Benak tak bisa henti bertelingkah
Lidah bisa bungkam namun kepala jangan harap
Berulang kali ia mengejar dan mencariKetika kehampaan yang merangkul
Ketika semua tanggal dan hanya sepadi tinggal
Di mana lagi akan ditemukan kedamaian?kekosongan menyelinap--ini adalah musuh sekaligus kawan intim penyair
Ku sapa ia, kasih dari kisah antara penyair dan sepinya
"Dimana letak damai?"
Tak satu setanpun menjawabKu cari di bibir keramaian
Namun ku temui hanya tulang yang bersabung diantara pistol dan meriam
Hilang jiwa--lepas dan terpisah dari sukmanyaAku menengadah
kubiarkan sunyi menyapa
Dalam dingin dan desahnya
Kehampaan ini adalah ombak tanpa gemuruh yang bersembunyi di denyut jantung
Datang tiba-tiba, pergi ia tak ingin.Muhammad Roby Juliansyah
Dalam perut pesawat Menuju Jakarta,
21 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaku, Semesta Kau, Semesta
PoésieSebuah Antologi puisi tentang pesta perkawinan penyair dengan sepi. Dengan mahar seperangkat tanya dan bisu dunia, penyair memberanikan diri meminang sepi yang karib dengannya semenjak jabang bayi. Dunia ini ramai, di ramaikan sepi yang lalu-lalang...