10

324 45 11
                                    

Dering ponsel memenuhi penjuru ruangan disana. Suara ribuan tetes air yang menghantam keramik di kamar mandi berhenti sedetik kemudian. Seorang pria dibalut handuk putih yang melingkar apik di pinggangnya melangkah keluar. Terburu menyambar ponselnya hingga tak mengindahkan beberapa tetes air yang membasahi lantai dan menggenang disana. Sorot matanya menajam saat nama panggilan tertera di layar, itu informannya.

"Kau dapat sesuatu?"

"Dari pengamatanku, Ayahmu masih belum bertindak apapun, Jimin. Tapi aku menemukan sindikat gelap yang terhubung dengan jalur perdagangan perusahaannya di Jepang"

"Setauku si tua itu sama sekali tak punya hubungan di Jepang dan lagi, jangan sebut dia ayahku"

"Baiklah, aku tau. Tentang pernyataanmu barusan, ada, Jimin. Ada 3 pelaku dan penyalur perdagangan gelap miliknya disana. Salah satunya adalah saham yang dipimpin Tuan Jeon"

"Dia yang menerima transaksinya?"

"Ya, Jimin. Aku juga sudah tau semuanya"

"Beritau aku rincinya"

Jimin melangkah kearah jendela lebar di apartementnya. Menatap kosong langit kota yang mulai dituruni butiran salju tipis.

"Utusan Tuan Jeon melakukan sedikit kesalahan saat transaksi dulu. Polisi datang dan menangkap mereka, ayahmu hampir dipenjara sebelum sidang dimenangkan pihaknya dan juga uang tebusan yang berlipat. Ibu mu belum tau ayahmu adalah mafia besar, setelah sidang itu ia menguak dan mereka bertengkar hebat. Saat itulah kau kabur dari rumah dan semuanya terjadi, benar begitu?"

.

.

.

.

.

.

.

.

"Jungkook, Jungkook! Angkat aku kesana"

Taehyung dan Jungkook menoleh cepat. Yoongi berdiri dibelakang mereka, menunjuk kearah batu karang besar di sisi barat pantai. Mata kedua pria itu melebar dengan wajah memerah. Bagaimana tidak? Beberapa menit yang lalu Yoongi pamit untuk berganti pakaian, mereka kira wanita itu akan memakai pakaian cukup tertutup mengingat Yoongi adalah tipikal orang yang tak terlalu suka mengumbar kulitnya tapi sekarang apa yang mereka lihat adalah Yoongi dengan sepasang bra dan celana dalam renang tipis bermotif bunga warna biru. Kulit halus dan pucatnya terlihat jelas dan lagi itu-

"Mesum! Lihat apa kalian?!"

Satu tamparan mendarat apik di pipi keduanya. Yoongi reflek berbalik menutupi dadanya. Jungkook dan Taehyung terdiam lalu tatapannya turun dari punggung wanita itu, alih-alih menyentuh bekas tamparan di pipi mereka malah sibuk menutup hidungnya. Tolong siapkan ember, mereka mimisan melihat pantat mulus Yoongi. -lah kok malah kek anime ya wkwk:v-

"Dasar bodoh! Yasudah, aku pergi sendiri!"

Jungkook berjalan cepat lalu mengangkat Yoongi di bahu layaknya karung beras. Taehyung mengikuti di belakang, memperhatikan Jungkook dan Yoongi yang dengan kepala terbalik berteriak sembari melayangkan tinju protes pada punggung sang pria. Ia mencondongkan tubuhnya kearah Yoongi lalu membisikkan sesuatu tepat di telinganya.

"Kau tau, dengan cara begini Jungkook bisa leluasa memperhatikan pantatmu loh, Yoongi"

Wajahnya memanas, Yoongi menutup mukanya dengan kedua tangan dan bergumam tak jelas. Jungkook mendengar itu segera menendang kaki Taehyung cukup keras. Brengsek si Jeon itu.

"Sialan! Aku tidak begitu!"

"Ya, bicaralah pada bibirmu yang tadi menyeringai mesum disana"

"Aku tidak!"

