Tania's Pov
Bel istirahat pertama berbunyi
"Tan, kantin gak? Yuk, laper nih gue," ajak Dhea.
"Yuk, bentar gue beresin buku dulu."
"Yaelah ngapain diberesin nanti juga belajar lagi, ayo buruuuu," Dhea menarik tanganku paksa. Duh anak ini kalau udah laper makin cranky, nyebelin.
Seperti biasa di jam istirahat seperti ini pasti kantin sudah sangat ramai diisi anak-anak dari kelas X sampai XII.
"Yah kan keburu rame, Ketan lama sih tadiiii," dumel Uben memonyongkan bibirnya beberapa senti.
Dhea menarik dan mencubit bibir Uben, "deuh sist Uben jangan manyun gitu dong ah."
Aku, Sassya, dan Indira hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua. Ketika kami masih sibuk mencari bangku yang kosong, tiba-tiba saja Adrian menghampiri kami.
"Hey, lagi pada cari bangku ya?" tanya Adrian pada kami berlima, dan seperti biasa Uben langsung mengeluarkan keganjenanannya.
"Uuuhh iya nih Kak Adrian, penuh banget kantinnyaaaa," sahut Uben manja dan aku hanya menggelengkan kepala.
Adrian pun menanggapi sahutan Uben dengan gayanya yang sok cool itu. Lalu Adrian memajukan langkahnya untuk lebih dekat denganku.
Adrian tersenyum menatapku, "gabung sama temen-temen aku aja yuk Tania, dan semuanya juga boleh kok. Nanti biar aku suruh mereka pada berdiri, gimana?"
Sassya dan Uben menyenggol lengan kanan kiriku. "Udah buru bilang iya Ketaaaan," bisik Uben yang diikuti Sassya.
"I-iya Kak, makasih," dan Adrian tersenyum puas mendengar jawabanku barusan.
Benar katanya tadi, Adrian langsung menyuruh 5 temannya untuk berdiri agar bangku yang mereka duduki bisa untuk kami berlima. Adrian pun duduk tepat di sebelah kananku, sedangkan Indira di samping kiriku, dan Dhea, Uben, Sassya di depanku.
"Kamu mau makan apa Tan?" tanya Adrian lembut.
"Emmm, biar gue aja Kak yang pesen sendiri," jawabku sambil berdiri.
Sebelah tangan Adrian langsung memegang tanganku, "kamu duduk sini aja, biar aku yang pesenin. Pasti kamu mau siomay kan dan jus melon? Tunggu sini ya."
"Wuuu, pangeran cintaaaaaa," teriak Uben, Sassya, dan Dhea berbarengan membuat banyak mata melirik ke arah kami.
"Diem gak lu pada," umpatku kesal pada mereka tapi mereka semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika Adrian datang kembali ke maja ini sambil membawa sepiring siomay dan segelas jus melon. Adrian benar-benar cowok yang bisa mengambil hati cewek, tapi untung hal itu gak mempan buatku, sepertinya.
"Nih dimakan yaa. Kalian juga mau pesan apa? Pesan aja biar gue yang bayar," tanya Adrian ke teman-temanku lalu mereka berempat langsung ngacir memesan makanan.
Tinggal kami berdua di meja ini, dan aku merasa masih ada beberapa pasang mata yang menatap kami.
"Aku denger-denger kemaren kamu jalan sama Jingga ya?"
Dari mana dia tau?!
"Kok tau sih Kak?"
"Haha, bukan Adrian namanya kalau gak tau apa-apa. Ketua mading paling jutek satu sekolah jalan bareng sama junior baru yang banyak disukain senior, hemm jadi tanda tanya."
Disukain banyak senior? Itu maksudnya apa ya?!
"Kenapa begitu?"
"Yaaa semua orang di sekolah ini juga tau kalau Jingga gak punya temen deket selain Claretta, agak aneh aja tiba-tiba Jingga ngajak junior jalan bareng, weekend pula. But never mind, kamu mau gak jalan juga sama aku?" tanya Adrian masih menatapku sambil tersenyum dan membuatku langsung tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reminisce (Completed)
RomanceEsktra kulikuler basket lah yang mempertemukan mereka. Sebuah kisah di masa SMA yang akan menjadi kenangan nantinya. Cerita ini tentang kehidupan para remaja yang masih mencari jati diri, penuh ke-labil-an, dan senang bereksplorasi. Diksi yang...