Epilog

119 14 5
                                    

Hy sayang, sapa seorang pria sambil tersenyum.

Bela tersenyum menatap wajah pria yang sangat ia cintai.

Kamu gimana? Baikan?, tanya pria tersebut sambil terkekeh kearah Bela

Bela pun hanya ikut terkekeh melihat pria tersebut tertawa. Hatinya? Hatinya menangis.

Aku sengaja loh buat video ini buat kamu. Ini adalah kado spesial buat kamu. Ayo tebak, udah berapa kado spesial yang kamu dapat dari aku?, ucap pria tersebut sambil tersenyum.

Bela tersenyum dan menghapus air matanya. Pria itu adalah Faiz, ya Faiz

Bela mendapatkan video itu 1 bulan setelah 1 bulan pemakaman Faiz. Ibu Faiz mendapatkannya, ia juga menemukan kalung dan cincin.

Bela selalu memutar video itu, hanya untuk melihat senyum Faiz, tawa Faiz, suara Faiz dan tatapannya, dan sukses Bela menangis.

Kamu dengar ya baik-baik, maaf aku gak bisa nyanyiin secara langsung. Soalnya aku mau pergi sebentar, ucap Faiz sambil tersenyum.

Sebentar?
Kata Faiz sebentar?
Apa 3 tahun itu sebentar?

Aku udah nunggu 3 tahun, tapi kamu tak pernah kembali, dan kamu bilang itu sebentar? Tragis, batin Bela

Mungkin bila nanti
Kita akan bertemu lagi
Satu pintaku jangan kau
Coba tanyakan kembali

"Aku rindu kamu Faiz!" teriak Bela dan tangisnya mulai pecah.

"Kembali, jangan pergi, aku belum sempat bilang terimakasih sama kamu" ucap Bela

Tapi..... Harus sampai kapan Bela menunggu Faiz? Faiz sudah terlalu jauh dari jangkauannya.

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temani seumur hidupku

Faiz berhenti bermain gitar, Faiz tersenyum kearah Bela

Aku sayang kamu... Bela, sampai kapan pun, ucap Faiz tersenyum.

"Aku lebih menyayangimu" ucap Bela tersenyum.

Terimakasih sayang, batin Bela kembali menangis.

END

***

No baper.
Oh ya... Makasih ya yg udh mau baca.
Jgn lupa baca lagi cerita aku judulnya "Bendahara Vs Perusuh Kelas"

🙏👌

Thank You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang