Tak ada salahnya mencoba dan menjalani sesuatu yang baru. Selama itu positif, kenapa nggak?
"Bwahahaahahah komok lo kak. Hahaha gak nahan gue. Adudu sakit perut gue. Haha." Tawa ku tak dapat ku tahan lagi.
Ia memutarkan bola matanya. "Heh lo jadi adek kurang ajar amat sama abang yang ganteng ini."
Aku berhenti tertawa. "What your asking? Ganteng? Hah bagi mamah sama papah doang. Jahahaha"
"Sialan." Ia mencebikkan bibirnya.
Aaa lucu sekali kau ini kak. Mungkin ini salah satu yang akan ku rindukan nanti. Hikss.
🐧
Vanya's POV
Hari ke hari telah berlalu, kini saatnya aku berangkat bersama cowo nyebelin itu,-
Sekarang keluargaku tengah mengantarku ke bandara. Soal mengapa mereka tak ikut ke Amerika, itu disebabkan karna banyak hal yang harus mereka selesaikan di Negara ini.
"Kamu hati hati ya disana nanti Van." Ucap papah padaku.
Aku yang sedang bermain dengan ponselku, langsung menoleh dan tersenyum hangat ke papah. "Iya pah itu pasti kok. "
"Papah gak usah khawatir. Kan ada Rey yang ngejagain Reva. Ya kan Rey?" Ucap Kak Dicky.
Apasi ni orang ikut ikut ae elah.
Mendengar namanya dipanggil, ia tersenyum manis. Tidak tidak, sangat manis. "Itu pasti kok om. Om tenang aja." Jawabnya lembut. 'Meleleh gue. Dih apaansi malah mikirin dia kan gue.' Batin Vanya.
"Om percaya sama kamu Rey." Ucap papah.
"VANYAAAA"
Uh sepertinya aku kenal dengan suaranya yang menggelegar tadi.
Saat ku menoleh kebelakang, benar saja dialah orangnya. Nia dan bersama 3 sahabat ku.
Nia berlari dan langsung memelukku erat sekali.
"Aaa Vanya kapan lo balik ke Indonesia lagi?" Katanya.Aku tertawa kecil melihat tingkahnya. Aku melepas pelukannya. "Heh anak alay, gue belom berangkat udah ditanya kapan pulang aja."
"Yahabis gua pasti bakal kangen sama lo. "
"Gue juga pasti bakal kangen banget sama lo." Ucapku lalu memeluknya lagi.
"Gak bakal kangen sama gue ni. Dududu." Sindir Sari.
Aku melepas pelukanku pada Nia dan beralih ke Sari.
"Yaela ni anak masih ae baperan. Pasti lah gua bakal kangen juga sama elo. "Aku merasa baju ku sedikit agak basah. Sari nangis? Aku melepas pelukanku.
"Uuu jangan nangis ah. Gue jadi baper. "
Dia menghapus air matanya dan tersenyum padaku. "Pokonya lo gak boleh ngelupain gue sedikit pun. " ucapnya penuh penekanan.
Aku terkekeh dan sekarang aku menghampiri Alex dan Dion.
"Yayang Vanya jangan lupain gua ya. " ucap Dion dengan nada alay. Tapi tetap saja, aku pasti akan kangen dengan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Boy
Teen FictionDingin? Siapa sangka coba gue dipertemukan sama cowo yang kayak gitu. Bete? Udah pasti lah. Orang ngomong dikacangin mulu. Itulah gambaran Vanya untuk Rey. Lalu bagaimana jika suatu saat mereka harus tinggal satu atap dan bertemu setiap hari? Aka...