*Dirumah Celine*
"Sinta tolong ambilkan kompres di dapur ! Untuk meredakan panasnya"
"Baik Celine, sebentar ya"
"Laras.. Bangun Laras bangun!"
Laras belum sadar juga, Celine sangat khawatir dia beranggapan kalau ini ada hubungannya dengan sosok itu .
"Tunggu.. Badannya tadi berat apa mungkin sosok itu masuk ke dalam tubuh Laras ? Ya Tuhan mungkinkah itu ?"
"Mungkin. . "
"Hah, Suara Laras barusan dia bicara tapi itu diwakilkan. "
"Aku bukan Laras, aku hanya menumpang di tubuhnya . Karna aku mau bicara padamu."
"Bicaralah ... Katakan semua yang mau kamu katakan, sebelum Sinta datang "
Sosok itu menceritakan semua, Celine sadar bahwa dia berteman dengan sosok itu. Sosok itu memiliki masalah yang belum diselesaikan di dunia nyata makanya dia seperti arwah gentanyangan. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya seperti Laras dan Celine. Masalahnya itu berhubungan dengan Celine, karna Celine tinggal dirumah yang dulunya rumah sosok itu.
Kamar Celine adalah kamar sosok itu, dulunya sosok itu punya teman yang bernama Azwa . Azwa adalah sahabatnya, Azwa sudah lama pondak dari tempat itu. Karena sosok itu pernah berjanji padanya, sebelum dia meninggal dia ingin bertemu dengan Azwa. Sangat ingin, hal itu selalu dia bayangkan karena kerinduan nya dengan Azwa.
Tapi impiannya itu sirna, setelah ia meninggal. Mungkin karena itulah dia masih berada di dunia nyata. Karena keinginannya belum terwujud, dia ingin ada orang yang mewujudkan keinginannya itu. Karena itulah dia meminta Celine yang mewakilkan. Celine setuju tapi dimana dia mencari Azwa, Azwa sudah lama pindah. Bahkan Celine tidak tahu bagaimana rupa Azwa. Celine murung, tapi dia sangat ingin membantu sosok itu agar dia bisa hidup lebih tenang.
"Celine, ini kompresnya"
"Ohh, terimakasih Sinta"
"Apa yang kamu pikirkan Celine ? Gak usah khawatir Laras akan baik-baik saja."
"Ya, aku yakin itu. Aku hanya memikirkan Azwa."
"Azwa ?? Sepertinya aku pernah dengar nama itu. Kalau tidak salah dia pernah tinggal di dekat sini . Tapi dia sudah pindah cukup lama. Memang kenapa ??"
"Sungguh ? Kamu tidak bercanda kan. Apa kamu punya kontaknya, ayo kita kerumahnya ada yang mau aku katakan padanya. Ini berhubungan dengan Laras."
"Berhubungan dengan Laras ?"
"Sudahlah, gak usah banyak tanya. Ayo kita kerumah Azwa sekarang!"
"Tapi. . . "
Celine yang sangat gembira mendengar hal itu langsung menarik Sinta. Dan pergi ke rumah Azwa, Sinta memang belum bisa memastikan alamat itu. Tapi Celine berharap alamatnya tidak salah. Dia sangat berharap bisa ketemu Azwa, agar masalahnya selesai.
Tok.. tok ..tok...
"Iya sebentar"
"Ada yang jawab semoga Azwa"
Pintu pun dibuka, terlihat gadis cantik yang membukakan pintu. Gadis itu memang terlihat lebih tua dari mereka berdua . Dia juga terlihat ramah, Celine berharap dia tak salah orang.
"Apa kakak Azwa ??"
"Iya, kalian siapa ya ??"
"Kami temannya Sione, dia ingin bertemu dengan kakak. Apa kakak mau menemuinya ?"
"Sione?? Yang benar saja kalian jangan bergurau ya. Dia sudah lama meninggal dunia. Jangan bercanda "
"Kami serius kak, kumohon ikutlah dengan kami. Arwahnya masih penasaran, masalahnya di dunia nyata belum selesai. Dan itu berhubungan dengan kakak"
"Ada hubungannya dengan ku ??"
"Jelasinnua nanti saja kak, sekarang ikut aku !!"
Mereka bertiga pun pergi kerumah Celine, diperjalanan Azwa sangat cemas dia masih tidak menyangka kalau akan bertemu dengan temannya itu. Walaupun dia memang sudah meninggal, walaupun ada perasaan canggung dan takut Azwa tetap nekat agar temannya itu dapat hidup lebih tenang.
Sesampainya di rumah Celine, mereka bertiga langsung berlari kekamar Celine. Mereka takut terjadi apa-apa pada Laras. Setelah sampai Azwa terkejut , karena dia tak melihat sahabatnya itu. Dia merasa dibohongi , tapi Celine menjelaskan semuanya. Dia membuka mata batin Azwa untuk sementara, agar ia dapat melihat sahabatnya itu. Mata batin Azwa pun terbuka, dia memang melihat sahabatnya itu. Dia ingin memeluknya karna sangat merindukannya. Tapi itu mustahil, dia sudah meninggal.
Sione tersenyum melihat sahabatnya itu, dia meteskan air matanya. Dia sangat senang bisa bertemu dengan temannya lagi, dia terlihat lebih tenang sekarang.
Azwa mendekati Sione mereka tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka hanya saling bertatap muka, mungkin itulah cara mereka.
Tubuh Sione perlahan menghilang, sedikit demi sedikit. Mungkin ini pertanda kalau dia sudah lebih tenang karena masalahnya sudah selesai.
Sebelum tubuhnya menghilang total, dia berpesan pada Azwa agar dapat mengikhlaskan kepergiannya. Dan dia juga Berterima kasih pada Celine karna sudah membantunya.
Sinta pun tersenyum melihat hal itu, dia sangat terharu karna hal uang dilihatnya itu.
Sione pun menghilang, sepertinya dia sudah cukup tenang. Celine pun menutup kembali mata batin Azwa. Karena Azwa pasti gak bakalan sanggup melihat hal itu terus menerus.
Azwa pun pamit pulang dan berterima kasih pada mereka semua. Tak lama setelah hal itu, Laras pun bangun dari tidurnya. Dia terlihat sangat lelah karena tubuhnya tadi di masuki oleh Sione.
Mereka pun menyuruh Laras untuk beristirahat, mereka tidak memberitahukan hal yang terjadi pada Laras. Karna situasinya kurang tepat.
Karena sudah malam mereka semua pun pergi beristirahat. Mereka sangat lega karena masalah mereka sudah selesai. Celine pun sangat bahagia karena tidak akan ada lagi makhluk-makhluk yang akan mengganggunya.
"Thanks God"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda
Mistério / SuspenseTragedi dibalik misteri atau misteri dibalik tragedi. Celine adalah seorang gadis remaja yang merasa kesepian dia hidup sendiri tapi hari-harinya selalu ada yang menemani tanpa dia ingini. "Aku mendengarmu dan tak bisa melihatmu. Dan akhirnya . . ."