"Va lu harus mau karna disana lo gak cuma belajar tapi ada hal lain juga."
"Terus gw disana tinggal sama siapa kak??"
"Inget aunty Mala? " tanya Dicky.
🐧
Vanya mengangguk kecil dan kening Vanya berkerut. "Aunty Mala? Berarti gw bakal sekolah di Amerika?"
Dicky menganggukkan kepalanya pelan.
"Iya lo belajar di sana dan tinggal sama aunty Mala. Tapi untuk sementara, karna lo harus belajar mandiri. Papah udah beliin lo apartemen yang lumayan luas dan lo akan tinggal disitu. Lo tinggal sama aunty Mala cuma beberapa bulan saja setelahnya lo harus tinggal di apartemen lo itu. Tapi tenang rumah aunty dari apartemen lo gak jauh kok." Jelas Dicky. Vanya nampak berfikir 'apa bisa aku hidup tanpa keluarga ku?' Batin Vanya."Biarkan gw berfikir dulu kak. Ya paling nggak sampe gue selesai UN." Pinta nya.
"Baiklah biar nanti gue yang bilang ke mamah dan papah." Vanya hanya mengangguk mengerti. "Yaudah gw kedalem dulu" Ia langsung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan adiknya di Taman.
🐧
Vanya's POV
'Harus banget apa gw nerima tawaran itu? Kenapa harus belajar disana coba? Disini aja udah lebih dari cukup, kenapa jauh jauh ke luar negri segala?
Ah tau ah puyeng pala barbie yang satu ini *idihalay. Mending tidurr.' Batin ku.Setelah itu Vanya tertidur pulas hingga matahari muncul menembus jendela nya pun ia masih belum bangun.
"REVA BANGUN WOYYY LO GAK SEKOLAH??" Teriak Dicky pada adiknya yang masih didalam mimpinya.
"DUALA BERISIK BANGET LO AH GAK NGERTI APA ADIK LO YANG MANIS NYA MELEBIHI GULA INI SEDANG BERADA DI ALAM MIMPI YANG INDAHH." Jawab Vanya tak kalah kencangnya dengan Dicky. "Lo tega sama gue bang gue kan habis ketemu pangeran ganteng di mimpi gw." Sambungnya mendramatisir.
"Heh kebanyakan ngayal gini nihhh. Cepet mandi sana kalo gak gw tinggal. " ancam Dicky.
"Ih bawel, iya iya OTW kamar mandi." Dengan malas Vanya melangkah menuju kamar mandi.
Vanya's POV
Setelah bersiap siap aku langsung turun kebawah dengan langkah tergesa gesa karna ini sudah hampir telat.
"Mah, pah Vanya berangkat langsung yaa.. gak sempet sarapan, takut telat." Ucapku sambil berpamitan kepada kedua orang tuaku.
"Yaudah makan ini aja dulu buat ganjalan." Ucap mamah sambil menyodorkan roti tawar.
" iyadeh. Yaudh mah, pah Assalamualaikum " salamku yang sudah berjalan keluar rumah.
Author's POV
"Pah apa yang kita lakuin ini akan terbaik buat Vanya?" Tanya Tasya (ibunya Vanya) khawatir.
"Papah yakin mah. Percaya sama papa! " kata David meyakini
🐧
Disekolah
Vanya berlari menuju kelasnya karna takut guru sudah memasuki ruang kelasnya.
"Hos hos hos alhamdulillah bu Tri belom masuk." Gerutu Vanya dengan nada yang kecil."Tumben Van baru dateng?" Tanya Nia.
"Iya nih yayang Vanya kenapa baru dateng? Taugaksih aku tuh rindu sama kamuu." Ucap Dion 'yah mulai alay nya' batin Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Boy
Teen FictionDingin? Siapa sangka coba gue dipertemukan sama cowo yang kayak gitu. Bete? Udah pasti lah. Orang ngomong dikacangin mulu. Itulah gambaran Vanya untuk Rey. Lalu bagaimana jika suatu saat mereka harus tinggal satu atap dan bertemu setiap hari? Aka...