Bogosipda

116 3 3
                                    

Aku sedang terduduk di bangku panjang yang berada di taman kota. Angin begitu sejuk hingga menerpa rambut panjangku. Pandanganku terus menatap lurus dengan pandangan yang kosong, aku melihat banyak insan yang sedang bercengkrama dengan pasangan mereka.

Aku hanya terdiam membisu melihat orang- orang yang ada didepanku. Salah satu dari mereka melihatku yang sedang duduk menyendiri di taman kota dan aku membalas tatapannya dengan senyuman.

Wanita itu melangkah maju kearahku, aku mulai bertanya-tanya apa yang dia inginkan. Dan pertanyaan ku mulai terjawab karena dia berhenti tepat di depanku. Dan sekarang dia melangkah dan berada tepat disampingku.

"Apa yang kamu lakukan disini ? Apakah kamu menunggu seseorang ? " katanya padaku.

"Itu bukan urusanmu, dan aku juga tidak mengenalmu haruskah aku menjawab pertanyaanmu ?" Jawabku

"Itu memang bukan urusanku dan kamu memang tidak mengenalku, aku hanya ingin bertanya apakah itu salah ? Aku hanya heran saja apa yang dilakukan perempuan seperti mu disini sendirian !!"

Aku hanya bisa diam dan mulai menghela nafas "Memang itu tidak ada salahnya. Tapi apa gunanya jika aku bercerita padamu tentang masalahku, jika itu tidak dapat menyelesaikan masalah dan malah menimbulkan masalah lainnya."

Dia beranjak dari tempatnya "Aku hanya ingin menolongmu. Aku hanya mau membantumu tapi jika itu membuat terganggu ...."

Dia berhenti bicara dan aku tidak mempedulikannya. "Memang apa salahku yang harus meresponnya" pikirku.

Dia pergi meninggalkan ku sendiri disana dengan raut wajah yang kecewa. Aku memang keras kepala karna dia tidak tahu apa maksud dan tujuanku melakukan hal itu padanya.

Hari pun mulai sore, dan angin pun berhembus semakin kencang hingga aku kedinginan. Aku malas untuk pulang kerumah, aku ingin tetap disini menenangkan pikiranku.

Beberapa saat setelah itu, kehangatan mulai kurasakan dengan jaket yang tebal berada di pundakku. Aku menoleh kebelakang dan tidak ada siapa-siapa. Aku heran dan melihat kesamping kanan dan kiri, tetapi benar tidak ada siapapun.

Bulu kudukku mulai berdiri karna hari yang mulai gelap aku sudah berpikir yang tidak tidak. Aku mulai takut, aku merinding, aku ingin beranjak dan pergi tapi kakiku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa diam disana, ditempat yang sepi tepat dibawah pohon besar itu.

"Hey, hey kamu!!" suara misterius

"Ya... Siapa itu ?? Apakah ada orang disini ?? Hey... Jawablah !!"

"Kau tidak bisa melihat ku, kau hanya bisa mendengar suara ku."

"Apa maksudmu ?? Apa yang kau katakan ?? Keluarlah jangan bersembunyi, jangan coba- coba untuk membuatku takut"

"Aku tidak mencoba untuk membuatmu takut, aku hanya mengatakan apa yang harus dikatakan. Sekarang aku punya teman..."

"Teman ?? Apa maksudmu aku bukan temanmu aku tidak mengenalmu! Aku tidak tahu siapa kamu, pergilah !!!"

Hening...
Tempat ini mulai terasa sepi lagi, suara aneh itu tidak muncul lagi. Apakah dia sudah pergi ??

Aku mencoba mengangkat kakiku aku berharab bisa pergi dari sini. Dan ternyata kakiku terikat. Ya benar-benar terikat . Aku mulai heran kapan ini diikat, aku tidak merasakan apapun. Bahkan untuk menelan ludah pun aku tak sanggup.

Aku berusaha melepaskan ikatan itu tapi itu sia-sia. Tali itu sulit untuk putus, ikatannya sangat kuat .

Tapi...
Aku sadar itu bukanlah sebuah tali, itu berwarna putih bersih. Seperti kain, ya itu memang kain putih yang sangat panjang. Aku memegang kain itu , rasanya halus dan lembut. Terasa nyaman memegangnya, aku mengikuti kemana arah kain itu. Dan ternyata kain itu berasal dari atas pohon besar itu. Aku tepat dibawah pohon itu, aku mulai merasa takut. Rasa takut itu mulai menghantuiku.

BogosipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang