Speechless

1.3K 108 8
                                    

Waktu terus berlalu, satu bulan sudah dia disini. Aku tak pernah lagi memberi perhatian lebih padanya. Karna diapun selalu menolak semua itu.

Friendzone, itulah yang dia katakan. Dia lebih nyaman berteman denganku daripada kembali menjadi kekasihku seperti yang kuharapkan.

Dan agar aku tetap bisa dekat dengannya, akupun mengikuti permintaannya. Aku tak pernah keluar dari zona nyamannya.

Meski aku sangat ingin untuk lebih dekat lagi dengannya.

Sore ini aku, dia juga Naruto bertemu. Bisa dibilang reuni setelah 3 tahun tak bertemu.

" Kau sudah sukses sekarang Naruto-kun "

Deg

Agak kesal mendengarnya. Kenapa dia masih memanggil Naruto dengan nama depan seperti dulu sedang padaku tidak.

" Yah, begitulah.. hahhaha.. "

Aku hanya diam mendengar mereka ngobrol sambil sesekali nyeruput kopi didepanku.

" Kau tau, Sakura kan ada disini "

" Ha? Kau serius? "

" Dia sudah menjadi dokter kulit sekarang "

" Aku senang dia juga sukses sepertinya "

" Kau tidak ingin bertemu dengannya Naruto-kun? "

" Ku pikir sebaiknya seperti ini, karna kurasa diapun tidak ingin bertemu denganku lagi "

" Tapi kurasa dia pasti senang bertemu denganmu lagi "

" Kau jangan memberi harapan padaku seperti itu Hinata.. hehehhe.. "

" Ahaha.. gomene.. "

" Daripada aku, ku pikir kalianlah yang lebih mungkin untuk bersama lagi "

Deg

" Oi Naruto " seruku.

" Eh aku salah bicara ya.. "

" Aku permisi ke toilet " ucapnya berlalu.

Plak

" Itai "

" Bodoh "

" Maaf aku keceplosan "

" Kau tau kan itu hal yang sangat sensitif diantara kami "

" Gomen.. gomen.. "

" Tsk "

Aku diam menahan geram. Sekembalinya dia keadaan menjadi canggung. Dan bodohnya, Naruto malah pergi begitu saja.

Menyerahkan yang tersisa padaku. Sial.

Tak ada pembicaraan diantara kami. Dan akupun memutuskan tuk mengantarnya pulang karna sudah malam.

" Jangan pikirkan apa yang dikatakan Naruto tadi "

" Hm " angguknya.

" Dia hanya- "

" Bercanda kan " senyumnya.

Harusnya aku lega mendengar bahwa dia mengerti. Tapi kenapa yang kurasakan justru sebaliknya.

" Apa kita benar-benar tidak bisa kembali? " gumamku.

" He? "

Deg

Apa yang kau katakan Sasuke?! Dia akan menghindarimu lagi kalau kau terbawa perasaan seperti ini!

" Iie.. "

Aku kembali fokus mengendarai mobilku mengantarnya pulang.

" Terima kasih tumpangannya Uchiha-san "

Dan akhirnya kami tiba di apartemennya. Terlalu cepat.. ini terlalu cepat...

" Uchiha-san? "

" Hinata "

Dia terkejut mendengarku memanggil nama depannya.

" Aku bersungguh-sungguh.. "

Untuk beberapa saat kami saling tatap. Aku benar-benar ingin memeluknya, sangat.

" Gomen "

Dia keluar dari mobilku dan pergi meninggalkanku.

" Sial.. sial.. sial... "

Kenapa aku tak pernah bisa menahan gejolak dihatiku saat berdua dengannya. Menyebalkan. Bahkan bibirku mampu mengatakan hal yang tak ingin ku ucapkan didepannya.

Aku tak tau apa yang akan terjadi besok saat bertemu dengannya di kantor.

Pagi hari di kantor. Ku pikir hubunganku dengannya akan menjadi aneh setelah apa yang terjadi. Tapi ternyata tidak.

Kami masih bisa bicara normal.

" Kalau begitu aku permisi "

" Mate " tahanku.

Dia berbalik melihatku.

" Kau.. tidak marah padaku? "

" Marah? untuk apa? "

" Entahlah.. "

Dia menggeleng lalu pergi.

Lega. Semua ketakutanku tak ada yang menjadi nyata.

Siang itu aku mengajaknya makan siang di sebuah restoran siap saji dekat kantor, sebagai permintaan maaf.

" Anda tidak perlu melakukan ini Uchiha-san "

" Tidak apa-apa, hanya untuk menghilangkan rasa penyesalanku "

" Apa sih.. " senyumnya.

" Aku lega kau tidak menghindariku "

" Karna ku pikir anda pasti sedang bercanda "

Deg

Bercanda? kau bilang bercanda? Pengakuanku malam itu kau bilang bercanda?

" Tapi aku tidak bercanda.. Hinata.. "

Dia mematung. Menghentikan kegiatannya dan menatap lekat onyx ku.

" Hinata.. aku- "

" Hinata "

Suara seseorang memanggil namanya. Dia lantas bangkit saat melihat pria disamping kami.

" Gaara-kun " ucapnya.

Aku menoleh melihatnya. Seorang pria surai merah bata berdiri tegap disamping kami.

" Uchiha-san.. kenalkan.. ini.. tu-tunanganku "

Deg

Bak disambar petir disiang bolong saat mendengar pengakuannya. Tunangan?

Sasuke POV End

~Skip~

SasuHina - Ku ingin SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang