Iie desu

1.6K 127 0
                                    

Ruang kerjaku disini dominan kaca. Bisa dibilang antara aku dan yang lain hanya dibatasi oleh dinding kaca.

Itu untuk memudahkanku mengawasi pegawaiku. Meski nyatanya aku tak pernah mengawasi mereka. Terlalu merepotkan bagiku. Asal pekerjaan mereka bagus itu sudah cukup, tak perlu mengawasi mereka terlalu ketat.

Tapi sejak kedatangannya, aku mulai rajin mengawasi pegawaiku. Seperti saat ini. Aku berdiri di baik dinding kaca ruanganku melihat keluar.

Melihat gadis yang telah mencuri hatiku 3 tahun lalu. Yang tanpa ku sangka, kini ada di kantorku.

" Kau sungguh berubah " batinku.

Surai panjang hingga pinggul, tubuh yang semakin sintal, juga wajah yang cantik. Kau terlalu sempurna untuk sekedar pegawai magang.. Hinata.

Tanpa ku sadari lagi-lagi aku terpaku disini. Menatapnya yang sibuk dengan beberapa berkas bersama sekertarisku.

" -san... uchiha-san.. "

" Ah "

Aku tersadar dari lamunanku.

" Anda sudah menandatangani berkas yang tadi pagi ku berikan? "

" Berkas? "

Aku kembali duduk di tempatku dan melihat beberapa map.

" Hyuuga-san sudah menunggu berkas itu sejak tadi "

Deg

" Kalau begitu biar aku yang antar ke ruangannya " ucapku.

" Tapi.. "

" Kau boleh kembali ke tempatmu " potongku.

Diapun keluar ruanganku meski penuh dengan tanda tanya.

Setelah membaca sedikit aku lantas menandatanganinya. Lalu membawanya ke ruangan Hinata.

Tok..tok..

Ku ketuk pintu kaca itu.

" Silahkan " ucapnya dari dalam.

Perlahan ku buka pintu itu dan masuk.

" Aku mengantar berkas yang kau inginkan "

" Anda tidak perlu mengantarnya sendiri "

" Iie.. aku juga sedang senggang "

" Hm "

Kami saling tatap sesaat.

" Ada lagi? "

" Ah.. iie.. kalau begitu aku.. pergi "

" Ha-i.. arigatou gozaimasu "

Baka. Kenapa kau tidak coba bertanya sesuatu padanya!

" Ah Hina- "

Dia menatapku dan berhasil membuatku kembali mematung.

" Maksudku Hyuuga-san.. kalau kau ada waktu.. maukah kau.. menemaniku.. makan siang " tanyaku penuh ragu.

Dia tersenyum sesaat padaku. Ini membuatku percaya diri, untuk sesaat aku berpikir dia pasti mau.

" Iie desu " senyumnya.

Deg

Lagi-lagi aku terkejut dengan jawabannya.

" Hn.. aku.. permisi.. "

Aku berjalan keluar dan kembali ke ruanganku. Baka.. Hontou baka..

Sore menjelang, ku lihat dia tengah bersiap tuk pergi. Aku ingin segera menyusulnya, tapi urung ku lakukan.

Penolakannya siang tadi sudah cukup membuatku syok.

Aku hanya bisa melihatnya berlalu. Surainya berayun seiring dengan langkahnya.

" Dia benar-benar cantik " batinku.

Tak henti aku memuji tiap kali melihatnya. Apa saja yang kau lakukan selama ini Hinata..

" Kemana saja kau sudah dua hari tidak mengunjungiku "

" Apartemen "

" Kau jadi betah di apartemen daripada dirumah "

" Naruto "

" Hm? "

" Hinata disini "

" Ha? "

" Hinata ada disini "

" Serius? Kau tidak bercanda kan? "

" Dialah pegawai magang yang ku ceritakan "

" Tapi waktu itu kau tidak bilang bahwa itu adalah Hinata "

" Aku juga baru tahu kemarin "

" Bagaimana kabarnya? "

" Sehat.. kurasa.. "

Hening. Tak ada pembicaraan lagi diantara kami. Tidak biasanya kami canggung seperti ini.

" Gomen Naruto.. aku belum sempat menanyakan perihal Sakura "

" Tidak perlu.. lagipula mungkin saja dia sudah memiliki kekasih yang lain " senyumnya.

Apa yang dia katakan tidak sesuai dengan yang dia rasakan.

" Oi Naruto kau ingin membuang semua kopi itu? "

" Ah gomen.. gomen.. "

Dia menuangkan satu teko kopi ke cangkirku hingga tumpah semua di meja.

" Kau masih mengharapkan Sakura? " tanyaku.

Dia berhenti membersihkan meja itu sesaat.

" Entahlah.. aku sendiri tidak tau Sasuke "

Aku diam, kembali meneguk secangkir kopi baru yang dia berikan.

Kami, dua pria galau yang tak tau harus berbuat apa pada cinta kami yang hilang 3 tahun lalu.

~Skip~

SasuHina - Ku ingin SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang