Now or Never (part1)

36.3K 1.2K 106
                                    


( Ini Ayang-ayangku yang  tampan dan manis dan kece dan menggoda dan perfect lah pokoknya hahahahaha)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Ini Ayang-ayangku yang tampan dan manis dan kece dan menggoda dan perfect lah pokoknya hahahahaha)



Posternya lagi author pesen di poster chanel sama designer langganan author, jadi di tunggu aja yah...



Kyung hee pov



Aku terkapar kelelahan di satu-satunya kasur apartemenku, aku yakin jika tubuh ini bicara ia akan mencaciku habis-habisan. Aku menatap arloji yang tak pernah lepas dari tanganku, sudah jam 3 subuh dan aku baru bisa merebahkan tubuhku sementara jam 5 aku sudah harus bangun lagi. Aku bahkan pernah tak tidur selama lebih dari dua hari dan sukses membuat hidungku berdarah. Melakukan terlalu banyak kerja paruh waktu membuat aku benar-benar tak memiliki waktu untuk beristirahat. Jam 5 aku sudah harus bekerja mengantarkan susu, kemudian dilanjutkan dengan mengantarkan Koran, setelahnya bekerja di mall, sorenya aku bekerja di restoran dan malamnya bekerja sebagai kasir di pub, lalu bekerja sebagai supir bayaran untuk orang-orang yang mabuk. Saat weekend aku bekerja di taman hiburan sebagai maskot dan malamnya membersihkan kolam pertunjukan lumba-lumba.

Awalnya aku hanya memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu saja, tapi karena gajinya masih belum setara dengan yang aku harapkan, aku terus menambah daftar pekerjaan part timeku hingga rasanya aku sungguh keterlaluan pada diriku sendiri. Dan aku telah menjalani kehidupan seperti ini selama hampir enam bulan lamanya. Jujur saja tubuhku mulai lelah dan sering sakit bahkan aku sudah jauh lebih kurus dari sejak aku wisuda. Eomma pasti akan senang saat melihat anak gadisnya sudah tidak gendut seperti dulu lagi, siapa yang tidak akan kurus dengan jadwal sepadat itu?

Sebenarnya jika aku beritahu mereka keadaan yang sesungguhnya, mungkin aku tak perlu bekerja sekeras ini. Orang tuaku masih cukup mampu untuk memberikan uang bulanan untukku, hanya saja aku tidak mau hal itu terus berlanjut, aku bukan mahasiswa lagi dan seharusnya aku sudah memiliki karir mengingat sudah hampir setahun sejak aku lulus. Tapi permasalahannya mencari pekerjaan sangatlah sulit apalagi di kota sebesar ini. Orang bilang kota besar adalah tempat paling menjanjikan, tapi untuk manusia yang bukan siapa-siapa seperti aku, tempat ini lebih cocok disebut neraka. Jika aku tinggal di kampung halamanku di Bussan, memiliki tiga pekerjaan paruh waktu aku rasa sudah cukup memberikan kehidupan yang layak. Ini Seoul, biaya hidup jauh lebih mahal dari dimanapun apalagi biaya sewa apartemen dan makan serta transportasi. Aku terpaksa berbohong kepada orang tuaku dengan mengatakan aku sudah bekerja sebagai seorang staff di sebuah perusahaan dan memiliki gaji standar. Gaji seorang staff tetap cukup tinggi di sini, belum lagi ditambah dengan bonus dan tunjangan ini itu. Untuk menyamai nominal tersebut, aku harus bekerja sangat keras dengan part timeku agar orang tuaku tidak curiga. Pernah sekali aku sangat lelah dan ingin membongkar semuanya, tapi aku tidak tega membuat kedua orang tuaku kecewa dan aku berakhir dengan tetap menjalani hidup yang keras ini.

Bangtan's Pleasure [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang