Mom still a Mom (part 12 end)

27K 756 130
                                    


Editor: pinkukim



Kyunghee pov

Pandanganku mengawang pada sisi jalanan yang dilewati oleh bus yang kini tengah aku tumpangi. Aku seperti baru saja keluar dari sebuah gedung pertunjukkan yang menyita semua fikiran dan imajinasiku dan sekarang aku harus kembali pada kenyataan yang sebenarnya. Segala hal berkecamuk di dalam otakku dan aku menghembuskan nafasku dengan berat lagi. Semuanya masih membuat dadaku sesak meskipun aku mencoba untuk tetap tenang.

Aku menatap sisi di sebelahku dan menemukan Jimin yang kini tengah terlelap dengan wajah tertutup masker. Wajahnya begitu tenang dalam tidurnya, aku tidak tega mengusik lelapnya, ia sudah menghabiskan waktu yang banyak untuk diriku. Ia tidak hanya memberikan cintanya padaku, tapi juga waktu yang tak bisa aku kembalikan meskipun sebongkah berlian aku berikan padanya. Jemarinya menaut di antara jemariku, menggenggam dengan sangat erat meluluhkan hatiku yang sempat berkecamuk. Aku sudah melewati banyak sekali hari-hari yang berat dalam hidupku, aku melewati semuanya seorang diri, memendam segalanya untuk aku rasakan, menyimpan segalanya untuk aku selesaikan. Aku membohongi semua orang dengan topengku yang selalu aku andalkan hingga tak ada yang pernah tahu apa yang benar-benar aku rasakan. Hari-hari itu membuatku terpuruk pada keputusasaan dan depresi, aku bahkan pernah terkena insomnia parah karena stress berlebihan hingga aku masuk rumah sakit karena tubuhku yang lemah ini tak sanggup menahan semua derita yang otakku berikan dan orang tuaku bahkan tidak tahu tentang hal itu.

Aku menyimpan semuanya sendiri, rasa sakit, sepi dan takutku.

Rasanya sangat berbeda dengan saat ini, aku melewati masalah yang berkali-kali lebih hebat dari yang pernah aku alami seumur hidupku. Aku bahkan tidak diakui oleh ibuku sendiri, okey... Apa ada yang lebih mengerikan dari itu?

Hatiku sakit dan hancur, aku diselimuti rasa sesal, marah dan malu, tapi sebuah fakta membuatku merasa sedikit tenang.

Aku tidak sendirian...

Aku meletakkan kepalaku di bahu Jimin, memeluk lengannya erat merasakan kehangatan tubuhnya.

Aku merasa jauh lebih kuat hanya dengan berada di sisinya. Aku rasa aku sedang dimabuk cinta, ini lebih gila dari yang aku rasakan saat bersama Hoesok. Aku bahkan berfikir jika pun eomma tidak menginginkanku lagi, aku bisa lari pada laki-laki ini. Sebuah persepsi tidak masuk akal dan irrasional juga paling bodoh. Tapi aku menikmati kebodohan dan kepolosan itu.

Sebuah kesimpulan konyol berhasil aku tarik.

"Aku tidak akan mati hanya dengan masalah seperti itu"

Aku tidak tahu darimana datangnya pemikiran tersebut, tapi ini cukup membuatku merasa sedikit lebih baik dan mulai berfikir secara perlahan untuk menyelesaikan semuanya. Aku bahkan tidak berniat terburu-buru untuk membuat semuanya kembali seperti adanya. Aku bahkan tak berusaha mengurai permasalahanku satu-persatu, segumpal benang yang begitu kusut, aku membiarkannya begitu saja, memilih ujungnya secara asal tak begitu peduli pada hasil akhir yang akan aku dapatkan.

Aku rasa semua orang hanya butuh waktu, waktu untuk menenangkan diri dan waktu untuk berfikir.

Mungkin eomma butuh waktu untuk berfikir dan aku juga butuh waktu untuk mengumpulkan keberanianku dan kembali datang padanya.

Seperti yang Jimin katakan, seburuk apapun yang terjadi, tidak akan mengubah fakta bahwa aku adalah putrinya.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bangtan's Pleasure [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang