Chapter 2

48 17 2
                                    

"Sore itu..... Dia kembali datang,tepat saat tetesan hujan membasahi bumi"


Talia sedang berbaring diatas ranjangnya dan menghela nafas mengingat ingat kejadian pulang sekolah tadi. Saat ia melihat seseorang yang berdiam diri di tengah derasnya hujan yang mampu membuat Talia merasa penasaran dengannya.

"Ngapain ngelamun gitu". Kedatangan Fathan yang tidak disadari Talia membuat nya kaget.

"Ngagetin aja abang ih".

Fathan mengambil gitar yang berada di pojok kamar dekat meja belajar Talia dan duduk dikasurnya Talia sedangkan Talia memperhatikan abangnya yang menurut nya tidak jelas sedang melakukan apa . Talia memang memiliki gitar dan memainkannya jika ada waktu luang ditambah dengan suaranya yang begitu merdu dan tidak kalah dari Isyana Sarasvati, mungkin.

"Nyanyi dong Ta,gue kangen suara lo nih." gombal Fathan

"Apaan si lo,bukan nya sekarang lo dengerin suara gue ya?" sewot Talia

"Maksud gue,gue kangen sama suara lo waktu nyanyi,sayangku cintaku." goda Fathan dengan cengirannya

"Sayang palelu,sana keluar,gue mau tidur,ngantuk."

"Baru jam 5 sore neng,kebo banget."

"Gue ga butuh ceramahan lo,sana ah,gue ngantuk."

"Iya bawelku,gue keluar. Muach."

"Jijik gue."

Tetesan hujan mulai berjatuhan lagi,di intip nya tetesan hujan yang mulai membasahi bumi melalui jendela yang berada di kamarnya. Talia terkejut, ia melihat nya, laki-laki yang sejak tadi memenuhi pikiran nya,kini berada tepat di bawah pohon itu. Menatap lurus kepadanya.

Dia berdiri di tengah-tengah hujan yang cukup deras dengan pakaian yang sama saat Talia bertemu dengannya waktu pulang sekolah tadi.
"Kenapa tuh orang, apa gue samperin aja ya, ah tapi ntar dikira sok kenal". Pikir Thalia

"Gue samperin aja deh".

Dengan langkah tergesa-gesa Talia menuruni puluhan tangga yang menuju lantai bawah. Ia mempercepat langkahnya ketika telah sampai dilantai bawah dan berdiri di depan pintu rumahnya.

Ia memperhatikan lelaki yan dibawah pohon itu dan lelaki itupun juga sebaliknya.

"Eh lo yang disana, ngapain hujan-hujanan sambil merhatiin rumah gue".

Lelaki itu tak membalas ucapan Talia dan malah menatapnya datar dan tetap berdiam diri tanpa merasa kedinginan karena derasnya hujan.

Namun Fathan muncul dari dalam rumah sambil mengira apa yang sedang dilakukan adiknya itu.

"Ngapain lo disini sambil teriak-teriak kaya orang gila".

Refleks, Talia berbalik dan melihat abangnya yang menatapnya bingung dengan tingkah Talia.

"Bisa nggk sih bang nggk ngagetin untung aja gue nggk jantungan"

"Elah gue nanya"

Talia pun berbalik dan Fathan mengikuti ke arah tatapan Talia, namun betapa terkejutnya Talia dan bagaimana mungkin seseorang itu menghilang lagi dan lagi tanpa disadari Talia. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya hari ini, apakah ia bisa melihat hantu, namun selama ini penglihannya baik-baik saja atau halusinasinya saja. Tak ada yang tau.

Never ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang