Part 9, Pattimon dan Sebastian

69 10 0
                                    

"Baguskan?" tanya Faiz

Bela hanya terdiam. Seketika air matanya mengalir. Faiz kaget melihat air mata Bela keluar.

"Lo kenapa? Ayo duduk dibangku itu" ucap Faiz

"Ini tempatnya bagus banget" jawab Bela

"Segitu bagusnya ya? Sampe nangis" kata Faiz

"Iya, gue pernah kesini"

"Ha? Kapan? Yah, gak surprise dong" Faiz mendengus.

"5 tahun yang lalu"

"Lo ngapain aja disini? Cerita dong" Faiz memohon.

Bela menarik nafas lalu menutup matanya lalu memulai bercerita.

"Dulu gue sering kesini sama mama, papa, dan kak Steffa" jelas Bela.

"Steffa? Siapa?" tanya Faiz

"Dia kakak gue, saat itu gue main deket danau, gue bilang 'gue jatuh gue jatuh' kak Steffa panik banget. Padahal cuma bercanda. Gak berapa lama gue jatuh beneran. Gue minta tolong tapi gak ada yang denger. Saat itu orang tua gue pergi kemobil" jelas Bela panjang lebar.

Bela berhenti berbicara, air matanya mulai turun tetapi senyumnya mulai mengembang.

"Saat gue benar-benar tenggelam, semua hitam. Gue kira gue udah mati, ternyata ditolong. Kak Steffa nolong gue, padahal dia gak bisa berenang. Gue bener-bener nyesel main deket danau. Karena gue, kak Steffa jadi meninggal karena banyak air masuk ke paru-parunya. Gue bener-bener nyesel, Iz. Andai saja gue gak gitu, mungkin kak Steffa masih hidup. Gue nyesel, Iz" Bela melanjutkan ceritanya.

Faiz memeluk Bela, dia benar-benar tidak tahu kalau Britney punya masa lalu yang buruk disini.

"Udah, ini bukan salah lo. Ini udah ajalnya. Semua itu udah takdir, Bel" Faiz menenangkan.

"Andai saja—"

"Lo gak usah berandai-andai, Bel. Gak ada gunanya. Maafin gue yah" ucap Faiz

"Maaf? Buat apa?" tanya Bela

"Gue gak tau tentang ini, maaf" ucap Faiz lagi.

"Justru gue berterima kasih, karena gue udah cerita ke lo. Beban dibahu gue serasa hilang" Bela menambahkan.

"Beli es krim yuk" ajak Faiz

"Gue mau yang cornetto, gak mau yang lain" jawab Bela

"Siap bos. Ayo, lo gak boleh tinggal, jangan sampai lo main deket danau lagi, gue takut" ucap Faiz

Bela hanya tertawa mendengar perkataan Faiz

Beban gue terasa hilang, batin Bela tersenyum lebar.

Setelah mereka membeli es krim, mereka pun pulang kerumah.

***

Tring. Notifikasi line Bela berbunyi. Ia menatap layar ponselnya.

Faiz?, batin Bela lalu membuka line Faiz

Faiz Haidar R.
Hey

Ini anak kenapa coba?, batin Bela.

Bela Arsyla
Halo.

Send.
Tring. Lagi lagi hp nya berbunyi.

Faiz Haidar R.
Nama kamu siapa?

Njir, ni anak kenapa si, batin Bela ngeri.

Bela Arsyla
Patimon

Thank You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang