Connect

32 6 4
                                    


"Da... ayah.."

Aku melambaikan tangan saat mobil ayah mulai bergerak keluar dari gerbang sekolah.

"Masih jam 06.20," kataku saat melihat jam tangan.

Aku memutuskan untuk berjalan - jalan mengitari sekolah Hamwilton. Sampai akhirnya aku sampai di lapangan basket SMA Hamwilton.

"Oh.. jadi ini perbatasannya SMP sama SMA Hamwilton?" tanyaku pada diriku sendiri.

Aku berjalan menyusuri jalan paving di samping lapangan tadi, sesekali aku menendangi dedaunan yang jatuh dari pohon. Sampai sebuah bola basket bergulir di depanku. Aku langsung berjongkok mengambil bola tadi.

"Dugh.. dugh.. dugh..."

Tapak kaki seseorang bergerak mendekatiku.

"Eh Lisa..." ujar anak SMA itu.

"Oh .. kenal aku?" tanyaku.

"Ya iyalah.. masa lup.. oh iya.. sorry Lis gue lupa. Lo kan!!" lanjut pria itu.

"Hahaha gapapa... bisa kita kenalan?" ucapku sambil mengulurkan tanganku.

" Oh gue.. Jems.." ucapnya sambil menyahut tanganku.

"Eh sini bolanya.. oh tunggu bentar..." sambung Jems dan mengambil bola basket di tanganku.

"Tunggu apa?" tanya ku balik.

Tapi dia justru berkutat dengan sesuatu dalam kantong celana olahraga nya.

" Ini .. gue tau lo ngga suka tangan lo kotor..," katanya yang kini menyodorkan sapu tangan putih.

Dia juga memamerkan Sugar Smile padaku.

"Oh... Tanganku ga pa pa kok.. tapi makasih ya kak Jems.." lanjutku sambil mengambil sapu tangan tadi dari tangannya.

"Ya udah.. masuk kelas sana." ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.



✏✏✏
"PUN pertama aja udah kaya begini soalnya.." ujar Jessica.

"Fix... Aku ngedrop sama soal tadi," lanjut Tasya.

"Kalo Sesil mah.. enteng ya Sil ya.." ujarku mengejek Sesil.

"Eh.. aku aja banyak yang silang indah tau.." jawab Sesil.

"Yang penting indah ya Sil ya.." dukung Tasya.

Lalu kami tertawa bersama

"Ehm.. Btw.. yang magnet elektromagnetik... itu apa.." tanya Jessica.

"Tinggal di lihat aja pake cara kaedah tangan kanan, yang di ajarin sama pak Threew itu loh.. " jawabku.

"Heloow.. bukan tangan kiri to?" bantah Tasya.

"Coba buka buku F*cus halaman 290," sambung Sesil.
"Oh.. oke.. " lanjut Jessica.

Saat Jessica mulai membuka buku  F*cus konsentrasi ku justru teralih pada secarik kertas yang jatuh dari buku Jessica.



Bukan kertas..



Foto..

Aku mengambil foto tadi.

"Eh iya bener Lis kaidah tangan kanan." kata Jessica.

"Iihh...Sebel.. aku salah.." lanjut Tasya.

"Eh.. iya lo tadi yang ada gambar batang tanaman yang floem itu 1 apa 2?" tanya Jessica lagi.

"Floem itu yang 2," jawabku.

"Satuuuu..." ujar Tasya kembali membantah sambil mengerucutkan bibirnya.

"Buka aja F*cus halaman 336. Floem itu yang terang!" ucap Sesil menengahi.

"Halaman buku aja dia hafal loh guys. Keren.. Keren..." ujarku meledek keahlian Sesil.

Sesil yang malu menggaruk-garuk kepalanya.

"Eum.. btw, Jes.. ini foto siapa?" tanyaku.

"Dia.. Dia Kak Jey," jawab Jessica.

"Jey?" lanjutku.

"Kamu inget sama dia?" tanya Sesil.

"Emang siapa?"

"Dulu kalian deket kok. Dia pinter banget main basket." ceplos Sesil.

"Dia juga keren di dance." ujar Tasya sambil melakukan gerakan ubur-ubur.

"Tapi lo pernah ngalahin dia di street batle gitu.." lanjut Jessica.

"Weee.. masa?" tanyaku tak percaya.

Lalu mereka mengangguk kan kepala bersamaan sebagai jawaban dari pertanyaan ku tadi.

Lalu topik pembicaraan kami kembali pada PUN 1 yang baru saja kami lakukan tadi

Tapi aku masih berfikir. Foto Jey tadi itu, terlihat seperti wajah Jems. Apa Jey ini sama dengan Jems?

Tunggu.. tunggu...
Mimpi yang kemarin,





"Jeeey.. Mobil..."








Apa ? Dia Jey yang sama di mimpiku?

____________
Tunggu next update ya..
Oh ya.. baca juga buku Tun yang judulnya.

Hwiparam

Okeh... Vote and comment ya readers 😪😅😅😁😑💋

Lost MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang