Bodoh! Bagaimana bisa?
Rara sudah berusaha mati-matian menghilangkan semuanya.
Tapi sekarang? Hanya karena sebuah gambar, dalam sedetik ingatannya kembali.
“Hkss..hkss..hkss..” Rara mencoba menahan isakannya.
“Tok..tok..tok..” Spontan Rara melirik kearah sumber suara, yaitu pintu yang diketuk.
“Ra..? Udah tidur?” Itu suara mama.
Rara buru-buru menghapus air matanya, dan menutup laptopnya.
“Hks.. Belum ma” jawab Rara.
“Cekreek..” Mama masuk kekamarnya dan duduk diranjangnya.
“Gimana? Udah mendingan kakinya?” Kata mama halus.
Rara mengangguk dengan senyum kecil.
“Bagus deh” Mama tersenyum.
Mata Rara mencari sesuatu dibalik pintu, “dimana dia?” dalam hati Rara bertanya.
“Alen sudah pulang dari tadi, habis nganterin makan kamu dia pamit sama mama, dia bilang gak mau ganggu istirahat kamu, kamu keliatannya cape” Jawab mama.
“Mama tau aja Rara cari Alen” kata Rara sambil tertawa kecil.
“Iyalah, kamu sama dia udah temenan lama, mama tau setiap gerak-gerik kalian” Mama ikut tertawa.
Mama memandang wajah Rara dengan seksama.
“Kamu habis nangis sayang?” Tanya mama pelan sambil memegang pipi anaknya.
“Ng- ngga ma, tadi Rara abis nonton film, mata Rara jadi sakit, makanya agak berair” Jawab Rara mengeles.
“Maafin Rara mah, maaf rara ngebohong, Rara gamau mama ikut sedih kalo tau Rara inget semua yang dulu” Batin Rara.
“Ohh..”
“Mama seneng kalo kamu udah move on sayang..” ucap mama pelan dengan senyum yang menghiasi wajahnya, serta langsung membawa Rara kedalam pelukan.Melihat mamanya begitu senang dan bersyukur dengan pikiran bahwa Rara telah melupakan masa-lalunya, entah mengapa Rara tiba-tiba ingat semua yang Zahra bicarakan tentang hidupnya.
Bahwa “Alur kehidupan itu maju, bukan mundur atau campuran.”
Rara merasa sangat tersentuh dengan senyum dan pelukan mamanya.
“Yaudah sayang, kamu istirahat ya, besok kan sekolah” Mama melepaskan dekapannya dan bergegas keluar.
“Rara sayang, kamu harus tau, masih banyak diluar sana yang sayang tulus sama kamu. Jangan korbanin mereka semua karena masa-lalu kamu, mama percaya kamu bisa” Ucap mama sebelum benar-benar meninggalkan kamar Rara.
Semuanya benar, sangat benar.
Rara berubah semenjak kejadian itu, dan itu sangat menyakitkan baginya.“Gue harus balik lagi! Gue harus balik jadi Rara yang semua orang kenal!”
Okedeh! Ini Part terakhir dari bagian “Just A friend to you”
Tunggu part delapan ya! bakal aku post malam ini! caw!
Jangan lupa vote dan comment ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Akar (Sebelum) Ranting
Teen FictionKadang kala.. Hidup mengharuskanku menangis tanpa sebab. Aku keliru dengan semua perkiraanku. Matahari tanpa sinar tak layak disebut matahari. Demikian juga aku, kupikir. Aku hanyalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung ke...