"Apa kau merasa mobil dibelakang mengikuti kita?"
"Ya, semenjak kita keluar dari supermarket tadi"
Jungkook melirik Yoongi lewat kaca tengah mobilnya. Wanita itu tampak ragu-ragu sambil terus menengok ke belakang. Taehyung menarik tangannya agar mengahadap depan dan duduk dengan tenang.
"Jangan berbalik terlalu lama. Kaca mobil kita tidak cukup gelap, nanti dia sadar kalau kita sudah tau"
"Bagaimana? Apa tak apa langsung ke penginapan?"
"Tak apa, Jungkook. Ngomong-ngomong, kau bawa pistol?"
"Untuk apa?"
"Sudahlah, tetap simpan itu di mantelmu"
.
.
.
.
Mereka menepi dan memarkir mobil di depan villa sederhana yang tak jauh dari gunung. Taehyung mengambil kunci penginapan lalu berjalan keluar dari mobil, membuka pintu dan kembali lagi membantu Jungkook dengan koper dan bawaan mereka. Yoongi berjalan beberapa langkah dari mereka dan melihat-lihat sekeliling. Daerah penginapannya sangat sepi, bisa dibilang hanya mereka yang menyewa tempat disana. Tempatnya tak jauh dari hutan dan bisa ia lihat pepohonan di seberang jalan yang sudah cukup dihinggapi salju. Matanya tak menemukan mobil yang mengikuti mereka tadi. Kegelapan dan hawa dingin membuat bulu kuduknya meremang. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam villa disusul Jungkook yang menenteng koper dan tas ransel. Taehyung menutup dan mengunci pintu serta membuka jendela lalu menyalakan penghangat ruangan di ujung sana. Melepas mantel tebalnya lalu disampirkan begitu saja di sandaran sofa.
"Wahh, nyamannya"
Yoongi menghempaskan tubuhnya ke sofa lalu meregangkan otot-otot sendinya. Menguap dan mengusap matanya lucu disahuti kekehan berat Jungkook yang melihatnya. Tiba-tiba ponsel digenggaman Taehyung bergetar, satu panggilan masuk yang langsung buru-buru diterima.
"Halo, ada apa detektif?"
"Tuan Kim, apa anda sibuk? maaf saya menelfon selarut ini"
"Tidak, waktu yang tepat. Saya baru sampai dari perjalanan. Saya rasa anda ingin menyampaikan hal yang sangat penting"
"Anda benar, Tuan. Ini mengenai mayat di hotel dan gang sempit yang anda bicarakan. Benar apa yang anda bilang mengenai mafia itu, Tuan Kim. Kedua korban adalah anggota mafia yang setelah saya telusuri adalah pekerja di Park Corp."
"Pembunuhnya?"
"Seperti yang anda bilang, mungkin benar adalah petingginya yang juga mafia. Namun saya belum menemukan jalan keluar apa pun, maafkan saya"
"Tidak apa, detektif. Dan saya harap anda terus berjaga karena kurasa ini sangat berbahaya"
Dahinya mengerut samar lalu berjalan mendekati Yoongi yang bersandar di bahu Jungkook, mengusap surai panjangnya lembut. Ia menaruh ponselnya di meja hingga tiba-tiba suara dobrakan keras di pintu membuat ketiganya terlonjak kaget. Lima orang pria berpakaian hitam layaknya swat masuk dengan menodongkan senjata berat kearah mereka. Reflek ketiganya berdiri tegak dan menyembunyikan satu-satunya wanita disana di belakang tubuh mereka. Jungkook menatap nyalang tak beda jauh dengan Taehyung.
"Brengsek, apa -apaan ini"
"Kami hanya diperintahkan untuk membawa kalian"
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
FanfictionCerita rumit dan manis pahitnya hidup Min Yoongi, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, dan Park Jimin. Rated M for bad language and mature scenes.