Bab Lima

9.1K 1.2K 151
                                    

※ A Snowy Winter ※
☆Sherry Kim☆
.

“Sakit.” adu Minguk pada paman yang memberinya mainan mobil mobilan itu.

“Katakan pada Samcon mana yang sakit?”

Bibir mungil Minguk bergerak-gerak menahan tangis. “Sakit.” ulangnya.

Seung Hyun memeluk bocah yang duduk di pangkuannya. Menepuk pelan punggung bocah itu dengan perasaan sayang yang begitu kentara bahkan di mata Yunho.

Pria itu menperlakukan Minguk layaknya putranya sendiri. Pikir Yunho. Terlihat jelas bahwa mereka sudah saling mengenal satu sama lain.

Rasa iri menyusup ke ruang hati melihat pemandangan putra keduanya mengadu pada pria yang bukan siapa-siapa itu. Seharusnya Yunho lah yang berada di tempat Seung Hyun, mendengarkan keluhan Minguk yang merengek minta perhatian karena demam.

Demam Minguk cukup tinggi. Bahkan dokter memasang infus untuk membuat demam itu segera turun.

“Dia akan baik-baik saja.” Mata musang Yunho menatap Seung Hyun,  mengangguk mengiyakan. “Aku terkejut kau datang bersama Jaejoong, Yunho. Apakah tidak masalah kalian berdua pergi bersama?”

Yunho tahu maksud di balik pertanyaan itu. Yunho juga paham kenapa Seung Hyun melontarkan tatapan terkejut ketika pertama kali melihat Yunho masuk ke ruang prakternya bersama Jaejoong dan Minguk.

Seung Hyun adalah salah satu penggemar Jaejoong di masa lalu. Sekaligus teman Yunho ketika mereka masih di bangku sekolah menengah.

Untuk menghindari pertanyaan Seung Hyun, Yunho bertanya. “Apakah dia akan di rawat inap?”

“Jika perlu. Mungkin Minguk akan merasa lebih baik dalam beberapa jam ke depan. Jika sore hari demamnya sudah turun, kalian bisa membawanya pulang.”

Yunho mengangguk. Pria itu menatap Jaejoong yang duduk membisu di ujung ruangan itu, berdiam diri menatap ke luar jendela.

Yunho bertanya tanya. Apa yang di pikirkan oleh otak cantik Jaejoong saat menyusun rencana kebohongan  tentang kematiannya dan menyembunyikan putra mereka. Tidak hanya menipu Yunho dengan kematian palsu, Jaejoong juga menyembunyikan putra kedua dari Yunho. Sungguh tak termaafkan.

Amarah bercampur perasaan yang entah apa menumpuk di dada Yunho. Ia ingin marah, ingin berteriak dan mengguncang tubuh Jaejoong atau mungkin mencium pria itu ketika dengan wajah polos tanpa dosa Jaejoong memberitahu padanya bahwa Minguk adalah putranya.

Ya Tuhan. Tidak terpikir sebelumnya bahwa ia memiliki putra kembar. Putra yang satu lagi ia abaikan dan tidak mengenal sosok Yunho karena sikap egois kedua orang tuanya. Terlebihi dirinya.

Di sisi lain, Yunho tidak bisa menyalahkan Jaejoong. Jika ia berdiri di posisi yang sama dengan Jaejoong, atau Jaejoong menikah dengan orang lain, ia pasti sudah bertindak sama dengan apa yang pria itu lakukan.

Memikirkan Jaejoong akan menikah dengan pria lain saja sudah membuat amarah muncul di dada. Membuatnya susah bernapas sampai tanpa ia sadari mendesah keras dan menarik perhatian tiga orang di ruangan itu, termasuk Minguk.

Bocah itu menyembunyikan wajah di dada Seung Hyun, mengintip malu kearah Yunho sebelum keduanya saling bertatapan. Senyum itu muncul di bibir Yunho, membuat Minguk memalingkan wajah dan merengek kearah Jaejoong.

“Appa.” kedua tangan bocah itu terangkat, ingin agar Jaejoong menggendongnya.

“Suster akan membawakan sedikit bubur untuknya, nanti.” Seung Hyun menyerahkan Minguk kepada Jaejoong.  “Dia butuh makan meski hanya sedikit.”

A Snowy WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang