Sang surya telah menampakkan sinarnya dengan malu-malu. Ayam pun berkokok dengan riangnya.
Seorang gadis cantik baru saja terbangun dari tidurnya. Ia tercengang sejenak. Mengingat tugasnya tiap pagi.
Tanpa menunggu lama ia bergegas ke kamar mandi.
(namakamu). Nama gadis itu (namakamu). Cantik bukan namanya? Seperti dengan namanya, wajahnya pun sangat cantik. Dengan tinggi semampai, rambut hitam sepunggung, bulu mata yang lentik, berkulit putih, dan bola matanya yang berwarna agak kecoklatan mampu membuatnya terbilang sebagai gadis yang menawan.
Setelah ia berpakaian. (namakamu) buru-buru menuruni anak tangga dengan gesit. Apartemennya ia kunci rapat-rapat.
Kini, ia sekarang berada di halte. Menunggu taksi untuk segera ke rumah kekasihnya.
∞∞∞
‘Ting tong’
(namakamu) menekan bell apartemen milik kekasihnya. Setiap hari ia begini. Ini adalah tugasnya. Menemui kekasihnya sebelum ke kampus bersama. Tugas ini sudah berjalan selama kurang lebih satu bulan dan diberikan oleh kekasihnya, Iqbaal. Pria itu telah berhasil mencuri hati (namakamu) yang tak pernah jatuh cinta dan sekaligus menjadi cinta pertama (namakamu).
Iqbaal membuka pintu dengan keadaan barusaja mandi. Itu terbukti dengan balutan handuk dipinggangnya sementara rambutnya masih basah.
“Ayo masuk.” Iqbaal mempersilahkan (namakamu) masuk. Dengan tatapan datarnya ia lekas pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Berselang 10 menit. Iqbaal keluar dengan pakaian lengkap. (namakamu) tak berkedip ketika melihat Iqbaal. Memang, ia sering melihat Iqbaal. Namun, penampilan Iqbaal saat ini sudah membuat (namakamu) terpukau lewat batas(?)
Jika dideskripsikan, Iqbaal memiliki tinggi yang semampai, bibir tipis, alis tebal, rambut bermodel cepak brightspot, dan senyum yang mampu memukau tiap gadis. Maka dari itu, banyak gadis yang meliriknya langsung jatuh cinta. Berbeda dengan (namakamu) yang sudah mengagumi Iqbaal lebih dari itu.
Iqbaal meraih kunci motor yang terletak diatas meja lalu (namakamu) yang mengekorinya menghilang dari balik pintu.
Sikap Iqbaal sangat dingin terhadap (namakamu). Walaupun begitu, (namakamu) tetap sayang terhadap Iqbaal.
Tiba-tiba Iqbaal teringat sesuatu ketika ia sudah sampai di lift.
“Buku gue..” Ujar Iqbaal sembari menepuk jidatnya sendiri. Kemudian ia melirik (namakamu) yang menatapnya antusias.
“Biar aku yang ambilin.” Balas (namakamu). Sejurus kemudian (namakamu) sudah menghilang dari hadapannya.
Begitulah mereka. Saking dinginnya Iqbaal terhadap (namakamu). Iqbaal memakai kosakata ‘Lo-gue’ sedangkan (namakamu) memakai kosakata ‘Aku-kamu’. (namakamu) sudah mengatakan mengapa Iqbaal tak seperti dirinya? Iqbaal tak menjawab. Melainkan memarahi (namakamu) jika terus bertanya begitu.
(namakamu) kembali dihadapan Iqbaal dengan setumpuk buku yang ia pegang. Wajahnya sudah tak terlihat lagi akibat dihalangi oleh tumpukan buku itu.
Iqbaal yang melihat (namakamu) kewalahan sangat tak peka. (namakamu) sudah masuk di dalam lift sementara Iqbaal mengikutinya dari belakang.
∞∞∞
Kini, kaki Iqbaal sudah berpijak pada koridor fakultasnya. Dengan gadis yang mengekorinya dibelakang.
Kedua tangan Iqbaal dimasukkan ke kedua kantong celananya seraya bersenandung ria tanpa memperdulikan gadis’nya’ yang sudah kewalahan membawa buku-buku tebal milik Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity +idr✅
Fanfiction"Ketika penyesalanmu datang di akhir scene." Iqbaal Dhiafakhri × (namakamu)