"Aku juga lihat tanganmu usil di pinggangnya"

"Tanganku diam saja sejak tadi, dasar alien gila!"

"Kau yang lebih gila, menaruh folder berisi koleksi dewasa di desktop"

"Bagaimana-"

"Kupikir itu folder penting saat kulihat namanya 'classified file', saat kubuka ternyata puluhan video kotormu. Cih, tak kusangka kau selaknat itu, Jeon"

"Brengsek! Bicaralah pada orang yang melihat video porno tanpa headphone!"

"Kapan aku pernah melakukannya?!"

"Kau lupa?! Hampir 3 kali seminggu!"

"Cukup, kalian pria mesum! Aku pusing!"

Jungkook buru-buru menurunkan tubuh Yoongi. Wanita itu berdiri sembari memegangi kepalanya sesekali terhuyung kala pandangannya berputar. Saat dirasa ia sudah baik-baik saja segera melangkah meninggalkan keduanya. Tolong ingatkan Yoongi untuk jangan lagi menggunakan pakaian pantai yang terlalu terbuka.

.

.

.

.

.

.

.

Yoongi menggigil hebat di bangku penumpang. Bodoh. Ia merutuki Taehyung yang mengusulkan mereka untuk pergi berenang ke pantai. Musim hampir salju dan jelas saja suhu udara kian menurun. Pria itu sendiri mengaku lupa. Sekarang lihat sendiri hasilnya, mereka berendam selama hampir 4 jam dan kini berakhir menggigil kedinginan di dalam mobil menembus salju yang mulai turun di jalanan kota Busan. Ketiganya lapar lalu memutuskan menepi di supermarket di jalan tol tak jauh dari tepi pantai. Mereka makan dengan tenang diselingi sedikit percakapan hangat, walau lebih banyak cek-cok mulut antara kedua pria disana daripada berbincang serius. Jungkook mengeratkan jaketnya, meminum kopi hangat digenggamannya santai dengan mata yang beredar. Diluar sangat gelap, hanya diterangi lampu jalan beberapa mobil yang melintas. Matanya terpaku pada sebuah mobil yang datang dan menepi di pinggir jalan, yang memang adalah tempat singgah untuk pengunjung melihat laut dari sana. Seorang pemuda keluar dari sana dengan beanie hitam dan jaket kulit yang senada, berjalan ke pembatas jalan dan menumpukan kedua tangannya disana. Jungkook menyipitkan matanya penasaran, terlalu gelap untuk bisa melihat dengan jelas. Pria disana menatap laut dengan pandangan menerawang, menghela nafas berat lalu melepas beanie yang menutup surainya.

Pria itu... Jangan bilang itu-

Tanpa sadar tubuhnya sudah beranjak dan kakinya melangkah kearah matanya menuju. Tangannya mengepal erat dan dadanya bergemuruh. Baru melangkah 3 meter dari tempatnya semula ia sudah melihat jelas wajah pria disana. Melangkah lebih lebar dan membuka mulutnya, siap bicara.

"Jungkook!"

Ia memutar kepala, Yoongi memanggilnya keras. Tersadar, ia segera kembali mendekati keduanya. Taehyung dan Yoongi menatapnya heran. Jungkook meringis konyol menanggapi.

"Kau kenapa? Aku memanggilmu tiga kali tapi kau tak merespon"

"Ah, tidak ada haha. Hanya ingin melihat-lihat sekitar"

Mereka kembali ke mobil lalu melaju pelan namun sebelum itu Taehyung dan Yoongi sempat menoleh ke belakang.

.

.

.

.

.

.

.

"Jungkook!"

Nafasnya tercekat. Nama itu terlalu familiar di telinganya dan sudah begitu lama ia tak mendengar nama itu terlantun menyapa indranya. Ia memutar kepala dengan pupil sedikit melebar. Matanya tak lepas dari tiga orang yang berbincang disana.

Apa yang mereka lakukan disini?!

Jimin berlari masuk ke mobil dan melaju mengikuti sedan hitam di depannya.






















TBC

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang