Friendship goals itu selalu ada saat susah, selalu dukung yang terbaik, dan gak akan pergi walau seluruh orang didunia memusuhi.
-----
"Gw gak ngerti maksud lo itu apa." Jawabku namun tak digubris apapun oleh nya. Ia tetap asik dengan game di hp nya. 'Ngeselinnya. Sabar Van sabar'
Lama kita berdiam saling berdiam. Karna sudah mulai jengah, aku pun meminta untuk pergi.
"Gua kedalem dulu. Disini cuacanya udah makin dingin." Tanpa memperdulikannya, aku langsung pergi ke kamar.🐧
Author's POV
Disekolah
"Woyyy tumben banget si lu berdua udah dateng. Biasanya juga lima menit sebelum bel baru dateng. Ada angin apaan?" Cerocos Vanya saat melihat kedua sahabatnya, Alex dan Dion sudah datang pagi pagi.
"Tau ni Dion pagi pagi udah ada di depan rumah gue. Katanya dia mau ngapel sama adek kelas. Yang mau ngapel siapa, ngajaknya siapa." Gerutu Alex dengan kesal.
sedangkan Dion hanya tersenyum tanpa dosa ke arah Alex."Ucett Di, adek kelas mana lagi yang mau lo PHP in?" Samber Nia.
"Ehhh enak aja lo, gue mah orangnya Setia yaww." Ucap Dion membela.
"Setia Setia mantannya bejibun. Setia dari mane lo?" Sindir Sari.
Dion yang mulai malas dengan introgasi dari para sahabatnya itu, memilih meninggalkan kelas untuk tujuan awalnya "Ah gue disini kayak di introgasiin mulu, mending gua caww. Bye" setelah itu Dion melenggang dari sahabat sahabatnya.
🐧
Dari tadi Vanya hanya melamun. Memikirkan kenapa Rey juga diajak makan malam, semalam. Padahal saat siangnya ia tidak ada. Vanya terus memikirkan hal itu tanpa tau jawabannya.
"Sut sut liat deh Vanya dari tadi bengong mulu, kenapa si dia?" Bisik Sari pada kedua sahabat sahabatnya.
"Tau ih ni bocah kesambet kali ya?" Tanya Nia dengan wajah sok polosnya.
Dan Alex menoyor kepala Nia sebagai jawaban dari pertanyaan tadi.
Tidak terima diperlakukan seperti itu Nia menoleh ke arah Alex. "Ihhh kok lu gitu si Lex, kan gue bener. Jarang jarangkan kita liat ni orang kayak banyak utang." Protes Nia.
"Iya terserah lo bawel.."
"Van" panggil Sari.
"..."
Sari menoleh kearah Nia dan Alex saling bertatap bergantian sambil mengedikkan bahunya tanda tak tau.
"Van" panggilnya sekali lagi. Namun jawaban Vanya tetap sama, diam.
Kali ini Sari menepuk bahu Vanya. "Vanya are you okay?" Tanyanya lembut.
Vanya terkejut dengan hal itu. "Hah.. eh.. iya.. gu-gue gapapa kok." Jawabnya gugup dan tersenyum kikuk.
"Lo lagi ada masalah Van?" Tanya Alex.
"Ng-nggak kok gue cuma lagi capek aja kemaren ada tamu di rumah gue." Elak Vanya.
"Lo lupa kita sahabat lo? Kita kan udah bagi cerita kita satu sama lain Van, masa lo mau rahasia rahasiaan sama kita?" Bujuk Nia dengan nada memelas.
"Nggak. gak gitu maksud gue, gue lagi banyak banget pikiran aja jadi gue ngelamun. Nanti istirahat gue cerita ke kalian deh."
"Oke deh kalo gitu. " jawab Alex.
🐧
Vanya, Alex, Sari, Nia dan Dion sekarang sedang berkumpul di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Boy
Teen FictionDingin? Siapa sangka coba gue dipertemukan sama cowo yang kayak gitu. Bete? Udah pasti lah. Orang ngomong dikacangin mulu. Itulah gambaran Vanya untuk Rey. Lalu bagaimana jika suatu saat mereka harus tinggal satu atap dan bertemu setiap hari? Aka...