"Mana sii.. lama bangettt!" Rara menggerutu, dia duduk disudut kantin -seperti biasa-, hanya ada dua kursi, untuk dia dan sementara tasnya sampai sahabat absurd nya itu datang.
Banyak alasan mengapa Rara lebih memilih duduk menyendiri disudut kantin, salah satunya Rara gak suka kalo tiba-tiba ada yang gabung dengannya saat dikantin.
Rara terus menghentak-hentakkan kakinya.
"Pagi rarakuuu.. " Rara tersontak, melihat kedatangan makhluk yang tersenyum lebar tanpa dosa dedepan wajahnya.
Rara buang muka dengan wajah kusut."Uuu jangan ngambek gituuu.. "
"Ra.. "
"Ra.. "
"Diem ih len!"
"Raraaaaa.. " Alen meraih jemari Rara, spontan Rara menghempas pelan sentuhan Alen.
"Maafin.. " Alen memohon.
Rara tetap terpaku, tanpa menjawab, tanpa memandang lawan bicaranya.Alen memutar badannya kebelakang, dari sebrang Rara melirik sedikit. Alen mengeluarkan plastik putih alfamart dari tasnya, dan menyodorkan plastik itu ke depan Rara.
"Liat siniii dongggg.. " Pinta Alen. Rara menoleh, lengannya menyenggol plastik didepannya.
"Man keeps his promise" Alen tersenyum lepas, berharap senyumannya dibalas.
Rara membuka plastik dengan malas, namun tak lama gerakannya semakin cepat. Rara terbelalak melihat tiga box choki-choki dan 2 pack yakult yang masih dingin.
Rara tersenyum lebar, matanya berucap seribu kata, yang intinya "Terima Kasih Alen Sugandi Pamungkas!"
"My pleasure" ucap Alen pelan, sambil melipat tangan diatas meja.
"Lo tau aja gue bilang makasih dalem ati" kalimat terpanjang pertama Rara yang dia ucapkan, Alen hanyak membalasnya dengan tawa kecil, dengan mata terus terfokus pada bola mata lawab bicaranya.
Rara nampaknya sudah mendingin, matanya tak sengaja melirik kebalik punggung Alen.
"Lo kok bawa tas?mau pulang?" tanya Rara dengan dahi sedikit mengkerut.
"Ngga, bukan pulang, gue ada latian tim futsal jakarta di Hanggar" jelasnya.
"Lo dispen?"
Alen mengangkat kedua alisnya.
"Oh.. "
"Gitu doang?" ucap Alen dengan nada menurun.
"Apalagi?" ucap gadis jutek yang terus diperhatikan lawan bicaranya."Yaudah sanaa" lanjut Rara.
Alen terus kokoh dipandangannya. Rara merasa terganggu dengan apa yang Alen lakukan, menghindari ke-salah-tingkahannya, dia meraih yakult diplastik, meminumnya seolah gak cangcung dengan mata Alen yang terus terfokus padanya.
"Ih udah sanaaa.. " Rara mulai mengekspresikan ketidaknyamanannya.
"Iyaa ih bawel" Alen bangkit dari kursinya, berjalan melewati Rara."Ehh Raa.. " Alen kembali, berdiri tepat disamping Rara.
"Paan.. "
"betewe, lo pulang sama siapa nanti?" tanya Alen."Taxi"
"Sendiri?"
Rara mengangguk.
"Pulang sekolah, telpon gue ya, atauga kalo gakeangkat, lo dateng ketempat futsal gue aja, tar kita bareng, oke? Tos dulu dongg" Alen mengangkat tangannya, menyimbolkan "high five""Ga" jawab Rara singkat.
Alen menghela napas panjang.
"Gamau tau, pokoknya jangan pulang sendiri, gue ada disana samoe jam 4, gue tungguin lo" Alen mengacak halus puncak kepala Rara, gadis itu menggeleng-geleng gak terima.
"Lenn ih.. " Kata Rara dengan nada kesal.Setelahnya, Alen pergi menghilang, Rara menoleh kebelakang, sekilas terlihat tas sport Alen menggantung dipundak sang kapten futsal kebanggan provinsi DKI itu.
Ini masih bagian dari "Just A Friend To You" ya, masih mengisahkan persahabatannya Rara sama Alen.
Gimana? Maaf dikit-dikit (:
Jangan lupa comment + vote ya :) Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Akar (Sebelum) Ranting
أدب المراهقينKadang kala.. Hidup mengharuskanku menangis tanpa sebab. Aku keliru dengan semua perkiraanku. Matahari tanpa sinar tak layak disebut matahari. Demikian juga aku, kupikir. Aku hanyalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung ke...