Passionate Fake relationship (I) (part 9)

28K 941 127
                                    

maljum guys~ ini jadi kebiasaan update malam jumat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


maljum guys~ ini jadi kebiasaan update malam jumat. Biasanya malam Jumat horror ini malah jadi nista gegara mincha ><

maaf kalau banyak typo dan kesalahan. Seperti biasa, ini ngebut. Buat editor sama artworker aku, mian... aku g ngasih kabar abisnya ini emang dadakan banget. Awalnya mau di sambung eh ternyata kepanjangan, yaudah aku update satu part dulu. Lanjutannya ntar di part berikutnya.

padahal niatnya mau konflik panas nih di part berikutnya, ternyata masih belum bisa hahahahaha.

mulai lelah dengan FF ini dan mulai gatel pengen bikin yang lain, kebiasaan suka g betahan. Mohon di maklumi hahahahahaha.

harapan author, semoga kalian selalu mendapat berkah dan ga bikin author gondok lagi~

kadang author suka gitu, labil~

sebelum mulai mau bilang, Pliss... anggap Jari Jimin g sekecil kenyataan, please anggap jari Jimin kayak punya Tae atau Yoongiku sayang. dan Please... anggap tititnya gede juga XD

enjoy~~

Kyunghee pov

Aku memandang lepas lewat jendela gerbong kereta yang berada tepat di sisiku. Jimin sengaja memesan bangku VIP mengingat ia tak mau ada yang melihat dirinya apalagi bersama seorang perempuan meskipun hanya aku yang tak lain adalah staffnya.

Sudah lama sekali sejak terakhir aku pulang ke Bussan, sekitar setahun yang lalu saat aku memutuskan untuk mencari pekerjaan di Seoul dan berpamitan pada keluargaku, selebihnya kami hanya berkomunikasi via telfon. Secara tiba-tiba aku merasakan kehangatan hanya dengan membayangkan rumahku, tempat ternyaman di dunia ini, dimana aku bisa kabur dari segala kepahitan kehidupan yang aku jalani. Aku tidak pernah tahu jika perasaan pulang akan menjadi semenenangkan ini dan tanpa aku sadari aku tersenyum saat terjebak dalam flashback hal indah yang aku alami di rumahku.

"Apa kau sebahagia itu bisa pulang?"

Jimin menarikku dari lamunan manis yang tengah aku geluti.

"Sudah lama sekali sejak terakhir aku pulang"

"Apa rencanamu saat sampai di Bussan nanti?"

"Aku harus ikut kemanapun kau pergi, meskipun tidak ada yang mengawasi aku masih bertanggung jawab dengan pekerjaanku"

Ia terkekeh pelan dan mencubit pipiku.

"YA!"

"Kau lucu sekali"

"Lucu apanya?"

Aku jengkel karena ia mencubit pipiku tapi tak berniat membalas karena wajah jutaan dolar itu lebih berharga dari pada wajah gadis sepertiku.

"Kita akan ke rumahku, kemudian ke rumahmu"

"Kau bisa tinggal di rumahmu selagi aku ke rumahku, aku tidak akan lama mungkin tidak menginap juga"

Bangtan's Pleasure [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang