-Prolog-

31.9K 1.2K 42
                                    

Anggita Maheswara

Mataku tertuju pada dua makhluk yang berada tepat dihadapanku. Mereka berada di atas ranjangku. Ranjang yang selama empat tahun ini menjadi tempat aku dan suamiku menghabiskan malam tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh mereka.

Ya, Tuhan. Bagaimana bisa aku mengalami hal seperti ini? Dua orang yang aku sayang, tega mengkhianatiku.

“Kalian …. “ ucapku menggantung seraya memeluk erat Cherryl yang tengah tertidur dalam gendonganku. Aku tidak sanggup mencegah airmataku. Amarah dan kecewa bercampur menjadi satu dalam dadaku saat ini. Kalau saja tidak ada Cherryl, mungkin saat ini aku sudah memaki mereka.

“Sayang,” hanya berbalut celana dalam, ia turun dari atas ranjang. “Ini … ini tidak seperti apa yang kamu lihat.”

Aku melangkah mundur saat ia berusaha mendekatiku. Ingatanku kembali berputar pada kejadian dua tahun silam. Dimana ia juga berselingkuh dengan beberapa wanita setelah beberapa bulan pernikahan kami.

“Kenapa?” tanyaku tercekat. Aku tidak ingin Cherryl terbangun dan menyaksikan hal yang tidak seharusnya ia saksikan.

“Kenapa kamu melakukan hal ini lagi?” sambungku dengan airmata yang tidak berhenti menetes, “dan kenapa harus dengan dia?” tatapanku kini beralih pada sosok wanita yang tidak lain adalah sahabatku sendiri. Aku berharap menemukan penyesalan dalam diri sahabatku itu karena telah mengkhianatiku, tapi ternyata aku salah. Aku sama sekali tidak menemukan rasa penyesalan terpancar dari wajah sahabatku itu. Kenapa? Kenapa sahabatku sendiri tega melakukan hal ini padaku?

“Maafkan aku, Git.” Aku kembali melangkah mundur saat Axel kembali melangkah maju.

Aku menggelengkan kepalaku dan melangkah mundur tidak percaya dengan alasan yang ia berikan. Kalau setiap perselingkuhan terjadi hanya karena alasan khilaf, harus berapa kali aku mendengar  Alasan yang sama seperti sebelumnya.

Aku sudah memberikan kesempatan kedua untuk suamiku. Aku sudah memberikan kepercayaan pada mereka. Tapi apa yang mereka berikan padaku? Kenapa mereka tega merusak semuanya dengan berselingkuh? Apa salahku pada mereka Tuhan?

Aku memeluk erat Cherryl yang tengah tertidur lelap dalam gendonganku. “Kalian ---- “ ucapku menggantung sebelum berlalu pergi dari hadapan mereka. Aku tidak sanggup menerima kenyataan, bahwa aku dikhianati oleh orang-orang yang aku sayangi.

Axel Wardhana. Setelah dua tahun berpacaran, akhirnya dia melamarku. Diaa memintaku untuk menjadi istrinya tepat disaat pesta ulang tahunnya. Tepat dihadapan ayahku, kedua orang tuanya dan rekan bisnisnya, dia berjanji akan selalu membuatku bahagia lahir dan batin. Tapi nyatanya, setelah beberapa bulan pernikahan kami, dia berselingkuh dengan wanita lain. Yang ternyata adalah mantan kekasihnya. Rasa marah dan kecewa menghampiriku saat itu. Bagaimana tidak. Axel yang selama masa berpacaran tidak pernah berselingkuh justru berselingkuh disaat kami sudah menjadi suami istri. Dia menangis, memohon maaf padaku dan aku memaafkannya.  

Setahun berlalu setelah perselingkuhannya yang pertama, Axel kembali berselingkuh dengan wanita lain yang bernama Sierra. Aku mengetahui hubungan mereka, karena Sierra sendirilah yang datang menemuiku dan Axel. Di hadapanku, wanita itu membeberkan semua hal tentang perselingkuhannya dan Axel. Awalnya Axel mengelak. Tapi, elakan Axel percuma. Karena wanita itu memiliki bukti tentang adanya perselingkuhan antara dirinya dan Axel. Aku kembali terluka. Aku marah dan hendak menggugat cerai Axel. Tapi, takdir Tuhan berkata lain. Aku hamil.

Selama masa kehamilanku, tidak pernah lagi aku mendengar atau memergoki Axel bersama dengan wanita lain. Dia lebih sering berada di rumah dan menghabiskan waktu bersamaku. Apakah aku bahagia? Ya, aku bahagia. Aku bahagia karena ternyata Axel benar-benar berhenti dari kebiasaan selingkuhnya itu.

Simfoni Cinta (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang