Chapt 9

668 126 2
                                    

"Apa kita sudah aman?" Jisoo menatap kami semua, aku tidak tahu harus menjawab apa. Bahkan aku tidak tau kalau kami sudah aman atau masih dalam pengawasan. " Entahlah, yang penting sementara waktu kita akan terus bersembunyi." Taeyong mengintip keluar ruangan, ya disinilah kami.

Bersembunyi dari para pemangsa. Maksudku kami bersembunyi disebuah ruang bawah tanah yang terhubung dengan banyak jalur dibawahnya.

Kenapa kami bisa tahu kalau ada jalan seperti ini? Dan kenapa kami tidak memberitahukan kepada yang lainnya? Itu... itu kerena... kami harus bisa melindungi dari kami sendiri sebelum melindungi orang lain. Memang egois, tapi inilah satu-satunya cara, agar bisa terus hidup.

"Apa kita tidak memberitahukan pada yang lainnya? Ah.. maksudku
.. kita-kita kan disini setidaknya bisa... bisa aman." Ucapan chaeyong langsung mendapat tatapan maut dari mingyu.

"Kau bodoh? Atau kau sudah kehilangan akal? Kalau kita memberitahukan pada mereka, dan mereka berbondong-bondong lari kesini, kau pikir boneka itu bodoh?! Dan berlagak tak tahu?!" Mingyu membentaknya. Yang jelas aku tahu, mingyu laki-laki itu tidak seharusnya berada dikelompok kami.

Luhan berdiri dari duduknya, "Sudahlah jangan ributkan masalah yang seharusnya tidak menjadi masalah yang lebih besar." Aku mengangguk, antara setuju dengan apa yang dikatakan mingyu dan setuju dengan luhan.

"Ayo kita lanjutkan, mungkin saja ada jalan didepan." Jennie bahkan berlagak sok kuat disaat ia bahkan tidak mampu berdiri. "Aku mau pulang, aku ingin meminta maaf dengan orang tuaku. Aku tidak ingin terjebak didunia seperti ini." Seulgi menundukan kepalanya kebawah, dalam diam. Ia manangis dengan badannya yang bergetar.

"Aku juga ingin minta maaf pada ibuku."

Baekhyun mengacak rambut seulgi dan memberikan ia senyuman yang manis, "Kita pasti bisa." Aku meremas bawahan rokku, apa harus aku katakan. Jika yang selamat dalam game ini-hanya akan ada 6 orang yang selamat? Ya, aku tidak tahu pastinya, jika permainan ini sama dengan dithailand maka pemenang game ini akan ada 6 orang, masing-masing pemenang dari regu dan mengorbankan teman untuk bisa melangkah maju.

"Ckckckckc kenapa kita harus lari? Kenapa kita tidak menangkap boneka itu?" Kami semua berhenti, menatap mingyu dengan heran. Apa maksudnya? Menangkap? Yang ada kami yang akan ditangkap!

"Jangan berpikiran yang aneh mingyu." Aku menatapnya dengan tajam, seakan aku merasakan dia ini berbeda dari kita semua, dia tidak normal!

"Aneh? Hahaha lisa-lisa, kau pemenang dari thailand kan? Aku ini juga pemenang! Yang selamat dari game ini! Tapi sayang, boneka itu tidak mengenaliku! Dan aku beritahu ya, caraku menang sangat menyenangkan!" Dia terus tertawa, bahkan aku jijik melihatnya.

Aku berpikir keras, dan aku menemukannya. Inilah alasan mingyu tidak pernah ketakutan, alasan kenapa ia seperti menikmati permainan ini, saat ia tertawa melihat temannya yang hilang satu persatu, ini-ini adalah alasan yang membuat mingyu tidak merasakan apa yang kami rasakan.

"Benarkah? Lalu, cara untuk menang?" Jungkook menanyakan hal yang bodoh, jangan tanyakan dengan orang yang tidak memiliki rasa kemanusian jeon! Kau akan menyesal bertanya pada iblis.

"Hahaha kenapa? Kalian tertarik? Bwahaha!"

"Cepatlah jelaskan mingyu!" Aku terkesiap, baru kali ini taehyung membentak teman kelasnya. Sebelumnya ia tidak pernah melakukannya. Ia merupakan orang yang paling sabar dan menyenangkan dikelas.

"Oke-oke, jadi cara untuk menang adalah.... " Dia menatap kami, lalu tertawa dengan lebar. "Membunuh temanmu! Hahahaha." Kami semua terkejut, bahkan jisoo terduduk.

"Itulah cara menang dan selamat! " Hanbin memukul mingyu dengan cukup keras, sudut bibirnya mengeluarkan dara. "Kau gila?! Jangan pernah berpikiran seperti itu!"

"Jangan? Lalu apa kita semua harus berlari dan kemudian menjadi santapan?! Konyol!"

Mark menepuk pundak mingyu, "Hyung, aku akan mengikutimu." Semua sudah gila!














[Reupload]

Close and Closed Up [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang