Chapter 1

64 17 4
                                    

"Hujan itu....merupakan saksi pertemuan dua insan yang tidak saling mengenal."


Matahari mulai terbit,namun Talia masih tidak mau bergerak dari kasur kesayangan nya. Alarm jam wekker terdengar jelas di kamar nya. Dengan malas Talia mematikannya. Dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi pertanda ia harus segera bersiap untuk berangkat sekolah,namun hal itu tetap tak dihiraukan Talia. Saat ini Talia sedang lelah masuk ke sekolah yang begitu membosankan.

Buk....Buk....Bukkk..

"Taliaaaaa.... Cepat bangun , udah jam 6 lewat 10 nih". Teriak Fathan kakaknya Talia yang dipanggilnya abang itu.

"Aiiisshhhhh.... Berisik banget sih lo, ganggu tidur gue aja". Balas Talia.

" Cepetan, ntar telat"

"Iya, iya. Gue bangun". Tambah Talia

Dengan santai Talia pergi ke kamar mandi dan menggunakan seragam sekolahnya. Setelah selesai, ia kembali melihat ke arah jam weker,ia terkejut,10 menit lagi gerbang sekolah nya akan di tutup. Dengan tergesa-gesa ia menuruni anak tangga.

"Cepetan bang, gue telat nih".

"Bentar lagi Ta, lagian juga gua udah telat, ngapain juga cepat-cepat"

"Iiiishhh.... Nyebelin banget sih lo, tadi lo yang nyuruh gue cepetan sekarang lo yang malah santai, buruan dong".

"Iya iya, bawel banget sih."

...

"Aiiishhh... Gue bilang juga apa, telat kan gue." keluh Talia

"Salah lo juga sih pake acara bangun kesiangan kan gue jadi ikutan telat."

Sambil bergegas mereka berpisah di koridor karena mereka berbeda kelas dan juga abangnya setahun lebih tua dari Talia dan sekarang Talia kelas sebelas sedangkan abangnya kelas dua belas.

Sesampai didepan kelas, dengan nafas tersengal-sengal ia memasuki kelas

"Apa liat-liat?." ketus Talia

Seisi kelas menatapnya dengan tatapan berbeda padanya.

"Ini sangat memalukan, sial" gumamnya.

Mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya karena Ibu Endah yang dikenal guru killer belum masuk.

"Lo kenapa telat Ta?" tanya Sherin kepada Talia

"Gue kesiangan bangun."

"Kenapa lo sampai kesiangan sih?"

"Banyak tanya lo" balas Talia

Tak berapa lama setelah Talia memasuki kelas nya, ibu Endah pun memasuki kelas nya.

"Siapkan kertas selembar,kita ulangan."

"Hahhh" seisi kelas terkejut.

...

"Pusing gue.. Baru juga dateng,langsung ulangan." keluh Talia

"Siapa suruh dateng telat." sahut sherin

"Yey,itu bukan kehendak gue kali sher."

"Serah lo deh serah".

"Kantin yuk". Ajak Oliv

"Lo duluan aja,gue ga nafsu makan."

"Gpp lo ditinggal sendiri Tal?"

"Udah pergi sana, gue mau tidur". Sambil telungkup menenggelamkan wajahnya.

"Tidur mulu,ati-ati ntar tambah gemuk tubuh lo Ta."

"Berisik banget sih lo Sher,"

"Udah udah,kita ke kantin aja Sher,ntar ngamuk gorilla kita." ucap Oliv menengahi mereka.

"Gorilla? Gua manusia woy. Awas aja kalian." ancam Talia.

Bel pulang sekolah menggema di seluruh penjuru sekolahan. Bel yang di tunggu Talia sejak tadi telah berbunyi. Tiba-tiba hp Talia berbunyi,pertanda ada seseorang yang sedang menelpon nya. Terlihat jelas disana abangnya yang memanggilnya.

"Kenapa?"

".........................."

"Emang lo mau kemana? Masa gue naik bus sih."

"..........................."

"Tau gini,gue tadi berangkat pake motor sendiri. Nyebelin banget lo bang."

Sambil menghentakkan kaki, Talia mematikan telepon secara sepihak. Ketika ia berjalan keluar dari sekolahan, tetesan air mulai berjatuhan dari langit. Dengan tergesa-gesa Talia menuju halte bus yang berada di dekat sekolah nya. Ia duduk diam di kursi halte bus tersebut. Samar-samar Ia melihat seseorang berdiam diri sedang menatapnya ditengah hujan.

"Siapa dia? Sedang apa dia berdiam diri disana sedangkan hujan sedang deras-derasnya" ucap Talia dalam hati. Talia berpikir keras hingga ia ingin menyapanya. Namun seketika hujan mulai mereda dan dia tiba-tiba menghilang.

...

Never ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang