Chapter 5

42 12 10
                                    

"Orlando silahkan duduk di kursi kosong disamping Talia"

Cobaan apalagi ini!!!!!. Ucap Talia dalam hati.

Tak terasa waktu pulang telah tiba. Talia memasukkan segala peralatan sekolahnya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.

Saat melangkahkan kakinya keluar kelas tangan seseorang mencekal tangan Talia dan menghentikan langkahnya. Talia berbalik dan dengan tatapan tajamnya langsung melepaskan dengan kuat tangannya dari genggaman orang itu. Siapa lagi kalau bukan orang yang sangat dibenci Talia dan orang yang sangat ia harapkan enyah saja dari muka bumi ini.

"Ngapain lo??"

"Lo pulang bareng gue"

"Siapa lo nyuruh gue seenaknya"

"Segitu bencinya ya lo sama gue, Ta gue bener-bener minta maaf dan sungguh gue nyesel Ta"

"Gak, pergi lo dari hidup gue!!"

Talia langsung berbalik dan melangkahkan kakinya dengan cepat tak peduli dengan teriakan-teriakan Ando yang memanggilnya, ia sudah muak.

...

"Ngapain lo ngelamun gitu, kasian tuh makanan lo anggurin aja, mending buat gue" Canda Oliv

"Enak aja" sadar Talia

Mereka sedang bersantai di sebuah cafe untuk mengisi waktu luang dan sekedar bercanda.

Talia hanya menatap ke luar jendela mengacuhkam sahabatnya, entah memgapa hari ini dia sedang tidak mood ditambah hari yang sedang hujan dengan derasnya di luar.

"Eh gue balik duluan ya, nggk enak badan"

"Tapi kan diluar sedang hujan"

"Gue pengen cepet pulang, gue pergi dulu yaa, bye" sambil pergi berjalan ke luar cafe.

"Oke bye, Hati-hati Tal" ucap Oliv.

Talia sedang menunggu pesanan taksi nya datang di depan cafe. Tak menunggu lama taksi pun datang dan Talia melangkah menuju taksi. Namun saat akan membuka pintu taksi, seseorang mencekal tangannya dan membuat Talia terkejut.

"Siapa lo berani megang* tangan gue heh!!!!" marah Talia

Namun Talia merasa orang ini tidak asing baginya. Ia seperti pernah melihat tetapi...

"Lo kan yang gue liat waktu gue di halte dan lo ujan-ujanan, lo juga waktu itu ada di depan rumah gue kan?" Ingat Talia.

Lelaki itu menatap Talia dan tersenyum membuat Talia heran.

Flashback on

Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun sedang bermain dan bersepeda mengelilingi komplek bersama temannya yang lain. Anak itu sungguh riang hingga lupa berhati-hati dan menabrak seorang anak perempuan seusianya.

Anak perempuan itupun terjatuh dan mendapat luka di lutut dan sikunya. Anak laki-laki itu bingung apa yang harus ia lakukan sedangkan teman* nya kabur meninggalkannya. Anak perempuan itu menangis.

"Kamu bisa jalan?" ucap anak laki* itu.

"Sss..ssakitt" sambil menangis tersedu-sedu

Anak laki-laki itu menyampirkan tangan perempuan itu ke bahunya dan membantu sang anak perempuan berjalan dengan pelan hingga sampai ke rumahnya.

"Aduhh Talia.. Kamu kenapa nak" ucap seorang perempuan yang kemungkinan mama dari anak itu.

"Maaf tante, ini salah aku aku nggk hati* bersepeda jadi gini deh"

"Hmmm.. yaudah nggk ppa kamu kan nggak sengaja ayo masuk nak" mengajak anak laki-laki itu masuk

Flashback off

Tanpa banyak bicara, lelaki itu perlahan membawa Talia masuk ke dalam taksi.

Hening..

Tak ada yang memulai untuk berbicara. Talia merasa canggung dan harus berbuat apa lelaki ini sungguh misterius baginya.

"Martin Bastian" lelaki itu menyodorkan tangannya memberi salam kepada Talia.

"Ehh.., gue Talia, Talia Varsha" dengan memberanikan diri membalas salamnya.

"Nama yang cantik".

"Emm... Jadi maksud lo ini apa?"

"Maksud gue gimana?"

Talia menggaruk kepalanya yang tak gatal dan salah tingkah dengan apa yang diperbuatnya.

Lelaki itu tersenyum dengan tenangnya berkata "Gue cuman mau jadi temen lo, gimana?"

"Ehh.. Hahh? Lo kenal gue" ucap Talia linglung

"Nanti lo juga bakalan ingat"

"Belok kiri pak" ucap Martin
Martin mengarahkan ke rumah Talia dan di dalam perjalanan tak ada yang mulai berbicara lagi sibuk dengan pikiran masing*..


Never ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang