2. Sibling Goal

307 46 9
                                    


Nindi dan Dyah sedang duduk-duduk dipinggir koridor yang sudah dipenuhi segerombolan cewek-cewek. Mereka sedang mesem-mesem memperhatikan anak basket BM sedang latihan melawan TIK untuk mengisi acara pensi. Ya, mesem-mesem kecuali Nindi. Nindi gak suka basket. Nindi gak suka sepak bola. Nindi gak suka olahraga bola-bolaan. Nindi lebih suka lihat pelari, atau perenang. Kalau bukan karena Dyah yang ribut minta ditemenin nonton Bima juga, dia ogah ada disini.

Dyah suka Bima. Pebasket tinggi dan kurus kerempeng yang kalau diliat-liat sebetulnya ganteng juga sih. Eh, tapi gantengan Richie. Jauuuuhhhh lebih ganteng Richie. Sayang, Richie sekolah di TIK, jadi Nindi gak bisa cuci-cuci mata disekolah, selain urusan sekre tentunya.

"Ndi, lo tau si Sirin kan?" Dyah mencomot kripik dari tangan Nindi. "Model sekolah itu lohh. Masa katanya dia jadian sama Prasetyo!"
Dewi membelalak kaget. "Masa sih, Yah? Yahh padahal kemarin si Pras masih Available lho. Terus-"

Nindi tidak peduli pada percakapan mereka berdua. Tapi, Sirin ya? Jelas saja Nindi tau. Sirin itu anak Administrasi Perkantoran. Satu angkatan dengan Nindi. Bedanya Nindi berada dijurusan Akuntansi. Siapa juga yang tidak tau Sirin? Model sekolah yang sering masuk mading BM ataupun TIK. Karena kecantikannya dan kemampuan modeling serta menjadi Brand Ambassador untuk produk-produk yang terkenal, Sirin juga sering menjadi hot topic di halaman web sekolah. Dan yang paling penting, Sirin adalah adik kandung dari si tampan Richie. Jangan tanya Nindi tau dari mana, karena dengan bangga Nindi akan bilang, "Stalking is my new hobby since I knew Richie's username on instagram."

Pulang sekolah terpaksa harus terlambat karena Nindi tiba-tiba melihat Huda dan Dian yang sedang suap-suapan di kantin. Dengan semangat 45, Nindi menggebrak meja mereka, lalu berkacak pinggang dan melotot. Sebodoamat, Nindi gak takut sama kedudukan Huda sebagai ketua osis sekaligus kakak kelas. Yang begini sih patutnya dimusnahkan bukan dihormati. Siap-siap saja kuping kalian panas, sejoli gila!

$$$

Keluar dari kantin dengan menenteng segelas jus kiwi untuk menemani perjalanan, Nindi bersenandung dengan riang. Rasa-rasanya Nindi lega telah mengeluarkan unek-unek atas penderitaan yang sebulan ini dibebankan Huda dan Dian kepadanya.

Sampai didepan gerbang, Nindi sibuk memesan Grab untuk menjemputnya pulang, sampai Nindi tidak ingat di depannya ada tangga-tangga kecil. Walhasil, Nindi jatuh menubruk orang didepannya. Satu detik Nindi bengong, detik kedua Nindi mulai panik melihat orang yang dia tubruk sekaligus korban ketumpahan jus kiwinya.

"YA AMPUN! Sirin maaf ya, gue, gue sumpah gak sengaja. Itu, seragam, elo, seragam, yhaaa Sirin maaf maaf maaf maaf."

Nindi mulai panik melihat seragam Sirin sudah bertemakan jus kiwi. Belum lagi rambutnya yang badai itu jadi lengket. YHA NINDI OON!

"Sirin!" seseorang turun dari mobil dan berlari ke arah Sirin dengan khawatir. Nindi sendiri tidak berani mengangkat kepalanya, sumpah mati, Nindi kenal betul suara itu. "Kamu kenapa?" seseorang itu mulai memeriksa seluruh tubuh Sirin, membolak-balikkannya, mengusap wajah Sirin khawatir.

"Gak papa kak. Dia Cuma gak sengaja numpahin jus aja kok."

Eh, jadi Sirin gak marah? Takut-takut, Nindi mendongakkan kepalanya dan lega begitu mendapati Sirin menatapnya sambil tersenyum ramah. Tapi begitu tatapannya bertumbuk dengan orang yang merangkul Sirin posesif, napasnya kembali tercekat. Richie menatapnya seperti daging sapi utuh yang harus dicincang-cincang.

"Maaf... sumpah deh gak sengaja." Nada suara Nindi yang begitu memelas ternyata tak berpengaruh sama sekali pada Richie. Karena walaupun Sirin berkata "Gak papa kok tenang aja.", Richie justru malah melotot makin sangar.

Richie melepaskan seragamnya, menyisakan kaos putih polos sebelum kemudian menyuruh Sirin mengganti pakaiannya di dalam mobil "Nanti kamu masuk angin." Katanya. Sekejap, Nindi takjub dengan sikap gentle Richie, tapi setelahnya, Richie berbalik dan lagi-lagi memelototi Nindi.

"Sekali lagi lo bahayain Sirin, liat aja. Gak akan gue biarin kayak sekarang." Ancam Richie. Detik setelahnya dia masuk ke dalam mobil dan melaju dengan kencang.

Note :

Belum ada yg baca haha. Gapapa namanya juga proses. (Sebenernya mah nangis)

Maap ya yang suka minta tukeran vote dll gapernah aku tanggepin. Soalnya bukan apa-apa aku cuma gamau jadi pembohong yang cuma pura-pura baca karya kalian trus aku vote sama komen bilang "wah bagus" padahal sama sekali gabaca.

Aku juga maunya ada seseorang yang bener-bener nemuin karyaku dan baca tanpa aku minta. Sukur-sukur divote kalau bagus.

Oh ya, di mulmed itu SS Nam pup dari webtoon Spirit Finger. Anggep aja Richie. Abis ganteng haha.

Wkwk gajelas ah, Assalamualaikum.

Khal, 31 maret 2017

Richie dan NindiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang