Part 14

825 117 14
                                    

Seohyun menatap foto sang eomma dibalik kaca penyimpanan abu milik wanita yang sangat dicintainya. Ia menghapus air matanya yang tiba-tiba jatuh dan mencoba tersenyum, ia kembali menghapus air matanya dan mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak mengalir.

"Eomma! Semua yang kudengar hari ini bohongkan? Jiyeon pasti berbohong. Aku adalah putrimu, bagaimana mungkin aku bukan putrimu. Semua orang mengatakan kalau aku sang mirip denganmu. Eomma! Eomma! Malhaebwa. Nan eothokhae"

Seohyun menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak dari tadi, ia mengigit kedua bibirnya menahan air mata yang mendesak keluar. Seohyun berjongkok dan menangis dengan keras melepaskan sesak didalam dadanya, bahkan orang yang mendengarkan suara tangis itu pasti merasakan kesedihan didalamnya.

"Eomma! Eomma! Eomma! "

Seohyun hanya memanggil nama sang eomma disela tangisnya, ia berharap sang eomma datang memeluknya dan mengatakan semua yang didengarnya adalah bohong.

Kembalilah ketempatmu yang sebenarnya. Kau bukan siapa-siapa disini. Kau hanyalah anak yang dibuang oleh orang tua kandungmu dan hanya memiliki sedikit keberuntungan dipungut oleh keluarga Seo. Sepertinya Tuhan memang adil, meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Seohyun menutup telinganya, ia berusaha melupakan kata-kata dari jiyeon yang terlanjur terekan diotaknya.

*******

Seohyun duduk termenung disebuah halte bus, bahkan ia melewatkan beberapa bus yang berhenti. Ia tampak tidak peduli saat driver bus bertanya padanya apakah ia akan naik atau tidak. Seohyun menatap langit dan memasukkan kedua tangan dikantong Coat coklat muda yang dipakainya, ia berdiri berjalan meninggalkan halte bus. Seohyun menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang dikenalnya sedang berjalan diseberang jalan.

"Appa" gumamnya lirih.

Seohyun berlari menuju penyebrangan jalan, ia tidak ingin kehilangan jejak sang appa lagi. Seohyun mempercepat lari dan memegang lengan pria paruh baya tersebut.

"Appa? "

Pria paruh baya tersebut cukup terkejut, melihat sosok seohyun berdiri dihadapannya. Seohyun tersenyum senang dan memeluk sosok yang dirindukannya beberapa Bulan ini. Seo donghoon mendorong tubuh putrinya dengan cukup keras.

"Appa" gumam seohyun lirih, ia cukup terkejut saat sang appa mendorongnya. Ia bergerak maju tapi pria paruh baya itu berjalan mundur seolah tidak ingin didekati oleh seohyun.

"Appa! Selama ini kau kemana saja? Aku mencarimu."

"Aku bukan appamu. Berhenti memanggilku dengan sebutan Appa"

"Appa waegeure? Kenapa aku harus berhenti memanggilmu appa"

"Seohyun-ah mianhae! Pergilah. Jangan pernah mencari keberadaan appa lagi. Anggaplah Appa sudah mati".

"Waeyo? Shireo! Appa kenapa kau bersikap seperti ini, jangan membuatku bingung".

" Appa tidak sanggup lagi jika kita terus bersama, selama ini appa mencoba bersabar demi eommamu. Appa rasa sudah cukup kebahagian yang kami berikan kepadamu, selama ini kami senang kau hadir ditengah-tengah keluarga kecilku yang menginginkan seorang anak. Kau membuat kami bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi orang tua, tapi sejak kematian istriku semua perasaan itu menguap begitu saja. Selama ini aku bertahan demi istriku yang begitu menyayangimu seperti... "

"Geumanhae! Appa apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti sedikitpun maksudmu. Aku.. "

"Seohyun-ah mianhae! Appa ingin mengatakan kebenarannya, agar kau bisa hidup dengan tenang tanpa memikirkan appamu ini. Kau sudah seperti... "

You !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang