Part 9 (Last)

1.8K 123 8
                                    

Iqbaal memberhentikan kendaraannya pada parkiran pusat perbelanjaan. Niatnya kesini untuk membelikan (namakamu) cincin. Sepertinya sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Iqbaal masuk kedalam tokoh perhiasan. Disana ia memilih-milih model cincin yang terkesan modis, mewah, dan trendy. Namun ia sempat kebingungan. Ia lupa. Ia tak tahu ukuran jari-jemari (namakamu). Utungnya sang penjaga toko mau dijadikan sebagai kelinci percobaan :3 wanita yang dijadikan kelinci percobaan oleh Iqbaal tersebut memiliki bentuk jemari yang hampir sama dengan (namakamu). Dan.. Akhirnya (namakamu) memilih satu cincin yang sudah masuk kriteria.

Iqbaal memutuskan untuk pulang kerumah dan menyiapkan sederet kata untuk mempersembahkan sebuah kejutan.

Hari ini jam ke-3 dikosongkan sebab dosen yang akan mengajar berhalangan untuk datang.

Buru-buru Iqbaal merogoh sakunya untuk meraih ponselnya.

Jari-jemarinya menari-nari diatas layar ponselnya dengan cepat dan tepat.

'Tunggu aku di taman kampus ;)'

Begitulah isi pesan singkat Iqbaal dikirimkan ke (namakamu).

Sedetik kemudian balasannya terpampang dilayar ponsel Iqbaal.

'Ok!'

Iqbaal tersenyum sumringah.

Sementara disisi lain, (namakamu) terburu-buru ketempat tujuan--Taman kampus.

Pandangannya beredar sesekali ia menjenjangkan lehernya.

(namakamu) duduk di kursi panjang. Tangannya yang sedari tadi mendekap buku tebal sudah bebas dari buku tebal itu karena buku tebal itu sudah tersimpan rapi didekatnya.

'Ehemm'

Suara deheman seseorang mengejutkannya. Tak sadarkah ia kalau ia sedang duduk satu bangku bersama pria tak dikenalnya.

"Ngg.. Hai!" (namakamu) menyapa nya. Pria yang tadi menutup wajahnya dengan buku, dengan perlahan menurunkan buku tersebut. Sehingga wajahnya yang tampan terlihat.

"Eh.. Hai!" balasnya gelagapan.

"Kenalin nama aku (namakamu)." (namakamu) menjulurkan tangannya pria itu membalas uluran tangan (namakamu).

"Alwan." jawabnya singkat disertai senyum manisnya.

Sementara Iqbaal sedang berjalan mendekat kearah mereka. Matanya membulat ketika (namakamu) sedang berjabat tangan dengan pria lain.

Pemandangan itu berhasil membuat Iqbaal geram. Tangannya terkepal, rahangnya mengeras, matanya melotot, nafasnya memburu. Seakan-akan semuanya terjadi karena efek 'Slow Motion'--sangat lambat.

Dengan langkah gusar Iqbaal menghampiri mereka.

"(namakamu)!" bentak Iqbaal melepaskan jabat-tangan mereka dengan kasar.

"Jangan pernah sentuh pacar gue!" peringat Iqbaal dengan rahang mengeras. Apa ini? Cemburu?

"Jangan salah paham dulu Baal!" (namakamu) yang mengerti keadaan buru-buru menyeringai. Sementara Alwan, ia hanya bergeming tak berkutik.

Buru-buru Iqbaal menyeret (namakamu) menjauh dari Alwan. Air mata (namakamu) sudah tak terbendung lagi. Kepribadian cengengnya kembali lagi.

"Aku gak tau maksud kamu ini apa. Aku pengen kasih kamu kejutan. Tapi, apa?!" amarah Iqbaal kian memuncak. "Aku nyuruh kamu ke taman buat nunggu aku! Bukan cari pengganti aku!"

Mata (namakamu) semakin banyak memproduksi air mata.

Dengan tangan terkepal Iqaal pergi meninggalkan (namakamu) menuju parkiran. Tak peduli (namakamu) yang menangis menyesal disana.

Parkiran tak jauh dari taman. (namakamu) bisa menyaksikan Iqbaal menaiki kendaraannya dengan gusar.

(namakamu) sempat mengejarnya. Namun, Iqbaal sudah memasuki jalan raya dan berniat untuk menyebrang.

'Ciittt'
'Brukk!'

Mata (namakamu) membulat. Ia menyaksikan kekasihnya tertabrak mobil truk secara live.

"IQBAAL!!!" teriak (namakamu). Berlari menghampiri mayat kekasihnya yang tergeletak ditengah jalan. Orang-orang mulai berdatangan untuk menyaksikan.

(namakamu) mendekap kepala Iqbaal yang sudah bercucuran darah. Sementara ponselnya berdering berteriak-teriak melantunkan lagu cover-an Iqbaal. Suara kekasihnya terdengar seakan-akan Iqbaal ada didekatnya.

'Terima kasih Tuhan.. Atas kesempatanmu.'

(namakamu) kini sedang berdiri di apartemen Iqbaal. Menatap ruangan penuh kenangan ini.

Ia melangkah menghampiri nakas didekat tempat tidur Iqbaal.

Disana tergeletak secarik kertas dan kotak cincin berbentuk hati.

'Andai kita punya waktu lain. Andai kita punya tempat lain. Tapi semua yang ada antara kita terjebak dalam waktu. Dan hatiku tak bisa lakukan apa-apa. Untuk melawan waktu dan ruak. Karena aku masih terjebak dalam waktu bersamamu.'

'Tuhan.. Kau tau. Kau memberikanku kesempatan untuk mencintai orang yang tepat. Tuhan jagakan dia. Dia kekasihku.'

(namakamu) terisak, tangannya terulur untuk membuka kotak cincin itu.

'(namakamu) dan Iqbaal'
Nama mereka terpampang dibalik cincin itu. (namakamu) memakainya disertai tangis yang meledak.

Tiba-tiba ponselnya bergetar melantunkan suara Iqbaal yang mengcover lagu JB.

"Halo?"

ㅡfin

"Tuhan memberikan kesempatan pada orang tertentu saja. Selagi Tuhan memberikan kesempatan itu, gunakanlah sebaik mungkin untuk orang yang kamu sayang." ~Opportunity

Opportunity +idr✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang