Author's POV
Di ruang tamu kediaman keluarga Fernan's, David (ayah Vanya) dan Tasya (ibu Vanya) sedang kedatangan tamu.
Saat Vanya memasuki ruang tamu, betapa terkejut nya ia saat tau siapa tamu yang datang kerumahnya.
"Aunty Mala??"
🐧
"Aunty Mala??" ucapnya tak percaya karna tamu yang datang adalah aunty Mala dan suaminya.
Vanya memang dekat dengan auntynya ini karna dulu aunty Mala lah yang menjaganya waktu ia kecil. Tapi Vanya tak banyak
tau tentang keluarga Auntynya. Ya, aunty Mala bukan saudaranya. Tapi keluarga Vanya memperlakukan nya seperti keluarga sendiri.Vanya segera berlari menghampiri auntynya itu dan langsung memeluknya.
"Aaaa aunty Vanya kangen banget pake BGT tau. Kenapa unty baru sekarang kesini." Rajuk Vanya sambil memanyunkan bibirnya kesal."Maaf ya sayang kita baru kesini sekarang. Soalnyakan kita bener bener sibuk. Maaf ya." Ucap Aunty Mala lalu mengelus rambut halus Vanya dengan lembut.
"Iya deh di maafin. " Vanya tersenyum jahil.
Sekarang Vanya menghampiri om Marcel.
"Hai om apa kabar? " tanya Vanya dengan lembut dan menyalami tangan om Marcel."Alhamdulillah om baik baik aja Van. Kamu gimana?" Tanya nya balik .
"Me too om " ucap Vanya dan tersenyum manis yang menampilkan lesung pipit nya.
Vanya's POV
Sebenernya sih aku tau kalau keluarga aunty Mala sangat sibuk. Tapi sesekali boleh lah aku meledeknya. Bagaimana tidak sibuk, keluarga nya ini memiliki perusahaan terkaya ke 3 di tempat tinggalnya sana. Dan sudah memiliki cabang dimana mana.
Aunty dekat sama aku karna ia ingin sekali memiliki anak perempuan. Ia memiliki 2 anak dan dua duanya laki laki. Setauku anak pertama nya seorang CEO di perusahaan ayah nya yang Terkenal di Bali. Dan ia juga sudah memiliki istri. Sedangkan anak keduanya aku tak pernah tau.
Kami mengobrol ria sampai tanpa kami sadari bahwa malam sudah datang. Dan aku masih memakai lengkap seragam ku. Karna mulai tidak betah dengan seragamku ini aku memilih untuk mandi.
"Mmm.. aunty, om, mah, pah. Vanya keatas dulu ya mau mandi, badan aku lengket semua nihh." Ucap ku.
"Yaudah sana. " usir kak Dicky.
Huft dia selalu aja gitu. Awas aja nanti.Aku membalasnya dengan tatapan tajam.
🐧
Sekarang udah jam makan malam. Biasanya aku kalau udah jam segini aku memakai baju rumahan biasa. Tapi berhubung masih ada Aunty Mala dan suaminya, sekarang aku memakai baju berwarna ungu 3/4 lengan dan juga celana panjang.
Aku berjalan menuju dapur, karna aku terbiasa membantu mamah membuat makan malam.
"Sini mah Vanya bantu. " tawar ku kepada mamah yang sedang menuang teh.Mamah tersenyum ramah "nggak usah sayang, sebentar lagi juga selesai. Mending kamu tunggu di meja aja sana." Perintah mamah yang masih saja menuangkan teh nya.
"Yaudah deh Vanya kesana dulu ya mamah ku sayang." Ucapku lalu langsung pergi ke meja makan.
Aneh banget, kenapa mamah pake baju resmi gitu coba kayak pengen ada acara aja?? Papah juga kenapa pake jas gitu? Ih aneh banget sii.
Pas aku sudah hampir sampai di meja makan, kok ada yang lebih aneh ya? Om, aunty, kak Dicky, papah. Terus cowo yang disamping kak Dicky itu siapa? Ganteng banget *eh. Emang bener sih ganteng. Idung nya mancung, kulitnya putih langsat, bibirnya pink dan tipis, Rambut pirang dikesampingkan, matanya? No, aku gak tau karna dari tadi mata itu fokus pada handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Boy
Teen FictionDingin? Siapa sangka coba gue dipertemukan sama cowo yang kayak gitu. Bete? Udah pasti lah. Orang ngomong dikacangin mulu. Itulah gambaran Vanya untuk Rey. Lalu bagaimana jika suatu saat mereka harus tinggal satu atap dan bertemu setiap hari? Aka...