Burung itu mengepakkan sayapnya dengan kencang. Angin tertiup disegala arah. Dan itu membuat kami sulit untuk berjalan dengan normal. "Taehyung, terima kasih..." Ucapku dengan tulus. Keputusanku sudah bulat.
Taehyung menatapku dengan aneh, "Untuk apa lisa? Tidak perlu mengatakan itu. Kita pasti bisa, dan saat kita keluar dari sini... aku akan melamarmu." Aku terkejut dan bahagia, tapi tidak mungkin, sangat tidak mungkin bahkan boneka itu sudah tepat berada dibelakang ku.
"Sedikit lagi!" Kami terus berlari, tapi kakiku... aku sudah diatas ambang kemampuanku. "Aaargghhhhh!!!" Kami berbalik, dan terkejut bukan main, saat mingyu sudah menjadi santapan sang boneka. Tapi anehnya, ia malah tertawa.
"Hahahaha!"
"Lisa ayo!" Taehyung menggemgam tanganku dengan erat, bahkan ia terus menarikku dari kegelapan.
'Terima kasih taehyung, aku menyukaimu. Aku mencintaimu, tapi seperti nya kita tidak bisa terus bersama, dan kita tidak bisa terus berpegangan tangan seperti ini, aku sangat menghargai semua kenangan dan memori bersamamu, tapi inilah kenyataannya.'
Kami sudah sampai dipintu dan baekhyun, jungkook, luhan dan yang lainnya sudah siap untuk menutupnya. "Taehyung, apa kau mencintaiku?" Tanyaku sebelum kami sampai. "Tentu saja lisa, aku dulu yang tak berani mengatakannya padamu. Bahwa aku begitu menyayangi dan mencintaimu."
Taehyung begitu tulus mengatakan itu. Aku menghapus air mataku, dan itu adalah jawaban terbaik yang aku miliki dan aku tidak akan memiliki rasa penyesalan. Aku melepas tangan taehyung, mendorongnya masuk. Seketika pintu tertutup dengan rapat. "Lisaaaaaaa!"
'Maafkan aku taehyung, aku mencintaimu, tapi aku akan berhenti disini, utnuk menyelamatkan kalian.'
"BUKA PINTUNYA! KALIAN GILA! LISA MASIH DILUAR!" Aku menangis dengan sesegukan, aku sangat mencintai lelaki itu. "KAU YANG SUDAH GILA! KAU MAU MEMBUNUH KITA SEMUA!" Itu mark dan aku yakin dia akan menghajar taehyung yang bertingkah dengan kekanakkanakan.
"Taehyung, dengarkan aku! Maaf jika tidak bisa menepati impianmu. Aku sudah puas dengan kehidupanku selama ini. Terima kasih semuanya, kalian menjagaku dengan baik, memperlakukanku dengan baik... meskipun sikap kalian yang tidak menunjukkannya." Jisoo, jennie dan seulgi menangis.
Aku mendengar mereka dari balik pintu, sejujurnya aku sangat senang saat tahu pindah ke korea. Terlebih mereka awalnya sangat open padaku, hanya aku yang menutup diri rapat-rapat. "Aku hanya bisa menyelamatkan kalian batas sini, selanjutnya kalian yang akan bertahan sendiri... dan aku akan mengatakan hal yang sangat penting, tolong sambung kata-kataku."
"Lisa..." Lirihan jennie membuatku menagis merasakan sesak napas yang luar biasa.
Berusaha menguatkan hatiku, aku menatap kedepan. Boneka itu sedikit lagi akan membunuhku "Permainan ini bisa kalian selesaikan dengan menyusun kata-kata yang... aku-aku tidak tahu apaka ini berhasil atau tidak. Tapi tidak ada salah nya untuk mencoba.
Saat kita melewati aula, aku yakin boneka itu menyusun kata dan permainan selanjutnya. Itulah mengapa dia membiarkan kita lari, dari awal permainan ini."
"Yo~yo~yatto~" Aku menangis dengan kencang. "senzai yo~ dan aku nyakin untuk 2 permainan selanjutnya adalah 'geniin ne~' dan tsumi~" Lanjutku. "Artikan dan sambung kata itu, kalian akan menemukan cahaya yang sesuguhnya, selamat tinggal."
KRAK!
[Reupload]