Chapter 4

49 16 6
                                    

Talia mengenali suara ini, suara yang telah lama tidak di dengar nya,suara yang sempat mengisi hari-hari nya dengan kebahagiaan,kesedihan,dan keharuan.

"Elo!!!!!!"

Cowok itu, Orlando pratama. Talia sangat terkejut, lelaki yang sangat ingin ia lupakan malah hadir lagi dalam kehidupan nya, lelaki yang sempat menghancurkan hari-hari nya telah kembali.

Flashback on

Terlihat seorang gadis cantik duduk di cafe dengan pacarnya dia adalah Talia varsha dan Orlando pratama. Mereka bertengkar, pertengkaran yang berbeda dari biasanya. Air mata Talia hampir menyeruak keluar namun berusaha ia tahan, pipinya memerah menahan amarah.

"Oooookkk ka....la...uuu iiiitu mau lo" ucap Talia tersendat-sendat. Air mata yang di tahan nya sedari tadi menyeruak keluar. Menciptakan atmosfer yang menyedihkan di sekeliling mereka.

"Aku minta maaf, Ta. Tapi ini yang terbaik buat kita" ucap Orlando meyakinkan Talia.

"Terbaik? Hehhh. Bukan buat gue tapi buat lo!!!!" ucap Talia sarkatik. Tak ada lagi air mata yang turun, suara Talia tak lagi tersendat-sendat seperti tadi. Ia menyerah. Talia tau pasti hubungan nya akan berakhir seperti ini,cepat atau lambat. Ia telah lama mendengar desas-desus tentang kedekatan Orlando dengan Deta, namun ia diam saja. Bahkan ia tau alasan Orlando ingin putus darinya.

Flashback off

Talia berdiri,dan mulai berjalan menjauhi lelaki yang sempat menjadi penyemangatnya, tapi sebuah tangan besar memegang pergelangan tangan nya.

"Lepas" ucap Talia datar dengan wajah datarnya. Ia tak ingin lagi terperangkap dengan perasaan cinta nya kepada Orlando,sudah cukup ia sakit selama ini.

"Gue minta maaf" ucap Orlando

"Buat?"

"Udah ninggalin lo demi Deta" lirih Orlando. Siapapun yang mendengarnya, pasti tau jika Orlando mengucapkan nya dengan tulus,namun seakan hati Talia terbuat dari batu, ia tak bereaksi apapun, wajah datar nya masih tetap disana.

"Gue nggk butuh maaf dari lo dan lepas tangan lo dari pergelangan tangan gue"

"Nggk"

"Lepas atau gue tampar" ancam Talia

"Silahkan" tantang Orlando

Plakk. Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Orlando. Perih, itu yang di rasakan Orlando di pipi kirinya sekarang. Tapi Orlando masih kokoh dengan pendirian nya,tak akan ia lepaskan tangan Talia sebelum gadis itu memaafkan nya.

"Lepasin" ucap Talia

"Nggk,kecuali lo maafin gue"

Buuggg. Ditendang Talia pusaka milik Orlando. Orlando tampak sangat kesakitan namun tak dihiraukan Talia, ia justru lari terbirit-birit meninggalkan Orlando.

"Tungguin gue, Ta" ucap Orlando.

Hhhh,sakit nya kerasa banget. Ucap Orlando dalam hati. Dengan memegangi pusaka yang di tendang Talia, Orlando mulai berjalan menuju toilet sekolah.

...

10 menit lagi bel berbunyi, Orlando mulai berjalan ke kantor kepala sekolah.

"Permisi pak, saya Orlando pratama, murid baru yang kemarin mendaftar" ucap Orlando sopan.

"Mari ikut bapak"

...

Di kelas, Talia menelungkupkan wajah nya sambil mendengarkan lagu.

"Ta bangun, bu Dina udah masuk" ucap Sherin sambil mengguncang tubuh Talia.

Talia menatap Sherin dengan tatapan andalan nya, datar.

"Datar banget neng, haha" goda Sherin

Pletak. Di jitak Talia dahi Sherin dengan keras.

"Sakiiiitttt Ta" eluh Sherin.
Talia menatap sherin sebentar lalu mengalihkan pandangan nya ke depan kelas.

"Mohon perhatian nya sebentar" ucap bu Dina tegas.

"Kita kedatangan murid baru, dia berasal dari Bekasi, silahkan perkenalkan dirimu" ucap bu Dina kepada murid baru

"Kenalin nama gue Orlando pratama" ucap murid baru. Suara yang di keluarkan Orlando begitu seksi. Serak namun sangat nyaman untuk di dengar.

"Wwwwwooooohhhhhh". Seketika kelas menjadi berisik, ada yang berteriak histeris dan ada juga berkomentar dengan pendapat masing-masing. Beberapa ada yang berkomentar positif namun ada juga yang negatif.

"DIAM" teriak bu Dina. Seketika kelas menjadi sepi. Teriakan yang terdengar tadi, kini tak ada lagi. Komentar yang memenuhi ruangan tersebut, tak ada lagi terdengar.

"Orlando silahkan duduk di kursi kosong disamping Talia"

Cobaan apalagi ini!!!!!. Ucap Talia dalam hati.

Never ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang