Chapter 3

3.5K 244 20
                                    

Tok tok tok!

"Hanbin? Buka pintunya!" seru Zhang Hao di depan pintu.

Kriett

"Ah Hao! Kau sudah pulang rupanya?" tanya Hanbin sambil mempersilahkan Zhang Hao masuk.

"Iya, ini aku bawakan sandwich pesanan mu!" ucap Zhang Hao sambil menyerahkan satu kotak sandwich yang masih hangat.

"Ah terimakasih banyak! Kau memang yang terbaik untukku!" ucap Hanbin sambil tersenyum manis.

Hanbin mencium aroma darah segar. Tapi ia tak tau dimana asal bau itu.

"Eh Hao, kau mencium bau darah?" tanya Hanbin penasaran.

"Hmm tidak." jawab Zhang Hao enteng.

"Masa sih? Ini menyengat loh!"

"Ah mungkin penciuman mu sedang bermasalah... Lebih baik kau makan sandwich nya. Aku akan mandi dulu." ucap Zhang Hao kemudian menuju kamar mandi.

'Sepertinya bau darah berasal dari sarung tanganku' Batin Zhang Hao berkata. Ia menyentuh sarung tangan yang ada di saku Blazers seragamnya.

Malam ini Zhang Hao dan Hanbin sedang duduk santai di atas ranjangnya.

Zhang Hao memperhatikan sahabatnya yang sedang mengoleskan masker putih di wajah mulusnya.

"Memangnya apa manfaat dari memakai itu?" tanya Zhang Hao

"Tentu saja agar membuat wajah kita lebih sehat, dan bisa membuat kita lebih tampan" jawab Hanbin sambil masih berkonsentrasi pada aktivitasnya.

Zhang Hao lanjut memperhatikan. Sampai dirasa hanya ada keheningan, Hanbin akhirnya membuka suara.

"Kemarilah..." Pinta Hanbin.

Zhang Hao menuruti, dan kini dia duduk sila tepat di depan Hanbin.

Hanbin mengambil masker itu dengan kuas  yang sedang ia gunakan, lalu ia mengoleskannya pada wajah Zhang Hao

"Eh!! Apa yang kau lakukan ?" Pekik Zhang Hao. Dia sedikit memberontak.

"Diam! Hehe, aku ingin memakaikannya juga padamu" Kata Hanbin yang makin fokus mengoleksi wajah Zhang Hao dengan maskernya.

Zhang Hao kembali menuruti perintah Hanbin. Dengan pasrah wajahnya di lukis seperti kanvas.

Di lihat secara dekat seperti ini wajah Hanbin sangat tampan bahkan ketika seluruh wajahnya tertutup masker sekalipun. Zhang Hao tak bisa memalingkan pandangannya.

Hanbin dengan senyuman manisnya itu hampir selesai dengan kegiatannya. Matanya naik melihat Zhang Hao yang sedang menatap dirinya lekat.

Dengan jarak yang begitu dekat membuat jantung keduanya berdebar tak karuan.

"Mengapa kau memandangku seperti itu?" tanya Hanbin salah tingkah.

Zhang Hao mendekatkan bibir mereka hingga Hanbin dapat merasakan hembusan nafas Zhang Hao di wajahnya.

Tok tok tok!

Zhang Hao menjauhkan wajahnya dari Hanbin, membatalkan niatnya. Siapa seseorang mengetuk pintu kamar mereka berdua. Mengganggu saja.

"Biar aku saja yang membuka." ujar Zhang Hao kemudian beranjak dari ranjangnya.

Krieett...

"Ada kiriman untuk Sung Hanbin..." ujar pegawai itu diambang pintu.

"Berikan padaku!" seru Zhang Hao dingin.

"Ini terimalah, dan kau harus menandatangani tanda terimanya..." ucap pegawai itu sambil menyodorkan kotak warna merah dan buku agenda.

"Sudah... Terimakasih"

Blamm!

Zhang Hao menghampiri Hanbin yang sedang duduk menatap kearahnya.

"Ini ada kiriman untukmu!" ucapnya sambil menyerahkan kotak itu.

Hanbin tak menerimanya. Ia hanya terdiam, masih tak paham dengan kejadian tadi.

"Ayo terimalah..! Kau tak menginginkannya?" tanya Zhang Hao.

"Ah sini biar ku lihat siapa pengirimnya!" ujar Hanbin akhirnya membuka suara juga.

Zhang Hao duduk di samping Hanbin yang sedang meneliti kotak itu.

"Nico. Ah pengirimnya Nicholas!" teriak Hanbin tak percaya.

"Nicolas? Kau serius?" tanya Zhang Hao meragukan.

"Iyah! Dia kan cowok populer di sekolah kita..." jawab Hanbin.

"Coba buka isinya. Apa yang ia kirimkan untukmu!" seru Zhang Hao penasaran.

Hanbin membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya. Ternyata sebuah surat dan jam tangan.

Hanbin membacakan Surat yang isinya :

Dear Sung Hanbin

Akhir-akhir ini kau menarik perhatianku.. Aku ingin mengenal lebih jauh dirimu. Jika kau merasakan hal yang sama, pakailah jam pemberianku dan temui aku saat jam istirahat besok.

From : Nicholas

"Maksudnya Nico menyukaimu?" tanya Zhang Hao tak senang.

"Sepertinya begitu..."

Zhang Hao menunjukan mimik muka tak bersahabat seperti ketika lelaki lain mendekati Hanbin.

"Apa ada yang salah?" tanya Hanbin ragu.

"Kau menyukai Nico?" bukannya menjawab, Zhang Hao malah berbalik tanya.

"Tidak begitu, aku hanya kagum dengan Popularitasnya." jawab Hanbin apa adanya.

Mendengar pengakuan Hanbin, membuat Zhang Hao mengembangkan senyumannya karena merasa lega.

"Kau hanya boleh menyukaiku, Hanbin..." ucap Zhang Hao sambil mengacak-acak rambut sahabatnya itu.

"Tentu saja! kau kan sahabatku..." balas Hanbin. Sungguh tak peka.

Zhang Hao mengembangkan senyumannya lagi dan di dalam hatinya berkata.

'Aku ingin lebih dari sekedar sahabat...'





_________________
To be continue

Over me || Haobin 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang