Chapter 4

49K 1.7K 5
                                    

Mohon kritik dan saran :') Makasih.

.

.

.

"Makan! Pakai ini! aku akan mengajari nya bagaimana cara sopan santun!" Dari tadi Sabrina hanya menggerutu karena kesal akan sikap Alex yang begitu arrogant. Setelah makan malam tadi dia langsung kembali kamarnya karena takut akan kemarahan Alex, dia mengaku salah karena telah begitu berani bertanya seperti itu. Ketika sedang asik menggerutu tiba-tiba ada cahaya yang menyilaukan memantul dari arah cermin.

"Apa itu?" Berjalan dengan langkah yang hati-hati Sabrina mengambil barang tersebut.

" Kotak musik?"

Untuk apa ini?? Pikir Sabrina ketika mengambil kotak musik yang sama persis dengan apa yang diambil oleh ayahnya waktu itu tetapi sudah dia kembalikan kepada Alex. Merasa penasaran Sabrina menekan tombol untuk menghidupkan kotak musik itu. Instrumen piano tiba-tiba mengalun merdu memenuhi ruang kamar Sabrina. Suara piano itu seakan-akan mengisyaratkan kepedihan bagi orang yang memainkan nya. Oh ya Tuhan! Siapa yang memainkan musik se sedih ini? Seakan-akan menyampaikan isi hatinya.

*******

Semalaman Sabrina tidak bisa tidur karena memikirkan kotak musik itu, apa tujuan Alex menaruh kotak musik itu di dalam kamarnya? dia harus berbicara dengan Alex mengenai ini. Harus!. Sabrina bergegas masuk ke kamar mandi dan mengganti pakaian nya dengan pakaian yang telah disiapkan oleh ibu Wulan seperti biasanya. Dia turun ke ruang makan dan tidak menemukan siapa pun di sana kecuali ibu Wulan yang sedang membersihkan meja makan.

"Selamat pagi. Ibu, di mana Alex?"

"Pagi nak. Alex sudah pergi semenjak pagi tadi." Sabrina hanya mengangguk, dalam hatinya ragu apakah dia akan menanyakannya kepada ibu Wulan saja atau tidak?

"Ada apa?" Pertanyaan ibu Wulan membuat Sabrina terlonjak kaget, mengerjap kan matanya mencoba untuk fokus,

"Tidak bu, aku hanya bingung."

"Apakah Alex?" Ya!! Sabrina ingin menyuarakan isi hatinya kepada ibu Wulan tetapi di urungkan niatnya itu,

"Tidak bu."

"Baiklah kalau begitu. Apa kau mau sarapan?"

"Tidak terima kasih, aku masih kenyang."

Sabrina berjalan ke arah kolam renang yang tempatnya berdampingan dengan ruang makan, tiba-tiba dia teringat akan kotak musik dan foto yang ada di kamar itu. Apakah semua itu ada hubungannya?

"Kenapa melamun?" Sebuah suara menginterupsi lamunan Sabrina, dia melihat ke arah belakang dan menemukan Alex sedang bersandar di pintu penghubung ruangan. Kenapa dia ada di rumah di jam seperti ini?

"Aku masih ada urusan di rumah." Alex menjawab dengan cepat isi pikiran Sabrina.

"Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."

"Tanyakan."

"Kenapa kau menaruh kotak musik itu di kamar ku?"

"Karena aku bisa." Mendengar jawaban tersebut Sabrina menatap Alex tajam mencoba mengintimidasi laki-laki itu namun tidak berhasil,

"Kau pernah bilang waktu itu Sebuah kehidupan untuk kotak musik. Apa artinya itu?"

"Kau tahu apa yang aku maksud Sabrina," Ya! Sabrina sudah tahu apa artinya itu tetapi dia ingin tahu dari mulut Alex sendiri.

"Kalau sudah sekarang giliranku." Alex berjalan perlahan ke arah Sabrina dengan senyum devil nya.

"Tenang. Aku hanya ingin bertanya bukan ingin membunuhmu tidak sekarang. Kenapa kau menyerahkan nyawamu demi laki-laki tua itu?"Alex semakin maju hingga mau tidak mau Sabrina ikut mundur.

Beauty and The Arrogant [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang