I need someone in my life, who's gonna motivate me, not someone who is going to stress me out.
- Rara -Rara berjalan kekelas dengan santai.
"Gue bisa! Gue bisa!" Hatinya bersemangat.
Rara membuka sedikit senyum kecil permulaan.
Hari dimulai dari sekolah, dengan begitu bahagia, berawal dari dijemput Alen. Dia mulai mencoba kembali menjalin keakraban dengan teman-teman kelasnya, menyambut teman-temannya dikelas, dan memulai segala kegiatannya dengan penuh sukacita, seperti satu tahun lalu.
Gak gampang memang mencairkan kembali es yang terus didalam freezer,
mudah apabila es itu dikeluarkan dari zona bekunya dan diletakkan dibawah sinar matahari. Tapi hati Rara telah bertekad, walau tak mudah, niatnya akan menguatkan ketidakbiasaan Rara, menjadi wanita yang ramah seperti Rara pada tahun lalu.
Laboratorium biologi serasa begitu menyejukan, senyum Rara bertebaran.
Saat praktik biologi, Rara mencoba memberanikan diri menjadi ketua kelompok yang pada saat itu dibentuk, padahal yang biasanya jadi anggota aja dia sudah malas, tapi sekarang semua seakan seperti perlahan-lahan menggelindingi bola, terus berjalan, walaupun gak selamanya berada diatas, tapi dia tahu analogi dirinya sebagai bola itu tepat, karena memang gak ada manusia yang selalu ada diatas dan di zona kebahagiaan.
Sekarang Rara mulai kembali keduniannya yang lama, yang penuh akan cahaya.
Ya begitulah, setelah hujan lebat yang melanda alur kehidupanya, sekarang warna berkilau pelangi mulai menggantikan lahan yang termakan habis dilangit indah Rara.
Warna-warni penuh kilau.
Teman-temannya pun merasa kedatangan sosok ceria Rara kembali, yang paling merasakannya adalah Zahra.
Zahra terus memandangi senyum yang Rara ciptakan ketika menjelaskan tentang beberapa larutan penguji praktikum didepan, seolah guru."Syukur deh, Rara gue balik" batin Zahra begitu bahagia.
Semua berlangsung sampai memasuki minggu yang pertama dimana Rara kembali menjadi dirinya, ya walaupun perubahannya sejauh ini hanya ia tunjukan kepada teman-teman kelasnya, sementara diluar kelas, Rara masih canggung, dia bingung harus memulai semuanya dari mana.
Tapi tak apalah, perubahan sedikit demi sedikit pun akan membuahkan hasil nantinya.
"Kantin yu zah" Ajak Rara.
"Galaper ah" Tolak Zahra cepat."Gue jajanin"
"CAAAAW!" Zahra menarik Tangan Rara, dengan wajah sumringah.
Rara menggelengkan kepala melihat Zahra.
Mereka berjalan dengan diiringi guyonan Zahra yang lumayan mengocok perut.
Zahra bercerita tentang kelakuan konyol abangnya yang memang senang melanturkan seraya melakukan sesuatu yang konyol, abangnya, bang Eldian.
Rara pernah bertemu bang El beberapa kali, saat bang El menjemput Zahra kesekolah, saat Rara main kerumah Zahra, atau sebaliknya Zahra yang diantar bang El main kerumah Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akar (Sebelum) Ranting
Teen FictionKadang kala.. Hidup mengharuskanku menangis tanpa sebab. Aku keliru dengan semua perkiraanku. Matahari tanpa sinar tak layak disebut matahari. Demikian juga aku, kupikir. Aku hanyalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung ke...