Part 4, Les Bareng Faiz?

110 14 0
                                    

"Gue udah telfon ayah dan ibu lo, mereka udah otw rumah sakit" ucap Dhea

Alvin pun langsung menyalakan mobilnya lalu pergi meninggalkan cafe caroline.

***

Rumah sakit.

Saat ini Bela sedang diperiksa dokter, dokter tersebut adalah ayah Alvin, hanya Alvin dan Dhea yang mengetahui Bela mempunyai kelainan pada jantungnya.

"Semakin lama jantung Bela semakin lemah, saya harap ada yang ingin mendonorkan jantungnya, karena stok jantung itu sangat susah dicari, jarang yang mau mendonorkan jantungnya" jelas dokter.

"Saya siap mendonorkan jantung saya" begitu kata ayah Bela

Bela menangis seketika air matanya jatuh dipipinya.

"Gak, ayah dan ibu gak boleh donorin jantungnya buat Bela, Bela gak akan maafin ayah dan ibu seumur hidup. Cukup mas Kemal aja yang ninggalin Bela, ayah dan ibu jangan. Ku mohon" Bela meminta.

"Sudah, kamu jangan menangis. Ayahmu tak akan melakukan hal tersebut. Ibu yakin" ibu menenangkan.

"Hanya orang yang bergolongan darah AB yang bisa mendonorkan jantungnya untuk Bela" terang dokter.

Ayah Bela kecewa, ia tak bisa mendonorkan jantungnya, karena golongan darahnya A, ibu Bela golongan darahnya B.

***

Rumah Faiz.

Sekarang ia sedang berbaring dikasurnya, dia penasaran dengan Bela. Ini pertama kalinya ia penasaran dengan perempuan.

"Gue line Bela aja deh" katanya. Faiz pun mengambil ponselnya kemudian mulai mengetik sesuatu.

Faiz Haidar R
Bela?

Send. Faiz pun menunggu balasan dari Bela. Saat sedang menunggu, tiba-tiba saja ibunya memanggil.

"Faiz, ayo makan" kata ibunya.

Faiz pun turun untuk makan malam bersama ayah dan ibunya.

"Faiz, kamu punya gunting?" tanya ibunya.

"Ada dikamar, dikasur" kata Faiz

Ibunya pun menuju kamar Faiz

Tring. Saat ibu Faiz ingin kembali kebawah, tiba-tiba saja hp Faiz berbunyi. Ibu Faiz pun melihat ponsel Faiz

Nona chees cake
Kenapa Faiz?

Ibu Faiz pun tersenyum melihat line Bela. Kemudian ia pun membalas pesannya.

Faiz Haidar R.
Faiznya lagi makan cantik. Ternyata Faiz sudah punya pacar ya.

Send.

Tring. Hp Faiz berbunyi lagi. Ibu Faiz buru-buru membacanya.

Nona chees cake
Eh?

Ibu Faiz ingin membalasnya, tapi gagal karena Faiz memanggilnya.

"Ibu, ada yang nyari nih" teriak Faiz

Ibu Faiz pun turun, lalu menanyakan siapa yang mencarinya.

"Gak ada kok, ternyata cuma nanya alamat, kirain cari ibu" jawab Faiz.

"Kamu ini, orang ibu lagi chatan sama pacar kamu" kata ibunya Faiz

"Pacar?" ayah Faiz heran.

"Iya, Faiz sudah punya pacar. Nona chees cake ya?" tanya ibunya.

"aaaaaa, ibuuu" Faiz malu.

"Namanya siapa? Ajak main kerumah donk" pinta ibu.

"Namanya Bela. Nanti Faiz ajak, tapi belum jadi pacar sih bu, doain aja ya" Faiz menjelaskan.

Faiz pun pergi kekamarnya untuk membalas line Bela

Faiz Haidar R.
Sorry, tadi bajak ibu gue.

Bela Arsyla
Ih Faiz, kan malu.

Faiz Haidar R.
Ibu gue tadi bilang ke gue dan ayah gue, kalo lo pacar gue.

Bela Arsyla
Terus lo bilang apa? Tidak kan?

Faiz Haidar R.
Gue bilang doain aja.

Bela Arsyla
Jijik.

Faiz Haidar R.
Ibu gue mau lo kerumah gue, gue bilang nanti gue ajak.

Read. Bela hanya membaca line dari Faiz, ia capek berurusan dan kenal dengan Faiz

***

Sekolah.

Saat ini Bela sedang berada diruang guru, dia dipanggil oleh guru matematika, bu Fitri yang juga wali kelasnya.

"Kamu sangat pintar, saya yakin kamu lebih hebat, semua nilai kamu sangat bagus kecuali matematika" terang bu Fitri.

"Maaf bu, saya akan belajar lebih giat lagi" Bela meminta maaf.

"Saya rasa kamu harus belajar dengan anak X-2, dia sangat pintar matematika, saya mau kamu belajar dengannya. Namanya—"

Tok tok tok. Belum sempat bu Fitri mengatakannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Masuk Faiz" perintah bu Fitri.

Jangan-jangan dia yang mau ngajarin gue, batin Bela

"Ini Faiz yang akan ajar kamu mulai hari ini" kata bu Fitri.

"Eh, Bela" sapa Faiz

"Gak ada murid lain ya bu?" tanya Bela

"Saya sengaja memilih Faiz, karena Faiz sangat cuek dengan cewek" terang bu Fitri.

Cuek apaan? Orang dia nyebelin banget, batin Bela

***

Jangan lupa vote and komen ya.

Thank You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang