I can turn a lot of hearts into breaks with smoke and mirror disappearing right in front of them.
Alice's POV
"Hi Niall." ujarku kepada pria yang sedang berada didepanku ini.
Dia hanya tersenyum padaku, tak mengatakan sepatah kata pun. Seperti biasanya.
"Mengapa sejak pertama kita bertemu kenapa kau tak pernah mau bicara padaku?" tanyaku.
Dia hanya tersenyum sambil memperhatikan ku (lagi).
Saat aku ingin berbicara padanya, dia sudah pergi dari hadapanku.
"Hi Alice! Kau sedang apa?" tanya pria berambut coklat ini lalu duduk disampingku.
"Sedang berbicara dengan Niall, ada apa?" balasku kepadanya lalu Ia menyeritkan matanya bingung.
Louis mengeritkan dahinya, "Niall? Siapa?" tanyanya.
Dia yang bodoh, atau aku?
"Apakah kau tidak melihatnya pergi?" tanyaku balik.
"Tidak ada orang selain kau disini Alice. Apakah kau gila?" tanya Louis frustasi.
"Aku benar-benar ingin bicara padamu." ujarnya lalu menarikku keluar dari perpustakaan ini.
Hei apa yang salah denganku?
Tanpa ku sadari saat Louis menarik tanganku, aku melihat Niall lagi-lagi tersenyum padaku.
"Sejak ibumu meninggal, kau sering sekali berkhayal Alice, apa yang kau pikirkan? kau sakit?" tanya Louis bertubi-tubi.
"Tidak Louis, mengapa kau tidak percaya sih padaku?" ucapku frustasi.
"Sejak ibumu meninggal kau selalu menyendiri Alice, aku khawatir denganmu." ujarnya.
"Tidak Louis, apakah kau tidak mempercayaiku bahwa Niall itu nyata?!" ucapku geram.
"Tidak. Karena aku tak melihatnya Alice." balasku.
Apa dia buta?
"Aku hanya ingin kau baik-baik saja Alice, aku sangat mengkhawatirkan mu." ujarnya sambil menepuk pundakku.
"Jika kau ada masalah, aku akan bersedia menerima curhatanmu itu." Tambahnya lalu tersenyum.
Tak lama aku melihat seseorang berdiri dibelakang Louis, dan menatapnya cukup lama.
Sepertinya Ia mau lewat,
"Uhm Lou, ada yang mau lewat di belakangmu." ujarku.
Ia terpenjak kaget, "Kau mengerjaiku? Tak ada orang di belakangku." ujarnya lalu tertawa seakan-akan aku mengerjainya.
Yang gila dia apa aku sih?
*******
"Bisakah kau pergi dari pada hanya mengikutiku?" geramku kepada Niall yang sedari tadi mengikutiku dari kampus.
Tepatnya sejak kejadian tadi, saat Louis ingin pulang setelah mendapat kabar bahwa Daisy sakit.
Keningnya mengkerut, seakan mempertanyakan apa yang terjadi.
"Ayolah bicara padaku, kau ini kenapa sih?" tanya lagi dan lagi.
Apa dia hanya benar-benar ilusiku?
"Apakah kau hanya ilusiku?"
Dia diam, tak bergeming.
"Jadi aku yang gila sekarang?"
Dia tetap diam. Hanya menatapku penuh arti, entah itu artinya apa aku tak peduli sekarang.
Aku butuh responnya.
"Memang ya, semenjak ibuku pergi aku menjadi seperti ini." tawaku miris
Air mataku jatuh.
"Why I'm falling in love with my own illusion?"
******
Don't forget to vomments.Laf-ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion ft. Niall Horan || COMPLETED
Short StoryFalling in love with illusion. Kisah ini menceritakan seorang wanita bernama Alice yang di hantui seseorang. Awalnya ia tidak menyadari itu sampai ia menyadari bahwa ia mencintai hantu itu. Siapakah hantunya? Apakah berakhir bahagia? Simak ceritany...