Bab Enam

8.9K 1.1K 73
                                    

※A Snowy Winter※
☆Sherry Kim☆
.

“Tidak banyak. Hanya tiga dan aku kehilangan salah satu dari mereka.” Jaejoong mengatakan itu tanpa adanya emosi di wajah cantik itu.

Topeng. Yunho menyadari topeng lah yang Jaejoong kenakan untuk melindungi diri.

Yunho berdeham usai pria itu menemukan kesadaran diri. Hyun Joong pun melakukan hal yang sama sebelum menyuruh Heechul membawa putranya, L, ke atas untuk pergi tidur.

Enggan untuk berpisah dengan sepupunya, bocah itu merajuk. “Sudah malam. Besok kau harus sekolah.” Meski enggan, L, mengangguk dengan lesu, meraih tangan Heechul yang sudah menunggunya.

“Selamat malam Papa, Samcon.”

Yunho tidak memperhatikan bocah itu pergi. Pria itu berputar untuk menghadap kearah Hyun Joong. Menatap wajah kakak dari Jaejoong itu dengan mata menyipit. “Kau yang akan mengatakannya pada Jaejoong atau kau ingin aku yang memberitahunya?” ujarnya lirih.

Hyun Joong tidak mengatakan apa apa. Pria itu berniat mengambil alih Manse dari gendongan Yunho. Yunho menahan bocah itu, menatap Manse yang juga tengah menatapnya dengan tatapan polos tanpa ada rasa takut. Tangan mungil bocah itu mencengkeram jas yang Yunho kenakan.

Yunho mengamati tangan itu. Rasanya sangat berbeda dengan tangan putranya Daehan, Minguk atau bocah ini. Sangat menakjubkan. Betapa ia tak menduga telah memiliki tiga putra sekaligus. Demi Tuhan. Tiga.

Mata hitam kecil yang menatapnya itu membuat ujung bibir Yunho terangkat. Sungguh berbeda dengan Minguk yang membutuhkan waktu seharian baginya untuk mendapat tatapan malu-malu dari putra keduanya.

“Daehan Minguk Manse. Tiga bayi yang aku lahirkan.” Jaejoong angkat bicara. Kembali menarik perhatian Yunho kearah pria itu.

Hyun Joong kembali mengulurkan tangan. Yunho melepaskan Manse meski enggan. Membiarkan Hyun Joong  memberikan bocah itu pada Jaejoong. “Sudah larut. Bawa mereka naik dan pergi tidur. Aku ingin bicara dengan Yunho.”

Meski Jaejoong tidak suka meninggalkan keduanya di satu ruangan yang sama, ia tidak ingin membantah kakaknya ketika yang ia inginkan saat ini adalah menjauh dari Yunho.

Pria itu menatap kakaknya dengan wajah memohon. Hyun Joong tahu apa arti dari tatapan yang di tunjukan oleh Jaejoong itu sehingga ia berbisik. “Jangan turun jika aku tidak menyuruhmu turun dan jangan menguping.”

Hyun Joong mengisyaratkan agar Yunho mengikutinya. Pria itu menatap Jaejoong yang berjalan keluar kedai dengan kedua bocah dalam gendongan di masing-masing lengan. “Jae,” Jaejoong menoleh ke belakang. “Aku minta maaf, untuk semuanya. Sungguh!”

Jaejoong melangkah keluar tanpa menjawab. Meninggalkan Yunho di ruangan itu sendirian.

Ruang kerja Hyun Joong cukup rapi untuk ruangan sekecil itu dengan banyaknya barang. Setengah dari ruangan di gunakan untuk gudang penyimpanan bahan kering kebutuhan kedai. Setengah lagi di isi meja kerja, lemari yang di isi beberapa buku serta lemari penyimpan anggur di bagian bawahnya. Sofa berwarna krem panjang untuk dua orang serta sofa tunggal tergeletak tidak jauh dari sana. Meja kaca di antara sofa dengan pot bunga di atasnya.

Bunga lily. Bunga kesukaan Jaejoong. Yunho bertanya tanya. Apakah Jaejoong yang menaruh bunga itu di sana.

Hyun Joong sendiri berdiri di sisi meja, menyandarkan pinggulnya santai pada meja itu. Atau itulah kesan yang ingin pria itu tunjukan pada Yunho.

A Snowy WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang