Kebenaran Dan Kenyataan

35 2 4
                                    

"Cucuku " ucap nenek itu

"Sinta lihat !! Gadis itu"

"Ternyata yang dikatakan nenek itu benar, cucunya memang ada di atas sana. Tapi bagaimana bisa dia diatas sana, dan yang terjadi padaku. Pesan itu, ikatan itu, bagaimana bisa dia melakukannya" pikirku

Semua orang heran melihat gadis itu , mereka ketakutan karna gadis yang jatuh dari atas pohon itu berlumuran darah. Tubuhnya dilumuri banyak darah, sampai menutupi pakaiannya yang berwarna putih polos itu.

Petugas itu membantu gadis itu berdiri tapi ...

"Jangan!! Jangan dekati dia, dia berbahaya." teriak nenek itu

Aku heran , apa maksud nenek itu. Masa iya dia mengatai cucunya sendiri gila. Sinta menoleh padaku, aku seperti bisa membaca pikirannya. Karna yang ingin dia katakan sama seperti yang kupikirkan.

Petugas itu menghentikan langkahnya, dia mengikuti perintah nenek itu. Tapi aku dan Sinta mendekati gadis itu. Kami ingin melihatnya dan membantunya. Walaupun nenek itu berulang kali melarang kami, tapi kami tak menggentingkan langkah kami. Kami berdua terus berjalan, sampai kami tepat berada didepannya .

Sinta mengulurkan tangannya, berharap gadis itu mah dibantu olehnya. Tapi gadis itu tak mau menerima bantuan Sinta, sekarang aku yang mencoba untuk membantunya.

"Hiks hiks... Temanku?" Kata gadis itu

Dia pun menggenggam tanganku dan aku membantunya berdiri. Mungkin selama ini dialah orang misterius itu, tetapi aku masih bingung bagaimana bisa dia melakukan hal itu padaku. Aku masih tidak percaya jika yang dia lakukan itu memang nyata.

"Jangan sentuh dia !! Dia itu sudah gila, nyawa kalian akan terancam." ancam nenek itu

"Tidak... Aki tidak gila. Kau lah yang gila, kau yang telah membuatku seperti ini kau ingin membuatku menjadi tumbalmu. Kau ingin mengambil nyawaku, aku tidak mau mati, aku tidak mau hidup seperti ini. Aku ingin punya teman, punya kebahagiaan sebelum aku mati nantinya " jawab gadis itu terputus putus

Orang-orang yang mendengar hal itu langsung mengelilingi nenek itu. Mereka menangkap nenek itu, dan ingin membawanya ke pihak yang berwajib.

"Hey.. Apa yang kau katakan memang benar ? Aku mempercayaimu karena aku adalah temanmu. Aku sudah pernah berjanji kan kalau aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu." kataku untuk menghiburnya

"Hai aku Sinta, aku adalah temannya Celine. Jika kau masih mengingatku. Kalau begitu kau juga adalah temanku, mari berteman." ucap Sinta (sambil berjabat tangan dengan gadis itu )

"Benarkah ? Terimakasih karna mau menjadi temanku. Maafkan aku ya karena aku seperti meneror kalian kemarin. "

"Sudahlah, yang telah berlalu biarlah berlalu. Sekarang kita mulai dari awal, by the way apa yang kamu lakukan di atas sana ? " tanyaku

"Celine nanyanya nanti aja, kasihan dia kita harus mengganti pakaiannya ini. Dia juga pasti sudah capek, kita harus memberinya waktu istirahat " saran Sinta

"Baiklah, ayo kita pergi kerumahku. Kamu bisa meminjam salah satu bajuku." Ajakku

Kami bertiga berjalan menuju kerumahku, kami pergi kekamarku dan menunggu gadis itu mengganti pakaiannya.

Setelah selesai , kami kembali bertanya tentang apa yang terjadi padanya. Dia menceritakan semuanya, sekarang aku dan Sinta mulai paham alasannya itu. Kami memaafkannya , dan kami pun menjadi teman yang baik seterusnya.

"Bye the way, dari tadi kita belum tanya nama kamu siapa" kataku

"Iya juga ya, perkenalkan namaku Laras aku yatim piatu aku tinggal dengan nenekku. Dia dulu memang baik tapi ..."

"Sudah lah tidak usah dilanjutkan lagi, kami sudah dengar semuanya. Sekarang kamu harus memulai hidup baru lupakan masa lalumu yang kurang berkesan itu . Lanjutkan hidupmu dengan kami, dengan teman baru mu. Anggap saja kami adalah saudaramu yang sudah lama tidak bertemu." jawabku

"Ya, itu benar. Laras apa kamu lapar ?? Kita pergi makan keluar yuk, kamu pasti laparkan ?? Celine sudah lapar dari tadi loh " potong Sinta

"Ihh, apaan sih Sin. Kok bawa-bawa nama aku sih. Kamu kali yang dah lapar. Hahaha" kataku sambil tertawa

Laras tertawa melihat kami yang saling menyalahkan. Setelah itu, kami bertiga pergi makan diluar di Cafe dekat rumahku.

Kami memesan makanan dan mulai makan. Setelah selesai kami mulai mengobrol lagi.

"Tapi tunggu dulu Laras, aku masih bingung bagaimana caramu menulis pesan itu dan mengirimnya padaku??" Tanyaku

"Ohh, sebenarnya aku mengikutimu kemarin malam. Karna aku takut terjadi sesuatu padamu karna sudah tengah malam. Dan aku menulis surat itu dan menaruhnya dibawah pintu rumahmu. Begitulah ceritanya Celine "jawab Laras

"Wah.. Kamu khawatir ya sama Celine. Kamu memang teman yang terbaik Laras. Love you lah 😊"kata Sinta

Mereka berdua tertawa bahagia , tapi Celine masih bingung dan senyumnya hilang. Karena pesan yang di terima nya adalah tulisan dari darah yang tertulis di cermin kamarnya. Mana mungkin Laras berbohong pikirnya, tapi dia tak mau menanyakan hal itu dia melupakan hal itu. Karena itu pasti membuat Laras dan Sinta takut, dia tak mau membuat mereka terbawa ke masalah selanjutnya.

Dia belajar melupakan hal itu, walau dia masih penasaran. Sinta dan Laras pun ikut pulang dengan Celine, mereka memutuskan untuk menginap dirumah Celine karena sudah larut malam. Laras dan Sinta berjalan duluan, sedangkan Celine tertinggal dibelakang.

Di perjalanan Celine merasa ada yang mengikutinya, dia memberanikan diri melihat ke belakangnya. Karna dia yakin itu bukan hanya perasaannya. Dan memang benar ada seseorang dibelakangnya tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri , dia tersenyum pada Celine. Celine merinding melihat sosok itu , di berbalik arah dan ingin cepat pergi meninggalkan sosok itu. Tapi saat ingin lari sosok itu berjalan dan mendekati Celine dan berkata

"B o g o s i p d a ".

BogosipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang