7

432 55 18
                                    

Yoongi menangis ketakutan dalam pelukan Jungkook yang mengelus punggungnya lembut, Taehyung sendiri berjalan kesana-kemari gelisah di ruang tengah. Tujuh jam yang lalu setelah insiden pembunuhan di hotelnya sekarang ia kembali dikejutkan dengan penemuan mawar berdarah di kamar Yoongi. Otaknya berputar keras, berusaha mencari alasan dan latar belakang semua kejadian yang menimpa dirinya hari ini. Setelah sekian lama memeras otak ia mendapati firasatnya berkata peristiwa hari ini saling berkaitan. Ia ingin percaya intuisinya namun juga belum menemukan fakta yang bisa jadi petunjuk untuknya.

Kenapa harus kamar Yoongi? Ah ya, kamar Yoongi memang langsung menghadap ke luar.

Kesimpulan yang kudapat, pasti orang ini masuk melalui balkon dengan cara yang pernah kulakukan dulu dengan Jungkook atau mungkin, bisa saja ia melakukannya dari atap dan turun kesini. Tapi, bagaimana ia membawa mawarnya?

Pertanyaan seperti kenapa, siapa dia, atau bagaimana benar-benar membunuh otaknya. Taehyung mengusap wajahnya kasar lalu ikut duduk disamping Jungkook yang memeluk Yoongi di sofa. Isakannya sudah berhenti, mungkin wanita itu tertidur karena lelah menangis. Jungkook sendiri menyamankan posisi wanita itu di dadanya, melingkarkankan kedua tangan pucat itu di lehernya, menempatkannya bak bayi koala lalu menyandarkan kepala Yoongi di bahunya. Taehyung melihat itu dengan sayu, merasa ada hantaman keras menyapa hatinya. Namun ia tak mau egois untuk kesekian kalinya. Biarlah untuk sekarang Jungkook yang mengambil alih posisinya dulu, dulu dimana setiap kali Yoongi menangis pasti Taehyung lah yang akan memeluk dan menenangkan wanita itu.

"Tuan Kim, saya menemukan ini di bawah tumpukan bunga. Kurasa, ini ditujukan untuk anda"

Itu orang suruhan Taehyung. Beberapa menit yang lalu ia menelfon bawahannya untuk membersihkan kamar Yoongi. Dengan sedikit ragu namun penasaran Taehyung mengambil secarik kertas merah yang di sodorkan padanya. Membuka lipatannya lalu membacanya dalam hati. Nafasnya tercekat dan jantungnya mencelos saat melihat tulisan dan nama yang tertera disana. Jungkook yang sedari tadi melihatnya langsung menyambar kertas itu dari tangannya. Matanya ikut melebar.

Apa kalian tau, terkadang balas dendam itu tak cukup hanya sekali. Jadi tunggulah sebentar.

Malaikat kematianmu.

Jungkook menggeram tertahan. Ia mengerti sekarang. Mengerti siapa dan kenapa orang itu datang pada hidupnya. Segera ia meremat kertas itu keras, tak peduli darah yang masih setengah kering itu menodai tangannya. Apa-apaan sekarang? Apa masih belum puas ia menghancurkan hidupnya dan sekarang kembali ingin merusak dunianya. Jungkook dengan lembut menggendong Yoongi dan membawanya ke kamar Taehyung. Menidurkannya pelan lalu mengecup dahinya.

"Aku menyayangimu, Yoongi. Maafkan aku"

Pria itu menutup pintunya dan kembali duduk di sebelah Taehyung yang terdiam. Ia tau benar kakaknya itu pasti sedang memutar otak tentang pesan tadi. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing hingga suara berat menyapa indra Jungkook.

"Jadi, itu dia?"

"Ya, kurasa begitu. Memangnya siapa lagi?"

"Kau tau, dulu kita tak mengerti apapun hingga tak sempat melindungi mereka. Sekarang kita telah dewasa, kita sudah tau apa maunya dan masalahnya. Jelas kita tak bisa tinggal diam"

"Lalu bagaimana sekarang"

"Kalau kau cukup pintar, kau pasti juga memikirkan apa yang kupikirkan"

Keduanya menyeringai lebar lalu segera menyambar pc masing-masing.

.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang