Kekasih, hikayat yang kau dengungkan padaku di beranda rumahmu pada malam itu, masih tipis-tipis mendesis. Entah mengapa, Dewa Kematian yang kau ceritakan itu seolah menguntitku akhir-akhir ini. Sedikit berbeda dengan deskripsimu tentang dia yang selalu membawa benda serupa celurit, kali ini makhluk yang kuperkirakan Malaikat Maut ini sepertinya hanya membawa sebuah silet. Mungkin celuritnya sedang dipinjam pak tani yang menyiangi rumput di kebunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesajakan
PoetrySebuah Kumpulan sajak tentang segala sendi kehidupan. Pahit manis, asam getir, suka tawa, duka derita, segalanya ada di sini. Just read and enjoy!