Duhai, Bumi Tunduk di Punggungmu

339 22 2
                                    

/1/

Sunyi
Dalam bisu semesta
Hati yang mati, tetap hanyalah topeng bagi riak jiwa yang tercompang camping--sekalipun bibir terus berkilah

/2/

Jatuh dan menyelami jantung samudera
mengikuti jejak.
Berjalan di ambang langit yang basah dan bumi yang padanya terhampar jutaan harap

Namun, makin tersesat kian

/3/

Merangkak. Mengais-ngais
Jatuh ia bangkit
Jatuh ia tak berserah
Mencari lalu menemukan kehampaan yang terpatri dalam raga yang mati jiwa

/4/

Pintu-pintu tak berpenghuni
Taman-taman tak lebih sepi dari kesendirian
Duhai, Badai telah berlalu!
Sekarang tinggal kosong
Dan segala sepi
yang mengantarainya

Muhammad Roby Juliansyah
Jakarta, 2017

Semestaku, Semesta Kau, Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang