Mohon kritik dan saran :') Makasih.
.
.
.
Setelah Alex meninggalkan kamarnya tadi pagi Sabrina kini hanya bisa diam di atas kasur, makanan yang diantar oleh ibu Wulan belum dia sentuh sama sekali karena lidahnya terasa pahit. Suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuat Sabrina menoleh mencari tahu siapa yang datang kamarnya upss maksudnya kamar milik rumah Alex.
"Kenapa kau belum memakan makananmu?" Tanya Alex begitu masuk ke dalam kamar Sabrina melihat nampan yang berisi makanan masih utuh.
"Aku tidak nafsu makan Alex."
"Kau bisa sakit lagi. Jadi jangan bandel," "Ayo makan!"
"Aku tidak mau." Sabrina menolak suapan tangan Alex dan tetap kekuh dengan pendiriannya yang tidak mau makan.
"Jangan membuat ku marah." Mendengar suara Alex mendesis seperti itu membuat Sabrina buru-buru mengambil alih piring yang dipegang Alex dan memakan makanan nya yang sudah dingin. Alex hanya bisa mengulum senyum ketika melihat wajah Sabrina yang ter tekuk seperti itu.
"Sudah." Alex tersentak ketika Sabrina menyodorkan piring yang sudah kosong itu ke depan wajahnya,
"Aku sudah menghabiskan makananku sesuai perintahmu."
"Good girl, sekarang minum obat mu." Setelah memastikan Sabrina meminum obat nya dan tidur, Alex keluar dari kamar sambil sesekali menoleh ke belakang memperhatikan wajah Sabrina.
"Entah kenapa setiap melihatmu aku teringat akan dia yang dulu selalu membuat ku tertawa dan ketika aku melihat mu pertama kali secara tiba-tiba perhatian ku tertuju kepadamu semua." Alex bergumam pelan ketika memandangi wajah Sabrina.
Setelah memastikan Alex keluar dari kamarnya Sabrina kembali membuka matanya, dia tidak tidur seperti yang Alex kira. Sabrina mendengar semua apa yang dikatakan Alex. Semua. Entah perasaan apa yang dia rasakan sekarang tetapi yang penting dia telah menyimpulkan bahwa dia telah jatuh cinta kepada Alex.
*******
Usapan lembut di dahinya membuat tidur Sabrina terganggu, dia membuka matanya perlahan-lahan untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke kornea nya.
"Good Morning," Sapa orang itu ketika melihat Sabrina akan membuka mata.
"Ayo bangun!"
"Aku masih mengantuk Alex." Orang yang disebut hanya terkekeh pelan mendengar nada manja Sabrina yang baru pertama kali dia dengar,
"Bangun. Aku tunggu di bawah." Setelah mengatakan itu Alex pergi meninggalkan Sabrina yang masih setengah sadar, dia bangun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi dengan sempoyongan. Setelah selesai dengan ritual mandi nya Sabrina keluar dan melihat pakaiannya sudah disiapkan oleh ibu Wulan beserta dalaman nya tetapi pemikirannya itu salah setelah melihat note yang tertera di samping pakaian.
ALEX!!! geram Sabrina dalam hati. Bagaimana laki-laki itu tahu ukurannya?
Tanpa memikirkan nya lebih lanjut Sabrina segera mengambil baju tersebut dan mengenakannya. Terasa pas. Setelah merasa cukup dengan penampilannya Sabrina segera turun ke bawah menemui Alex di ruang makan, dia terpana ketika melihat penampilan Alex yang tidak biasanya. Laki-laki tersebut terlihat lebih tampan dengan setelan kaos berwarna hitam dipadukan dengan celana jeans se lutut berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu menggunakan kemeja, dasi, jas dan segala tetek bengek nya.
"Kita akan ke mana?" Tanya Sabrina penasaran.
"Duduk dan makan!" Sabrina menatap Alex dengan jengkel. Selalu saja tidak menjawab pertanyaan.
Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring terdengar di seluruh ruang makan. Sabrina ingin sekali menanyakan sesuatu kepada Alex tetapi dia takut Alex marah lagi seperti malam itu. Setelah selesai sarapan Sabrina menunggu dengan sabar apa yang akan dilakukan Alex, mau dibawa ke mana dia?
"Mau ke mana?"
"Aku mau kembali ke kamar karena sedari tadi kau hanya diam seperti patung." Gerutu Sabrina kesal
"Ayo ikut aku!" Alex menarik tangan Sabrina menuju garasi tempat mobil nya ter parkir,
"Masuk!" Sabrina mengikuti perintah Alex agar masuk ke dalam mobil. Ini pertama kalinya dia keluar dari rumah Alex semenjak dia tiba. Seperti biasa, hanya keheningan lah yang terasa jika Sabrina berada di dekat Alex. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikiran Sabrina sedari tadi. Atau jangan-jangan dia akan dibunuh kemudian mayatnya ditinggal seperti bangkai hewan?
"Jangan berpikir yang macam-macam." Suara tajam Alex langsung membuyarkan pemikiran negatif Sabrina, dia menoleh menatap wajah Alex yang sedang fokus menyetir tetapi dari mana Alex tahu kalau dia sedang berpikiran macam-macam? Atau Alex punya indera ke enam yang bisa membaca pikiran seseoarang?
"Aku bilang jangan berpikiran macam-macam Sabrina!" Alex menepikan mobil nya dan menatap Sabrina tajam,
"Aku tidak akan membunuhmu atau apalah itu." Sabrina hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya dia tidak ingin membuat Alex marah lagi. Hampir satu jam mereka berada di dalam mobil tanpa ada yang berbicara dan itu membuat Sabrina merasa bosan, dia melihat keluar jendela mobil menikmati pemandangan yang ada hingga alam mimpi menyapanya.
Alex yang masih fokus memperhatikan jalan di depannya tiba-tiba tertegun mendengar suara dengkuran halus Sabrina yang tertidur, dia menepikan mobil nya agar bisa leluasa melihat wajah polos Sabrina,
"Kau cantik sekali." Alex bergumam pelan sambil merapikan anak rambut Sabrina yang jatuh di dahi gadis itu,
"Aku tahu ini memang bukan tujuan awal ku tapi aku juga tidak bisa melawan perasaan ini." Alex kembali menjalankan mobil nya, ia tidak mau terlambat gara-gara terlalu lama memandangi wajah Sabrina.
.
.
.
Welcome back to my story :')
Jangan lupa VOMENTS.
Keep enjoy!!
Makasih :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Arrogant [SUDAH TERBIT]
DiversosAku mohon tolong lepaskan aku. Aku tidak butuh harta dan ketampananmu tetapi yang aku butuhkan hanyalah sebuah kebebasan - Sabrina Clarabelle - Aku akan memberikanmu segalanya tetapi ingat jangan pernah engkau meminta kepadaku sebuah kebebasan...