"Tidak! Tuan! Tuan kumohon jangan lakukan ini, Tuan!"
"...."
"Maafkan saya, saya bersalah tapi saya memohon pada anda, Tuan ampuni saya"
"Kau ingin aku maafkanmu?-"
Pria berambut gelap itu menjeda sebentar. Menatap lelaki yang terdiam berlutut dihadapannya dengan angkuh.
"Katakan, apa kau orang suruhan ayahku?"
"A-apa maksud anda, Tuan?"
"Oh, kau tau maksudku jadi katakan sekarang atau kuledakkan kepalamu"
Ia menarik pengunci pistolnya, mengarahkan moncong senjata api itu tepat ke dahi pria di bawahnya. Suaranya berat dan menusuk penuh ancam. Matanya memincing tajam saat pria dihapannya menggeleng cepat.
"S-saya tidak tau, sungguh"
"Katakan, keparat!"
"S-saya ti-tidak dapat memberi tau anda, Tuan. Tuan Besar sendiri yang menyuruh saya untuk bungkam"
Ia menggeram dalam lalu kembali menatap pria itu penuh benci.
"Kalau begitu pilihanmu, tak perlu berterima kasih jika kubuat kau bungkam untuk selamanya"
Pelatuk itu ditekan tanpa ragu hingga suara tembakan menggema di ruangan gelap tersebut.
.
.
.
.
.
"Taehyung, Yoongi, aku berangkat!"
"Tunggu! Makan siangmu, Jungkook!"
Yoongi berlari kecil mendekati Jungkook di ambang pintu dan menyerahkan kantong kecil berisi bekal makan siangnya. Tersenyum manis lalu berjinjit mengusap rambut pria itu lembut. Jungkook hanya membalas senyumnya simpul, walau dalam hati dia berusaha menenangkan degup jantungnya yang tiba-tiba terpacu cepat.
"Hati-hati di jalan ya"
"Tentu. Aku akan pulang pukul 5. Ah ya, katakan pada Taehyung aku meminjam sepatunya."
Jungkook berjalan cepat lalu menghilang di balik belokan koridor. Yoongi menutup pintunya dan duduk diruang tengah sembari melanjutkan pekerjaannya. Ia seorang Interior Designer jadi ia lebih sering bekerja di dalam rumah. Kecuali dua tahun lalu saat dirinya mendapat client dari Bangkok, yang jelas tak mau ia sia-siakan mengingat clientnya kali ini cukup besar. Terlarut dalam sketch book dan pola-pola garis disana hingga ia tak sadar Taehyung sudah duduk disebelahnya dan menatap wajah wanita itu lama. Melirik Taehyung sebentar lalu disuguhi senyum menawan dari pria tersebut. Ia terdiam.
Tampan.
Eh, apa?
Yoongi menggeleng kecil dan menunduk, merutuki apa yang baru saja ia pikirkan. Taehyung menatapnya bingung lalu menarik dagu kecilnya keatas agar ia bisa menatap dengan jelas kedua mata wanita dihadapannya. Yoongi gelagapan menyadari jarak keduanya sangat dekat hingga ia dapat merasakan deru nafas hangat seorang Kim Taehyung menerpa wajahnya.
"Hei, wajahmu memerah. Apa kau sakit? Merasa tidak enak badan? Kedinginan?"
"T-tidak ada"
"Apa yang kau pikirkan, hm?"
"Menjauh dariku dasar mesum!"
Senyum miringnya semakin lebar saat melihat Yoongi semakin merah dengan bibir yang mengerucut samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
FanfictionCerita rumit dan manis pahitnya hidup Min Yoongi, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, dan Park Jimin. Rated M for bad language and mature scenes.