5. Cari tau.

43 4 0
                                    

Foto itu menampilkan 2 anak kecil sedang berpegangan tangan. Dan foto itu diambil dari belakang. Aku yakin sekali, perempuan itu adalah orang spesial di hidup Rey. Mengapa aku berpendapat seperti itu? Sudah jelas dengan captionnya. 'Ilovehersomuch. Now and forever.'

Romantis. Satu kata yang tepat untuk orang seperti Rey. Beruntung bgt cewek yg bisa dapetin Rey. *ehh. Yaampun aku hampir lupa, besok ujian masih berlangsung.

Ok Vanya sekarang lo udah buang waktu lo untuk orang itu. Astaga fokus fokus fokus.

Aku pun mulai membuka bukuku untuk belajar kembali.

🐧

Vanya's POV

Hari ini adalah ujian terakhir. Dan sama sperti kemarin kemarin, dengan mudah aku menjawabnya. "Hahaha sombong lo" author. "Dihh ikut ikut aja loo. Pulang sana pulang." Usir Vanya. "Oke gue pulang, byee!!" Oke gue disuir sama Vanya, sekarang gue harus balik ke cerita.

*oke balik ke cerita*

🐧

Ujian telah selesai. Uh bahagianya. Sekarang aku udah bebas. Omg aku hampir melupakannya. Aku harus pergi ke Negara orang lain.

Oke fix sekarang mood ku jadi ancurr.

"Woy bengong aje lu?? Galau gara gara ujian udah selese?" Ucap Dion kepadaku.

"Adah mana ada si orang galau kalo ujian udah selese. Gue juga waras keles, gua seneng kalo ujian selesai. Ya tapi gue takut banget ni. " ucapku.

"Kenapa Van?" Tanya Alex.

"Ya kalian inget kan kalo gue bakal SMA dimana?"

Mereka semua mengangguk.

"Dan gue harus ngasih jawabanya sekarang. " sambungku sendu.

"Jawaban apaan?" Ucap mereka serentak.

"Gua mau atau nggak ikut kesana." Jawabku lirih, benar benar lirih. Omg ini seperti mimpi. Ku mohon kalau ini mimpi, bangunkan aku sekarang.
"Menurut kalian gue harus pergi gak?"

Alex memegang tanganku dan menatapku.. oh aku tak bisa mengartikan tatapan matanya itu. "Van kita ngerti kok, tapi gue yakin banget kalo ini yang terbaik buat lo. Lo juga kan gampang beradaptasi dengan lingkungan yang baru, iya kan?" Ucap Alex meyakinkanku.

Karna ucapan Alex itu aku sampai menitihkan air mataku 'terharu'.
Alex, bodoh ya aku bisa nolak orang kayak kamu. Tapi aku gak bisa karna aku tau kamu gak akan bahagia sama aku Lex.

"Betul tuh Van, yang dibilang Alex." Sahut Sari mendukung Alex.

"Iya Van kita selalu dukung lo kok. Cemangat kaka." Ucap Nia.

"Mereka semua betul tuh yayang Vanya kita akan selalu ada bersama lo kok." Sekarang Dion yang berbicara.

Aaa mereka. Yaampun sekarang air mataku semakin deras mengalir. Aku memeluk mereka berempat.

Setelah memeluk mereka lama, aku melepaskannya dan menghapus air mataku.
"Gue gak akan ngelupain kalian. Pokonya gak akan." Ucapku semangat sambil masih menghapus air mata ku yang terus mengalir.

Alex memegang kedua pipiku sambil berusaha membantuku untuk menghapus air mataku. "Air mata lo terlalu berharga Van. Jangan buang sia sia." Ucapnya lembut.

Ya ampun Lex, gue yakin siapapun perempuan yang akan jadi pendamping lo di masa depan, dia pasti beruntung banget dapetin elo.

"Makasih ya Lex. Makasih semuanya. " dan lagi lagi aku memeluk mereka.
"So berarti gue harus jawab iya gitu?." Tanyaku pada mereka.

My Lovely BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang